di sini, Yin gak mau Bu, Yin gak mau tinggalin Ibu."Terryn yang baru s
pasar, mau sampai mana Ibu sanggup sekolahkan kamu Yin?" ibu Asih mengelus kepala putrinya, sebenarnya dia berat melepas Terryn untuk tinggal ber
ji yaa bakal
anya telpon Sayang, sekali
Imelda. Aluna sangat baik dan ramah kepada Terryn, mereka langsung akrab bahkan seperti kakak b
ki-laki yang lebih tua sedikit dari T
a anak ibu Asih," jaw
gadis berkepang dan berkacamata itu hanya
anya dia lagi dengan nada dingi
n terbata dan ragu m
ar lhoo di sekolah, nilainya yang tertinggi di kecamatan daerahnya," sambung ibu Imelda tib-ti
ak Ibu yang bungsu dia sekarang kelas t
an harap Deva mau temenin dia." Deva berlalu dengan waja
bawaanya, duuh ngidam apa siih dulu aku sampai anak
gung dan mencoba memahami s
nah melihat cewek culun itu tapi lupa di mana. Dia m
memang tidak bisa mengenali gadis itu dengan baik, karena kejadian terakhir bersama Terryn terjadi sangat cepat
nan wisata ke desa Terryn. Ibu Imelda adalah anak juragan perkebunan teh di mana banyak penduduk de
n ingin kembali ke kota hari itu juga. Jalanan sangat licin sehingga t
jan yang sangat deras. Terryn menyaksikan mobil yang keluarga Deva dalam keadaan rusak parah di bawah jura
ki-laki yang setengah sadar dan dalam keadaan terluka menggapai-gapai lemah ke arah Terryn. Terry melihatnya dan mencoba mengeluarkan an
wajah Deva pucat dengan luka di pelipisnya,
a untuk menaikkan Kakak ke atas. Aku tidak aka
long kami," ujar Deva la
lagi Kakak dan keluarga Kaka
apkan kalimat itu Deva rebah di pangkuan Terryn tak sadarkan diri. Te
emu denganmu lagi, walau sikapmu dingin dan kasar seperti itu." gumam Terryn pelan
ereka memiliki sejumlah asisten rumah tangga. Akan tetapi Terryn anak yang rajin dia tidak mau diam sa
mba Wati di sini. Non Terryn di kamar aja belajar kayak non Aluna atau apa s
makanan kesukaan ibu Imelda, kak Aluna dan Kak Deva, juga tahu apa yang mereka ti
dan tersenyum, mereka suka dengan si
luna." Bi Inah akhirnya menyerah pada sikap gigih Teryn yang selalu ingin membantu mereka. Selama majikannya tidak
meja makan saat makan malam. Deva pun terlihat lahap
rryn, katanya dia mau tahu masakan ke
mengangkat dua jempolnya, matanya melirik ke ara
asa cuek yaa? Es batu kalah dingin ini.'
segelas air lalu mengelap mulutnya dan meninggalkan meja makan. Terryn terkejut dan sege
kut kualat aja dia tuh sama aku kakaknya kalo mau judes-judes gitu hi hi hi...." Aluna
sibuk banget. Apalagi hotel Ibu sekarang sedang berkembang dan ramai-ramainya pengunjung jadi Ibu
kak Deva, bibi dan mba?" tanya Terryn sa
g temani aku ngobrol dan hhmmmh ... jago masak pula,
suka masakan saya." Terryn ter
ngungkapin sesuatu di dalam pikirannya dia. Sebenarnya dia mau bilang terima kasih tapi gengsi." Aluna setengah berbisik mengatakan kalimat tera
ya sebagai kode untuk tidak bersuara l
in, kalo ada perlu masuk ke ka
mengacungkan lengannya tanda semangat, Aluna me
piring tapi segera
non Aluna." Mba Wati merentangkan tangannya menghalangi Terryn masuk ke dapur. Terryn hanya mengangguk sambil tersenyum kecil kemudi