img Collateral Fate  /  Bab 5 Penghianat Dalam Bayangan | 22.73%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Penghianat Dalam Bayangan

Jumlah Kata:1304    |    Dirilis Pada: 16/03/2025

ang mereka tumpangi telah ditinggalkan beberapa kilometer di belakang, mesinnya hancur setelah terkena serangan roket dari musuh yang t

terus bekerja mencari jalan keluar. Di sebelahnya, Alana berusaha menyamai lang

menunjuk ke arah kelap-kelip lampu yang tampa

rlindungan. Tapi tetap waspada. Kita ti

musuh. Saat akhirnya mencapai desa kecil itu, mereka mendapati rumah-rumah kayu sederhana yang berjajar di

salah satu rumah, matanya penuh kewaspadaan saat melihat

ya butuh tempat beristirahat s

dengan curiga sebelum akhir

enatap mereka dengan rasa ingin tahu bercampur ketakutan. Salah seorang wanita membawa kain dan air untuk

elan, mencoba memberi senyum

bertahun-tahun sebagai tentara pasukan khusus, merasakan sesuatu yang tida

yangan samar di luar jendela, m

bereaksi. "Semua ora

, ter

amburan ke udara. Suara tembakan tiba-tiba menggema, membelah keheningan

teriak salah sat

kayu yang beterbangan. Dari balik asap dan kegelapan, sosok-sosok

a ini," desis Arya, mat

ngka akan ada serangan seperti ini. Namun, di sudut ruangan yang masih utuh, seorang pria yang tadi meny

" gera

elum dia sempat menarik pelatuk, suara tembakan lain terdengar lebih dulu, bukan dari musuh, melainkan dari salah satu

i!" teriaknya. "

emahami lebih lanjut. Musuh te

h musuh yang semakin mendekat. Tembakan dibalas dengan lebih banyak tembakan. Percikan api da

lakang desa, mungkin satu-satunya jalan k

r ke sungai," kat

erluka parah, menahan Arya. "Kalia

gan tajam. "Tidak a

lemparkan granat asap ke arah musuh untuk

da timnya untuk mundur ke sungai. Dalam gelapnya malam dan derasnya suara pertempuran,

dingin, Alana menoleh ke belakang, melihat

gumam Arya dengan suara ber

tara di belakang mereka, desa kecil itu menjadi saksi bisu dari

at, tetapi bahaya tak mengenal waktu. Nafas mereka terengah, tubuh menggigil, dan pikiran mereka berpu

an yang cukup lebat untuk dijadikan tempat berlindung sementara. Tapi seb

uk. Namun, yang muncul dari balik semak-semak bukan

dari radio terdengar, disusul k

kan ilusi yang diciptakan oleh kelelahan da

an wajah penuh lumpur dan luka goresan. "Kami mencari kalia

i yang lebih aman, sebuah tempat persembunyian yang telah dipersiapkan oleh tim cadangan. Di dalam bunker

uatu teras

. Beberapa terlihat terlalu santai, terlalu tenang seolah

lokasi kami?" tanyanya, suar

rhasil menangkap komunikasi musuh. Mereka menyebut ad

atu dalam sorot mata Sanders yang membua

iannya yang basah, mencuri pandang ke arah Arya. Dia juga m

tiap detail kecil, gerakan tangan, tatapan mata, cara mereka berbicara. Nalurinya, yang

mua tampak tenang, suara pelan dari radi

men

u pastikan semuanya be

h ke arah pemilik radio itu, sa

n g

, orang itu menyadari bahwa

lam

ebut senjatanya, tetapi pengkhianat itu lebih cepat,

lam sekejap. Alana menjerit dan merunduk ke belakang, sementar

ada yang bisa merespons, pengkhianat itu suda

akan membiarkannya

tan yang gelap menyulitkan pandangan, tetapi dia bisa

an napas, Arya mengangkat senjata

sebelum akhirnya diikuti bun

putus-putus. Pengkhianat itu menatapnya dengan mata dipenuhi ketak

mereka, Letnan," bisiknya sebelum napas t

yang dimaksud, tapi satu hal sudah jelas; musuh mereka a

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY