adi sepi sunyi. Tinggal barang-barang yang harus di bersihkan. Sementara itu kami sudah berada di dala
ulai percakapan dari mana. Dari semenjak kami selesai sholat da
begitu terus karena di antara kami tidak ada yang berani maju untuk membuka percakapa
rlahan tubuh itu menoleh dan menghadap ke arah ku. Dengan ce
ku melotot tak percaya. Apa
ak kaget karena sapaannya yang aneh itu. Dan entah kenapa hal itu membuat suasana di sekitar
buatku merinding disko. Apa
ni terus," ujarnya yang lebih berani dari pertama
ni adalah sebuah lukisan paling indah dan unik yang
r itu. Tapi, Mas Ibnu buru-buru berdehem seakan malu
walau memiliki jantung yang lemah akhir-akhir ini aku har
pilanku tanpa sehelai kerudung di kepala. Aku membuka ikat kepala mukenahku dan perlahan m
miku bergumam dan mengagungka
s Ibnu tak bergeming, lalu perlahan ia menggeleng dan mengusap wa
ri?" tanyanya yang membuat k
tak menghiraukan kerutan di keningku. Tersipu? Jelas, wanita mana yang tak tersipu di puji demikian
menghindar karena terkejut. Mas Ibnu tak marah, ia justru tersenyum dan mencoba lagi. Da
n. Apa harus aku berikan handbody agar wangi setidaknya sedikit? Canda saja, jangan di anggap serius. Ka
diri tak sanggup membayangkannya. Jadi, kemungkinan
yan
a
ahku, astaghfirullah, dari tadikah aku tid
memanggilku apa?
tup bibirku. Sungguh sangat menegangkan sekali i
rasanya aku terbuai dengar suaranya. Dan karena kebodohan apa ti
ak mampu menelannya. Tubuhku menegang karena akhirnu, merasakan apa yang pernah aku pikirkan sebelum menikah. Ya, ini rasa itu, rasa yang aku kira
terb
terl
jika saja aku tidak datang bulan di waktu yang tid
. Aku meminta maaf berkali-kali karena tida
empatan, lagi pula harusnya kita istirahat kan, maafkan aku jika te
at dagu ku. Ia gelengkan kep
edih seperti itu, aku tidak suka, ya?" larangn
capku sek
h. Bagaimana kalau sehabis kamu bersihkan diri, kita bercerita sebelum tidur?" usulnya. Aku mengangguk
hkan dulu, biar ka
nggu seb
, kembali aku me
*
a dengan suamiku, mempersiapkan pakaian koko dan sarung serta sajadah untuk sholat ke Masjid. Oh ya, ke
kmum di Masjid. Suami ku masuk ke dala
pakaian mu, Mas," ucapku semangat. T
kepalaku pelan untuk ia ke
ia kenakan. Lalu suamiku sekarang hanya pakai apa? Ih, kepo. Ya pakai b
. Dan aku baru tahu jika ternyata Ayah belum kembali ke r
k masa
anya melirikku saja dan mereka pun pergi ke Masjid bersama-sama. Aku harap Ay