img Scarlet Regret  /  Bab 6 Crimson Chains | 11.76%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Crimson Chains

Jumlah Kata:1123    |    Dirilis Pada: 24/02/2025

ari posisi santainya, lalu menjatuhkan dirinya ke kursi kebesarannya dengan gerakan angkuh. Matanya yang t

ungging di bibir pria itu begitu matanya menangkap gambar-gambar yang terpampang jelas-seseorang yang babak belur, dipukuli tanpa ampun, tubuhnya

enuh ketegasan. Matanya tetap terpaku pada foto-foto di tangannya,

ercio tanpa ragu. "Sepertinya mereka b

mencerminkan pikirannya yang tengah bekerja. Pandangannya kosong, tetapi

a-benda itu?" tanya Abercio, nada suar

ibirnya sedikit tertarik ke atas. "Tentu saja," ucapnya perlahan, menikmati se

gelap meluncur dari bibirnya, memenuhi r

tidak lagi melaku

Matanya tetap terarah lurus ke depan, dingin dan penuh perhitu

ak ada yang benar-benar gratis dari seorang Adrik Abraham. Dan ketika pria itu akhirnya menoleh

i dirinya. "Terserah kau saja. Oh iya..." Ia menatap Adrik dengan s

h menahan sesuatu yang siap meledak. Abercio bisa melihatnya-gurat amarah yang membar

suaranya terdengar lebih tajam kali ini. Ada nada ta

mberi jawaban. Seolah pertanyaan itu hanyal

jutkan. Ia tahu, saat Adrik seperti ini

wa aura yang begitu menekan. Tanpa berkata apa-apa, ia berjalan menuj

angi jalannya. Pemandangan di luar sana-halaman luas dengan hamparan rumput yang terta

ak buahku mencarinya?" tawar A

tanya masih terpaku pada pemandangan di luar jend

mun sarat ancaman, ia akhirn

dengan sorot mata gelap yang membuat

, suaranya nyaris seperti bisikan maut. "Dan aku s

m bahagia, tetapi senyum yang penuh kebengisan. Senyum s

rik, tetapi ada sesuatu dalam sorot mata pria it

suara beratnya nyar

irkan tangannya di sak

lah alis. "Dan kau akan

penuh arti. Ia melangkah mendekati meja, jari-jarinya

akutan di matanya sebe

sekadar ancaman kosong. Jika Adrik sudah berbicara seperti ini,

tai, meskipun jauh di dalam pikirannya, ia bertanya-tanya siapa se

khirnya. "Tapi jangan buat kek

a kehangatan dalam suara itu. "Siapa

nasaran yang semakin mengusiknya. Tatapannya tetap tera

anya terdengar lebih hati-hati. "

dengan kebengisan-menghiasi wajahnya. Matanya yang tajam berkilat dingin saat ia

n sekaligus ancaman tersembunyi, ia menjawab, "Men

in. Abercio menelan ludah, menyadari b

ya terbelenggu rantai besi yang berat, begitu pula kakinya, membatasi setiap gerakannya. Setiap kali ia mencoba

ya. Ruangan ini begitu sempit, dindingnya terasa menekan, seolah ingin menelannya hidup-hidup. Udara

b yang lebih buruk dari mimpi terburuknya. Tubuhnya lelah, jiwanya

untuk sesaat-akan ada seseorang yang datang untuk membebaskanny

antui setiap sudut pikirannya. Adrik. Wajah dinginnya, senyumnya yang penuh

arik kursi yang terletak tepat di depan wanita itu. Kursi itu terdengar keras saat di

yang terbelenggu itu, dan menatapnya dengan

tanyanya, nadanya datar, tetapi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY