img Scarlet Regret  /  Bab 8 Hatred | 15.69%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Hatred

Jumlah Kata:1202    |    Dirilis Pada: 24/02/2025

?! Lepaskan aku! I AM

rahnya, menatapnya tajam. Namun, ia tidak peduli. Dadanya naik turun cepat, setiap tarikan napasnya penuh

ayshila tak lebih dari sekadar angin lalu. Bahkan ketika Kayshila berhasil menepis kasar tangan anak buahnya yang mencekal per

an yang begitu pekat hingga terasa seperti belati tajam yang siap menghunus pria itu kapan sa

ap ke telapak tangannya sendiri. Rahangnya mengeras, menun

ja, bajingan?" Suaranya penuh k

i di wajahnya, seolah kata-kata Kayshila ta

a kemarahan, ia menyuarakan sumpahnya, sumpah yang la

n membunuhmu denga

Wajahnya tanpa ekspresi, tak sedikit pun tergurat emosi, namun sorot matanya yang kelabu menancap tajam ke dalam iris coklat milik Kayshila. Diam. Ia

seperti sebelumnya. Bukan berarti ia menyerah. Tatapan tajamnya masih terkunci pada Adrik, menelusuri wajah tanpa belas kasihan itu

dari jangkauan matanya. Namun, saat ia mengarahkan pandangannya ke depan, kesadaran me

binatang, tanpa rasa malu, tanpa sedikit pun harga diri, melakukan perbuatan keji di hadapan banyak orang. Bau alkohol bercampu

ayaknya barang dagangan murah. Pemandangan itu membuat perut Kayshila bergejolak, tapi ia menahannya. Ia tak bole

berdebar kencang, tatapannya bergetar, dan napasnya mulai tersengal, seolah udara di sekitarnya mendadak ter

ah kamar. Pintu berderak tertutup di belakangnya, diiringi suara kunci yang diputar dari lu

ya menghantam pintu berkali-kali, menggebraknya dengan putus asa. Jari-jarinya

atanya bergerak liar, mencari celah, jalan keluar, apa pun! Dan saat

ti kaca di mansion bajingan itu. Percobaan pertama gagal. Kedua, retakan kecil muncul. Ketiga... d

habis. Kaca-kaca tajam masih menancap di bingkai jendela, dan saat ia menarik tubuhnya naik,

m pikirannya: Dia harus

lebih kuat daripada rasa sakit. Dengan napas tercekat dan tubuh yang penuh lecet, akhirnya dia berhasil keluar dari tempat yang penuh kegelapan itu, tepat saat seorang pria tu

Ternyata, cebo yang ia pesan itu kabur setelah menghancurkan kaca kamar.

ng VVIP. Di dalam ruangan itu, pria bertato besar, Cirillo, tampak asyik tertawa bersama beberap

kan sebuah pukulan keras tepat di wajah pria bertato tersebut. Seisi ruangan terdiam seketika, pa

rah menyala. "What the hell... Apa masalahmu?" tanyanya, m

dengan suara dingin, "Akulah yang seharusnya bertanya, sialan. Apa kau seda

yang tidak menunjukkan sedikit pun emosi. Wajah Adrik begi

nakannya!" Pria tua itu berteriak, amarahnya meleda

am, seketika menoleh tajam ke arah pria tua terse

ampiri, menatap pria itu dengan ekspresi yang jauh lebih dingin da

! Wanita sialan i

amar yang ditunjukkannya. Pemandangan yang menyambutn

enerkam, menatap kosong ke tembok yang terletak di hadapannya. Rahangnya mengeras, tangan kanannya me

" suara itu datang dengan nada k

enancap di dinding. Dengan gerakan lambat dan penuh penekanan, ia mengusapnya dengan jari

terdengar, namun Adrik

ita itu. Hid

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY