ambil ciuman pertamanya. Ia lalu duduk di atas ranjang dan mengacak-ngacak rambutnya begitu liar, lalu ia mere
mpat
malam hari. Ia berfikir, tentang Jena yang sudah membuat masakan sederhana tapi begitu nikmat, tak rumit, dengan bahan sederh
meletakan gelas wine lalu menyanbar kunci
emen
a Jena terbuka perlahan, hembusan napas seseorang membu
i. Drew duduk bersandar di kepala ranjang kecil Jena, menatap wanita yang menatapnya bingung. Pandangan Drew
ng halus mulus. Jena diam, tatapannya terkunci dengan netra Drew yang begitu
angan kanannya sudah terselip di tengkuk Jena. Ibu jari Drew tangan kirinya membelai bibir Jena
a membuka mata dan menatap Drew. Kedua
ungkamnya dengan cumbuan lembut di bibir Jena. Jena diam, tak membalas, atau tepatnya,
ik Drew sensual. Jena mulai membalas, menyecap dan
tu terbuai. Jena reflek duduk dipangkuan Drew. Melingkarkan tangan di leher kokoh
at merasakan desiran itu. Usapan lembut tangan Drew menyusup ke punggung mulus Jena, memeluk erat pinggang ramping Jena dengan bibirn
bagaimana tidak. Jemari Drew sudah merayap ke kedua bukit kembar Jena yang t
hasrat begitu Jena rasakan. Jemari Drew semakin liar menyentuh semua sudut yang ada di tubuh bagian atas Jena, hingga pek
GH
u dan coba ia atur. Ia meringis, mengusap bokongnya yang kini, ia terjatuh di atas lantai. Kedua mata
diangka empat pagi. Jena tak akan bisa tertidur lagi, ia menuju ke sudut apartemennya, menyalakan alat pembuat kopi sederhana
emikirkan mu, huh?" Jena menunduk, memainkan k
*
b malam langganannya. Wanita yang sedang berada di atas tubuh Drew begitu kewalahan dengan bringas dan nafsu besar HOT Chef
beranjak dan menuju ke kamar mandi. Tak lama, Drew keluar sudah dengan
ekali kau mencariku, tamat riwayatmu." Ancam Drew. Pelacur itu
k itu. Sesampainya disamping pintu mobil. Air liurnya terasa penuh dimulutnya. Ia menginginkan makanan yang seperti dibuat Jena semalam. Drew kembali geram. Ia pun menghubungi salah satu orang kepercayaannya
ngabaikan kenyataan bahwa ia tau jika Maden menyukai dan mengagumi dirinya begitu luar biasa. H
pa aba-aba, mereka mengangkat tubuh langsing Jena dan membawa masuk ke dalam mobil. Jena teru
ara pria robot di dalam mobil itu. Dengan kawalan ketat, Jena berjalan dan masuk ke dalam lift. Hingga sampai di lantai yang dituju, pintu lift terbuka, t
Drew. Meninggalkan Jena dan Drew dalam keheningan. Drew menarik kasar
apa saja bahan yang kau gunakan." ucapnya sinis. Je
arus meminta ku memasak hal sepele seperti makanan semalam. Ck,
Drew sudah mengunci tubuh Jena hingga menempel di pintu kulkas. Jena meneguk ludahnya kasar. Harum wangi tu
eringai licik kembali diperlihatkan Drew, Jena mendorong kuat tubuh Drew ke belakang. Jena b
bahan apa yang kugunakan, cukup tetap diam. Atau ku sir
mata Drew menatap Jena begitu lekat, ia terhipnotis dengan raut wajah Jena yang menunjukan ketenangan. Jena begitu santai dan nyaman, seolah tak berfikir apapun saat memasak. Berbeda dengan Drew yang selalu b
huh?" Lirik Jena sambil tersenyum smirk. Drew berjalan menjauh
il terus memasak. Dan ia, lupa, jika harus memasak di