img Ibu Pejabat di Balik Tirai  /  Bab 7 Perkenalan Ajudan Baru | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Perkenalan Ajudan Baru

Jumlah Kata:1278    |    Dirilis Pada: 15/04/2025

ah, seperti tirai tipis yang menutupi rahasia-rahasia kecil yang belum sempat menguap dari semalam. Burung-burung belum sepenuhnya

pukul 07.00. Jam itu warisan dari ayahnya, tak pernah rusak, namun selalu lima menit lebih lamba

hitam dengan emblem kecil di dada-simbol dari instansi tempat mereka bernaung. Keduanya baru saja direkomendasik

ama, dua latar belaka

bersih yang kontras dengan mata tajam dan rambut hitam bergelombang. Ia menginga

r dalam cahaya pagi yang samar. Matanya tenang, nyaris tak menunjukkan emosi, namun dari diamnya justru terpancar daya

an celana bahan abu-abu yang disetrika nyaris tanpa lipatan. Senyumnya khas-tenang namun penuh

dly, Heri. Silaka

h suhu udara di sekitar. Bu Siska. Istri sang pejabat, terkenal bukan hanya karena kecantikannya yang tak puda

ing dengan rok pensil hitam yang menonjolkan lekuk pinggang. Tak ada yang vulgar dari penampilannya, namun justru karen

uh perhitungan. Ia tersenyum, senyum yang menyimpan banyak mak

Semoga kalian bet

menunjukkan ketajaman yang sulit disembunyikan. Ia mengamati kedua pria muda itu dengan sorot mata yang menyimpan tanda tanya. An

hari ini, mereka akan bantu kita. Mereka akan bergantian naik shift setiap

bu kalau

ngguk, tapi masing-masing menangkap pesan di balik kata-kata itu. Bu Siska tersenyum lagi, kali

tu kali lagi. Suaranya pelan, namun

lum kalian dibawa keliling oleh Bi Inah,

dan berirama. Ruang tamu itu seperti panggung-didekorasi dengan citarasa Eropa klasik, namun ada sentuhan tropis dal

Heri memilih duduk sedikit menyamping, dekat rak buku. Ia membaca judul-judul di rak dengan cep

istri pejabat," gumamnya dalam hati. Tapi He

ya tajam, namun tidak menghakimi. Ia terbiasa memindai-menilai

tanya Bu Siska, nadanya ringan namun tak

oler kementerian," jawab Fadly dengan suara tenang

er

e Jakarta dua bulan lalu. Sebelum

amik Inggris, lembut dan sedikit hangat di tangan. Ia menyesap perlahan.

sesuatu berubah. Ibunya tersenyum terlalu lama hari ini. Ayahny

alik pintu-pintu tebal dan kaca patri yang menyaring cahaya pagi, sesuatu mulai bergerak perlahan. Bukan rahasia besar, bukan skandal ins

rdiri di depan pohon kamboja yang sedang berbunga. Bunga-bunga putihnya jatuh ke tanah,

. Tentang semua hal yang tak bisa dikata

h skandal besar, melainkan keheningan

ningan itu telah m

Siska dengan nada lembut. "Se

"malam nanti, setelah makan malam keluarga s

, dan hanya dibuka saat-saat tertentu. Bukan ruang kerja Pak Budi, bukan pula ruang kel

yapu wajah mereka satu per satu. "Terutama untuk urusan di dalam rumah dinas

an intensitas yang tak bisa diabaikan.

kan, pelan, sepe

rumah ini dari orang luar. Tapi juga da

ubuh mereka menyerap kata-kata itu seperti kain menyerap

n meng

wab mereka ha

erti senyum patung dalam galeri k

ampai nan

tidak tergesa, tidak lambat. Seperti w

ngan di dalam rumah menjadi lebih panjang dan lebih pekat. Seakan rumah itu sendiri menant

dampingi Pak Budi ke kantor kementerian. Sementara itu, Heri berkeliling rumdis di

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY