/0/2833/coverbig.jpg?v=a58f3b98d261cff564235692fa8f38f9)
Terryn dititipkan ibunya pada ibu Imelda untuk disekolahkan dan bisa ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ibunya Terryn dan ibu Imelda adalah sahabat dekat dulu sejak dari bangku sekolah, ibu Imelda adalah seorang pengusaha dengan hotel namun anaknya tidak ada yang berminat meneruskan usahanya. Aluna putri sulungnya memilih jadi dokter dan Deva putra bungsunya menjadi CEO perusahaan konstruksi yang dibangun bersama kedua rekannya. Terry harus menghadapi si putra bungsu yang sifatnya sombong, dingin dan keras kepala. Deva tidak pernah melihatnya sebagai adik, dia memperlakukan Terry seperti babu di rumahnya. Bahkan hingga Deva, Aluna dan Terryn tinggal di kota untuk bekerja Deva tetap memperlakukan Terryn hanya sebagai asisten rumah tangga. Sesuatu hal yang besar terjadi hingga membuat ibu Imelda memutuskan Deva dan Terryn dinikahkan. Meski dengan berat hati mereka menerima keputusan ibu Imelda. Terryn yang sebenarnya dari dulu cinta mati kepada Deva sangat bahagia dengan pernikahan itu tapi hati Deva yang lebih dingin dari salju sukar untuk disentuh Terryn. Tapi bukan cinta namanya jika tidak menghadirkan keajaiban disaat Deva mulai jatuh cinta pada Terryn, perempuan itu harus pergi selamanya dari kehidupan Deva.deva hanya mampu mengejarnya kembali dengan segala cara agar Terry bisa kembali padanya.
"Ibu yakin ingin menitipkan Yin sama ibu Imelda ? Ibu sendirian doong di sini, Yin gak mau Bu, Yin gak mau tinggalin Ibu."Terryn yang baru saja lulus SMP dengan nilai yang tertinggi merajuk dalam pelukan ibunya.
"Kamu mau gapai cita-cita kamu kan Yin? Almarhum bapakmu pasti senang jika kamu bisa melanjutkan sekolahmu yang tinggi. Ibu hanya penjual kue di pasar, mau sampai mana Ibu sanggup sekolahkan kamu Yin?" ibu Asih mengelus kepala putrinya, sebenarnya dia berat melepas Terryn untuk tinggal bersama sahabatnya itu tapi demi janjinya kepada almarhum suaminya untuk bisa menyekolahkan Terry ibu Asih memilih agar Terry tinggal bersama mereka.
"Tapi Ibu janji yaa bakal telpon Terryn."
Ibu Asih mengangguk, "Tak hanya telpon Sayang, sekali waktu Ibu akan jenguk kamu."
Seminggu setelah kelulusan ibu Imelda datang menjemput Terryn bersama Aluna , putri sulung Ibu Imelda. Aluna sangat baik dan ramah kepada Terryn, mereka langsung akrab bahkan seperti kakak beradik. Terryn merasa nyaman di rumah barunya hingga dia bertemu dengan anak laki-laki itu lagi.
"Siapa kamu?" tanya seorang remaja laki-laki yang lebih tua sedikit dari Terryn tapi masih lebih muda dari Aluna.
"Saya Terryn Kak, saya anak ibu Asih," jawab Terryn takut-takut.
Mata remaja pria itu menatap Terry tajam, gadis berkepang dan berkacamata itu hanya tertunduk tak berani mengangkat kepalanya.
"Ngapain kamu di rumah saya?" tanya dia lagi dengan nada dingin yang membuat Terryn merinding.
"Sa-saya ...," Terryn terbata dan ragu melanjutkan kalimatnya.
"Terryn akan tinggal di sini bersama kita, Mama akan menyekolahkannya. Terryn ini anaknya pintar lhoo di sekolah, nilainya yang tertinggi di kecamatan daerahnya," sambung ibu Imelda tib-tiba dan merengkuh bahu Terryn hangat. Terry senang ibu Imelda memperlakukannya sama dengan Aluna.
"Oh ya Terryn, perkenalkan ini Deva, anak Ibu yang bungsu dia sekarang kelas tiga SMU jadi kalian bisa satu sekolah."
