a Bandung ha
edua tangannya. Dia berjalan dari arah kasir menuju salah satu bangku kedai mini di lantai teratas sebuah gedung p
nama beken Company Grup. Sebuah perusahaan besar ya
lah kini Re
yang duduk di sebelahnya. Dia menyodorkan satu gelas minu
pakaian seksi di ponselnya dan memperlihatkannya pada Rey
lo ya paling begitu-begitu aja, nggak jauh-jauh dari selangkangan,
" Jelas Hardin dengan senyum nakal andalannya. Dia menyimpan pons
g kepala. Heran dengan laki-laki yan
g memiliki segala-galanya dalam hidup. Wajah tampan, harta melimpah,
saja membunuh Reyhan sekaligus men
akkan kaki di Kota Surabaya hanya demi mencari seseorang. Sejak saa
ah layaknya seorang saudara kembar yang seringkali menghabiskan waktu bersama baik itu di kantor atau tempat-tempat hang out lain. Jalinan pers
ua hari. Nggak lucukan kalo gue selaku CEO perusahaan nggak hadir? Jadi gue mau lo urus semu
cuma back up Pak Kamal doang di Bandung? Jadi minggu depan
enang aja. Keberadaan lo nggak
di sana," kali ini Reyhan berbicara dengan nada meminta belas kasihan. Meski
nti. Cewek masih banyak. Makanya lo cobain dulu, kalau lo udah tahu rasanya, lo pasti ketagihan. Lagian, lo mau sampe kapan sih menyandang sta
ngkel. Hardin memang paling bisa membuat Reyhan mat
. Hingga dia menganggap wanita itu sebagai barang koleksi yang dia pakai kalau butuh lalu simpan kalau sudah bosan. Pernah sesekali Reyhan bertanya kepada Hardin, mengapa Hardin tidak menikah saja? Tapi, Hardin hanya menjawab acuh tak acuh. S
ggak masuk. Pokoknya, lo harus stay di sini sampe ada instruksi lebih lanjut dar
harusnya bawahan selalu mengikuti perint
n kalengnya sambil sesekali m
n-postingan terbaru
orang wanita bernama Anggia. Wanita super narsis yang pernah Reyhan kenal. Dan ada satu cap
Fahri Reyhan Dharmadi. Tunggu kepulangan Gia dari Je
selalu ceria, jahil, bawel, galak tapi penakut. Tidak jauh beda dengan sang Kakak, Hardin. Meski ke dua kakak ber
ua, Reyhan cuma bisa t
*
sudah sembuh? Kenapa dibawa keluar) suara Tantri terdengar khawatir saat dilihatnya Usta
annya pegal-pegal kelamaan tidur di kamar) sahut Atiqah sambil terus mendorong Aki yang duduk di kur
h," (nggak usah repot
tiqah lagi. Dia menunjuk seorang laki-laki berkemeja Cardi
n," (iya itu Hard
(mari masuk) ajak
dia melongo di dalam sana, bingung harus berbuat apa, so, dia lebih memilih untuk menunggu di luar. Hal yang selalu Hardin lakukan setiap kali dirinya harus mengan
jar tentang agama mereka sendiri. Itulah yang sedang dilakukan ol
ak seorang wanita yang datang dari halaman samping sambil be
berlari karena tubuhnya ber
menggendong dan mencubit lembut pipi Fatia. Gemas. Dia mencium hidung Fatia satu kali. Hardin sangat
Fatia, sudah lebih dulu mengambil Fatia dari gendongan Hardin dan membawa balita itu masuk ke dalam rumah. Atiqah sempat menyuruhnya untuk
ponakannya yang bernama Katrina di halaman rumah me
annya yang tak sama sekali beralih d
itu duduk di bangku kayu memanjang di bawa
n dari gaya dan cara laki-laki itu menatapnya. Dan Katrina tidak suka. Meski dari cara laki-laki itu senyum dia terlihat seperti
i?" tanya Hardin den
sini." jawab Katrina si
ak salah. Dia menelusuri setiap jengkal tubuh Katrina dari ujung rambut hingga ujung kaki. Lalu dia tertawa. "Gue pikir, semua wanita di keluar
cara Hardin memandangi dirinya dan sekarang ditambah dengan ucapan Hardin yang diang
caranya yang terlihat kesal. Tapi dari raut wajahnya dia terlihat seolah me
i ini, liat lo disini, jadi wajarkan kalau gue kage
g kini duduk di sampingnya itu. Hingga akhirnya, Katrina pun lebih memilih untuk berlalu dari tempat itu. Meninggalkan Hardin yang
ik Hardin pelan h
h saat Aki dan Nini sedang
ina. Trina, sini sebentar, salam dulu sam
i satu persatu tamu tersebut. Sep
etan di stasiun saat dia baru menginjakkan kakinya di Bandung. Padahal kami di sini sudah berusaha mencarinya di Surabaya, kami
us hidup sendirian selama ini? Pasti kamu sangat
Jadi tidak kaget. Lihat saja sekarang, buktinya K
um simpatik. Mereka sangat