nya, diam-diam mengamati siluet tubuhnya yan
miliknya. Tapi pagi ini, di rumah yang baru, di posisi y
m tipis. "Bemper belakang yang masih bisa membuat laki-
enyadari bahwa dirinya sedang dilihat-meski hanya oleh dirinya sendiri. Kulitnya putih bersih, leher jenjangnya memantulkan cahaya mat
kirnya lirih, sambil menyibakkan rambut p
rawat. Bukan murah. Perawatan wajah dengan teknologi laser terbaru, pemutihan kulit, serum langka dari Swiss, dan nutrisi hormonal yang dibawa lang
Lembut dan licin seperti
batinnya, "tapi mungkin laki-laki
elinap masuk. Di luar, halaman belakang terlihat tenang. Kolam renang seperti kaca
m hati, "tempat baru... ru
ati, "adalah investasi. Adal
rlalu sunyi di siang hari. Terlalu ba
Hanya dirinya dan kaca ya
iling cermin. Cahaya hangat menyelimuti wajahnya. Ia mengambil seru
gumam Siska sambil merapikan rambut di depan cermin. Bisn
at - rahasia kulit
rang membeli bukan sekadar produk, tapi cit
rnama Lintang Perempuan-bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan wan
Di baliknya, hidupnya adalah panggung
satu, jendelanya menghadap taman belaka
gulung rapi di pojok, dan cermin besar memantulkan
pertama kali-bahwa suatu hari nanti, tubuhnya akan kembali digemb
erlihatkan lengkungan tubuhnya. Ia berdiri di depan cermin, berkeringat. Raka di belakangnya, membetulkan p
n cermin, mata itu me
nya sambil mengusap leher pelan. "Sebagai pelati
ang di atas matras, Raka mengarah
, "akan menjadi ruang pengak
k akan hanya menjadi tempat tinggal. Tapi menj
ayangannya sendiri menuju halaman belakang. Di sanalah kolam renang membenta
mar berenang, tapi karena kolam itu seperti ruang tak bersuara di mana wak
hitam pekat, potongannya sederhana tapi membentuk tubuhnya seperti ukiran marmer. Ia turun ke ai
, berdiri ses
ti setiap gerakan Siska di dalam air. Ada sinar yang tak bisa disembunyikan dar
dialog diam di
ahnya, membiarkan pundaknya muncul dari air, rambutnya basah terurai ke belakang, seperti wanita dalam luk
anya Siska dalam bayangannya
bahasa tubuh perempuan ini. Dan Siska tahu bahwa lelaki seperti Raka-yang su
lan. Tawa tipis yang hanya dipahami mereka yang tenga
. Tapi tak bersentuhan. Hanya ruang di antara kul
ki-laki lain yan
n mimpi. Wajah-wajah samar, suara napas yang
gusirnya. Ia jus
bayangan dirinya, "Kita lihat... s
nannya berbelok liar ke arah yang tak ia duga sebelumnya. Bukan tentang ajudan muda, bukan tentang tam
Ma
nya tirus, kulit tangannya gelap dan berserat. Tapi di balik sorot mata sur
pelan dalam hati,
arnya dalam batin sambil mengelus bahu
. Yang kehilangan istrinya dua tahun lalu. Yang setiap hari hanya duduk diam menunggu perintah. Siska membayangkan ekspresi wajah Mamat jika suatu h
iska selama lebih dari lima belas tahun. Lebih dari sekadar pembantu, ia adalah penyimpan
ara bergetar seperti anak muda yang baru pertama kali melihat pria telanjang, "semalam saya tidak sengaja li
arinya berhenti memutar gaga
rah padam. "Dan keras sekali... tegak seperti tiang ben
ibir atasnya yang merah. "Kalau begitu, kamu harus men
ya gemetar memegang baki. "Nggak
l yang nakal. "Kalau kamu tidak berani,
dang membersihkan mobil. Tubuh kurusnya membungkuk, tapi Siska me
ari-jarinya tanpa sadar menekan putingnya sendiri melalui kain ki
berlutut, lalu membuka kancing celananya perlahan. "Ayo, Pak. Tunj
mana kalau kau tancapkan aku di kursi ini? Kau bisa, kan?
Mamat... kau tidak tahu, kan, betapa basah-nya Bu Siska s