"Apa Ma? Satu sekolah dengan anak cupu ini? Enggak! Jangan harap Deva mau temenin dia." Deva berlalu dengan wajah yang ketus. Ibu Imelda menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Maafkan Deva yaa Terryn, anak itu memang begitu pembawaanya, duuh ngidam apa siih dulu aku sampai anak itu jutek banget sama anak cewek. Ck ... ck ... ck."
Terryn hanya tersenyum canggung dan mencoba memahami sikap Deva yang seperti itu.
Di kamarnya Deva berpikir keras, sepertinya Deva pernah melihat cewek culun itu tapi lupa di mana. Dia merasa dekat tapi tidak bisa mengingatnya dengan baik.
'Bodo amat, mau kenal atau gak aku gak peduli.' Deva akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Deva memang tidak bisa mengenali gadis itu dengan baik, karena kejadian terakhir bersama Terryn terjadi sangat cepat di saat Deva sudah hampir hilang kesadarannya di suatu peristiwa yang tak akan pernah bisa terlupa oleh Terryn.
Saat itu Deva masih SMP kelas tiga dan Aluna kelas satu SMU, mereka sekeluarga sedang dalam perjalanan wisata ke desa Terryn. Ibu Imelda adalah anak juragan perkebunan teh di mana banyak penduduk desa yang bekerja di kebun yang sangat luas itu, termasuk orang tua Ibu Asih dan ayah Terryn sendiri.
Saat itu cuaca memang sedang tidak bagus dan ayah Deva tetap memaksakan ingin kembali ke kota hari itu juga. Jalanan sangat licin sehingga terjadi kecelakaan dan membuat mobil mereka terperosok ke dalam jurang.
Terryn saat itu masih kelas satu SMP dan baru pulang dari rumah kakeknya. Jalanan sangat sepi di tengah hujan yang sangat deras. Terryn menyaksikan mobil yang keluarga Deva dalam keadaan rusak parah di bawah jurang. Bergegas dia mencari ayah dan ibunya serta orang-orang kampung agar menolong mobil yang kecelakaan itu.
Bersama orang tuanya dan beberapa orang kampung Terryn yang pemberani menuruni jurang untuk melihat kondisi para korban. Seorang anak laki-laki yang setengah sadar dan dalam keadaan terluka menggapai-gapai lemah ke arah Terryn. Terry melihatnya dan mencoba mengeluarkan anak laki-laki itu dari mobilnya sementara yang lain menyelamatkan ibu Imelda, suaminya dan Aluna yang juga terluka dan tak sadarkan diri.
"Tolong jangan tinggalkan aku, aku takut...," wajah Deva pucat dengan luka di pelipisnya, Terryn membantunya untuk duduk di sebelahnya.
"Ayo Kak, duduk dulu disini, kita tunggu mereka untuk menaikkan Kakak ke atas. Aku tidak akan kemana-mana." Sahut Terryn menenangkan Deva.
"Terima kasih sudah menolong kami," ujar Deva lagi yang semakin melemah.
"Kakak yang sabar yaa sebentar lagi Kakak dan keluarga Kakak akan dibawa ke rumah sakit."
"Selamatkan terlebih dahulu mamaku dan kakakku Aluna." Setelah mengucapkan kalimat itu Deva rebah di pangkuan Terryn tak sadarkan diri. Terryn memanggil-manggil ayah dan ibunya agar Deva pun segera ditolong.
"Aku tak apa-apa jika kau tidak mengenaliku Kak Deva, aku senang akhirnya bisa bertemu denganmu lagi, walau sikapmu dingin dan kasar seperti itu." gumam Terryn pelan melihat Deva yang sedang bermain basket sendirian di halaman samping rumah mereka.
Tak ada yang meminta Terryn untuk mengerjakan pekerjaan rumah di kediaman keluarga ibu Imelda karena mereka memiliki sejumlah asisten rumah tangga. Akan tetapi Terryn anak yang rajin dia tidak mau diam saja, usai pulang sekolah dia membantu membersihkan rumah atau sekedar memasak di dapur bersama bi Inah.
"Aduuh Non Terryn, gak usah masuk ke dapur yaa, ini pekerjaan Bibi Inah dan mba Wati di sini. Non Terryn di kamar aja belajar kayak non Aluna atau apa saja." Bi Inah merasa tidak enak karena Terryn turut membantu pekerjaan mereka.
