ana. "Ayo, kita ha
rong sempit itu, menyatu dengan bayangan malam. Pasir di bawah kaki mereka sedikit
bergeraklah ke koordinat 35.1789, 38.5168. Tim ekstraksi aka
a kilometer ke arah barat. Dengan musuh yang masih aktif di sekitar, mereka
elakangku,"
puing-puing bangunan yang roboh. Sesekali, lampu sorot dari pos militan meny
melihat dua kendaraan lapis baja mendekat, roda mereka menggilas pasir dengan suara yang menganca
na ke dalam sebuah lubang alami di tanah. Mereka merap
ereka. Cahaya nyaris menyentuh tempat persembuny
raan itu menjauh. Begitu keadaa
ara dentuman keras terdengar di kejauhan. Langit ma
rdengar tegang. "Kami diserang! Percepatan la
dak ada lagi waktu untuk bergerak perlahan. Napas mereka terenga
, baling-balingnya berputar kencang, pasir beterbangan di sekitarnya. Beberapa operat
ke arah pengejar. Beberapa dari mereka
ak salah satu operator
itu keduanya masuk, helikopter langsung lepas landas, meni
h-engah, matanya menatap Arya denga
nada serius. "Kita baru saja masuk ke
ng telah ia temukan, bukan hanya membahayakan diri
tembakan sporadis yang masih terdengar dari bawah. Cahaya di h
aranya penuh ketegangan. "Kita butuh jalur alter
api matanya tajam mengamati sekeliling. Ia menoleh ke Alana, ya
tanya masih menyiratkan keteg
lamatan biasa. Kami dapat informasi baru bahwa ada operasi yang lebih besar sedan
tajam. "Apa maksudnya? Apa
ngkap, aku sempat melihat sesuatu yang aneh di markas mereka. Ada data-data tentang pergerakan pasukan internasional di Timur Tengah dan beberapa
, ini bukan sekadar operasi penyanderaan.
kita punya masalah. Ada dua jet tempur musuh mendekat dari a
layar radar yang menunjukkan dua titik
i kita mencapai zo
pi mereka akan mengej
gangkat bahu. "Kita harus bertaru
i memaksanya untuk tetap bertahan. Helikopter bergetar saat
elakukan manuver tajam u
. "Persiapkan senjata. Ini a
kan meletus di dekat mereka. Alarm berbunyi
ru salah satu operator Del
sisi helikopter, mengokangnya dengan cekatan. "Aku aka
ha mengunci target. Helikopter kembali bermanuver, beru
et tempur yang mendekat. Cahaya dari ledakan di kejauhan menerangi kabin sesaat seb
i ini!" seru Arya sambil tetap menembak,
nuver darurat!" jawab pilot d
ilot menarik kontrol dengan cepat, membuat helikopter berbelok tajam ke kiri hingga hampir te
dalam lima detik!" suar
han mereka adalah menggunakan sistem flare untuk men
pi kecil terbang ke udara, menciptakan panas buatan yang cukup untuk mengecoh sistem p
mam Alana, masih beru
i, mereka tidak hanya menghadapi rudal, jet itu mulai memberondongkan tembakan dari kanon otomatisnya. P
in mulai kehilanga
bertahan di udara lebih lama lagi. Matanya bergerak ce
ke barat daya, tapi kita harus bert
enghantam bagian bawahnya. Lampu indikator menyala merah
kan melakukan pendarat
menukik turun ke arah daratan berbatu di bawah. Jet tempur masih ber
uk ke wilayah pertempur
suh yang memburu mereka. Salah satu jet musuh mencoba menghindar, tetapi t
mam Arya, matanya tetap fokus p
n keras terasa saat helikopter akhirnya menghantam tanah berbatu, membuat s
a dengan cepat, menoleh ke ar
ipun wajahnya pucat.
ri balik bebatuan, beberapa sosok bers
eriak, mengokang senapannya.