"Gak apa-apa Bi, saya suka kok, hitung-hitung Terryn belajar memasak dan bisa tahu makanan kesukaan ibu Imelda, kak Aluna dan Kak Deva, juga tahu apa yang mereka tidak suka." Terryn mengambil sayur yang ada di baskom kecil dan mulai menyianginya.
Bi Inah dan mba Wati saling pandang dan tersenyum, mereka suka dengan sikap rajin Terryn dan sopan santunnya.
"Baiklah, nanti Bibi ajari juga cara masak ikan kuah kuning kesukaan aden Deva dan udang asam manis kesukaan non Aluna." Bi Inah akhirnya menyerah pada sikap gigih Teryn yang selalu ingin membantu mereka. Selama majikannya tidak menegur atau memarahi mereka karena membiarkan Terryn turut mengerjakan pekerjaan rumah yang menjadi tugas mereka.
"Bi Inah, masakan kali ini enak banget," puji Aluna di meja makan saat makan malam. Deva pun terlihat lahap menyantap masakan ikan kuah kuning yang tersaji di meja.
"Semua masakan ini dibuat oleh non Terryn, katanya dia mau tahu masakan kesukaan Non Aluna, Den Deva juga ibu."
Terryn hanya tersenyum melihat ke arah Aluna yang mengangkat dua jempolnya, matanya melirik ke arah Deva yang hanya diam saja tanpa ekspresi apa pun.
'Yaa ampuuun ... orang ini memang luar biasa cuek yaa? Es batu kalah dingin ini.' Terryn membatin melihat sikap dingin Deva.
"Jangan ngeliatin orang kayak gitu, gak sopan tau!" tegur Deva dengan ketus, dia meminum segelas air lalu mengelap mulutnya dan meninggalkan meja makan. Terryn terkejut dan segera memalingkan wajahnya. Aluna tersenyum kecil melihat sikap Terryn yang lucu di matanya.
"Jangan ambil hati yaa, Deva emang gitu dari dulu, gak ada manis-manisnya sama cewe. Takut kualat aja dia tuh sama aku kakaknya kalo mau judes-judes gitu hi hi hi...." Aluna tertawa kecil karena Terryn semakin terlihat salah tingkah dan senyum Terryn yang lucu.
"Kamu pintar masak Yin, cuma sayang, kita bakal jarang banget makan malam sama mama, mama orangnya sibuk banget. Apalagi hotel Ibu sekarang sedang berkembang dan ramai-ramainya pengunjung jadi Ibu sering pulang malam." Aluna mengambil seporsi lagi udang asam manis yang dibuat Terryn tanpa nasi.
"Kak Aluna gak kesepian di rumah cuma sama kak Deva, bibi dan mba?" tanya Terryn sambil membereskan piring bekas makan mereka.
"Tadinya, tapi sekarang gak lagi karena ada kamu yang temani aku ngobrol dan hhmmmh ... jago masak pula, ini lebih enak dari buatan bi Inah," puji Aluna lagi.
"Terima kasih kalau Kak Aluna suka masakan saya." Terryn tersenyum dengan sikap baik Aluna.
"Deva juga suka tuh sama masakan kamu, dia makan lahap banget sampai nambah kayak gitu, biasanya cuma sekali makan aja. Dia orangnya susah banget ngungkapin sesuatu di dalam pikirannya dia. Sebenarnya dia mau bilang terima kasih tapi gengsi." Aluna setengah berbisik mengatakan kalimat terakhirnya. Deva yang sedang duduk di ruang tengah sambil memegang remot tivi sengaja mendehem agak keras, dia tahu kakaknya sedang membicarakannya.
Aluna menaruh telunjuk di depan bibirnya sebagai kode untuk tidak bersuara lagi, dan mereka berdua tertawa tertahan.
"Aku balik ke kamar dulu yaa Yin, kalo ada perlu masuk ke kamarku aja. Aku mau ujian besok."
"Baik Kak, yang semangat yaa belajarnya." Terryn mengacungkan lengannya tanda semangat, Aluna melakukan hal yang sama dan keduanya tertawa lagi.
Terryn ingin mencuci piring tapi segera dicegah oleh mba Wati.
"Duuuh ... jangan Non Terryn, tadi kan Non sudah masak jadi cuci piring bagiannya Mba yaa? Non Terryn juga harus belajar lhoo kayak non Aluna." Mba Wati merentangkan tangannya menghalangi Terryn masuk ke dapur. Terryn hanya mengangguk sambil tersenyum kecil kemudian balik badan menuju ke kamarnya. Dia juga baru ingat jika dia punya tugas pekerjaan rumah yang harus segera dikumpulkan besok pagi.
Kisah seorang anak yatim bernama Panji yang diasuh oleh Terryn dan Deva. Kebencian ibu Imelda nenek Sheira kepada Panji menular pada Sheira yang harus membuat Panji bertahan dan menjadi sosok yang tangguh. Kejadian yang menghebohkan terjadi dalam keluarga Danuarta dan hanya Panji yang sanggup menyelamatkan nama baik Deva Danuarta. Meskipun menerima perlakuan yang tidak layak oleh Sheira, jiwa besar dan kesabaran Panji membuatnya tetap bertahan sebagai menantu keluarga Danuarta. Hingga suatu hari kebenaran tentang Sheira terungkap terkait dengan kematian calon istri Panji. Sekali lagi Panji diuji dengan kepergian ibu angkatnya, dilemanya bersama Sheira serta kemunculan Indah, ibu kandungnya. Panji benar-benar harus bertahan di antara masa lalu dan masa depan.
Rein percaya jika ia sudah melenyapkan Hary suaminya dan akan menyerahkan diri pada Adrian seorang polisi sahabat lamanya. Namun, sesosok laki-laki datang mengaku sebagai Hary dengan perangai yang sangat berbeda dengan Hary yang Rein kenal. Ia memperlakukan Rein dengan sangat baik dan menghujani Rein dengan cinta dan kasih sayang. Jika benar Hary sudah tiada lalu siapa laki-laki yang bersama Rein saat ini? Ataukah Rein mengalami delusi? Hanya laki-laki itu yang bisa memiliki jawabannya.
Airin Zafira pengusaha sukses di bidang perhotelan menyimpan masa lalunya yang kelam dengan rapat. Bertahun pun berlalu dan wanita ini kini mempunyai seorang putri yang cantik dan cerdas menjelang dewasa bernama Sandrina Ayu Dewi. Sayangnya Sandrina tumbuh tanpa kasih sayang ibunya yang hangat, gadis itu diasuh oleh neneknya di luar negeri. Ketika gadis itu kembali ke tanah air di suatu malam dia berjumpa dengan seorang pria dewasa yang merupakan awal malapetaka bagi hidup mereka.
Pak Anwar Mahendra terbelit hutang yang banyak di rentenir dan harta terakhir yang dia punya hanya Ashiqa putri tunggalnya yang baru beranjak dewasa. Ashiqa menjadi incaran rentenir untuk dijadikan istri simpanannya, tak ada orang tua yang rela menghancurkan masa depan anaknya sendiri. Pak Anwar menemui Rama, seorang duda beranak satu kaya raya dan meminta tolong untuk menyelamatkan Ashiqa dengan cara menikahinya. Rama yang dulu pernah berhutang budi pada pak Anwar menyanggupinya. Ashiqa terkejut dan akhirnya terpaksa menikah dengan duda pilihan papanya. Akankah cinta akan bersemi diantara mereka atau Rama harus merelakan Ashiqa kelak dengan pilihan hati Ashiqa.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
"Jodoh itu rahasia Allah. Allah pertemukan kita pada orang yang salah pada awalnya dan mempertemukan kita dengan jodoh yang sesuai pada akhirnya. Itulah tanda Allah sayang pada hamba-Nya." Ini kisah tentang Sabrina. Seorang gadis yang selalu menyelipkan nama seseorang dalam doanya. Berharap bahwa nama itulah yang akan menjadi imamnya kelak. Namun takdir berkata lain saat sang ayah memintanya untuk menikah dengan seorang lelaki bernama Agam. Ya. Sabrina dan Agam. Dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal. Namun dipaksa saling mencintai karena sebuah ikatan yang bernama pernikahan. Pada akhirnya, bisakah Sabrina melupakan masa lalunya dan mulai mencintai Agam? ***** Kepoin instagram author juga : @iney_calysta
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"