img Scarlet Regret  /  Bab 9 The captive's curse | 17.65%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 The captive's curse

Jumlah Kata:1015    |    Dirilis Pada: 24/02/2025

asa sesak, tapi dia tak peduli. Rasa haus yang mengeringkan tenggorokannya dia kesampingkan, begitu pula dengan nyeri yang menc

s mengalir. Dia sendirian. Tak ada yang bisa dimintai pertolongan, tak ada yang akan mencarinya. Di negeri asing ini, i

berteriak, meraung, melampiaskan keputusasaan yang menggigit jiwanya.

berlari, menuju ketidakpastian

ng tanpa satu pun yang b

kali menoleh ke belakang, memastikan diri

-turun seiring dengan tarik

yang terasa kaku. Tangisnya pecah, tubuhnya menggigil. Tatapannya jatuh k

diri untuk kembali melangkah. Namun, baru beberapa meter berja

cepat, berhenti mendad

erbalik dan berlari sekencang mungkin, tapi belum jau

knya, parau dan

nggelap. Kesadarannya

menciptakan bayangan samar di dinding. Dalam keheningan yang mencek

ranjang. Sepasang mata tajamnya mengunci pada sosok wani

erhenti tepat di dagunya. Napasnya terdengar teratur, t

diran pria itu di sisinya. Sesekali, kelopak matanya bergerak, seolah s

elarikan diri?" bisiknya nyaris tanpa sua

h wanita itu. Mata tajamnya menelusuri setiap lekuk wajah Kayshila, s

ulai menggeliat. Ali

h, tetapi matanya tetap terkunci pada

ng akan kau lakukan

buram. Ia mengerjap berulang kali, mencoba menyesuaikan d

ya lirih, tangannya refleks memegang pelipis, berharap rasa s

ncelos. Sebelah tangannya t

ngan tangan yang masih bebas, ia meraba selimut tebal yang melilit tubuh

enarik selimut

e

elalak, napa

pun yang membalut tubuh

jadi satu-satunya pelindungnya saat ini. Otaknya berusaha meng

ti, menelanjangi ketakutan yang mencengkeram dirinya. Dadanya naik turu

rinya seperti belati tajam. Suara teriakan, cengkraman kasar, dan r

ang bisa

alanya, memaksa ingatan itu kembali. Tapi nihil. Memori itu menguap, menghilan

menggeleng keras, menolak kenyataan yang pe

ni ia jaga dengan baik telah tereng

n sunyi. Tapi untuk apa? Tidak ada yang ak

wanita-wanita yang menjajakan tubuhny

an almarhum kedua orang tuanya melintas di benaknya. "Maafkan Ka

isakan. Tapi rasa sesak di dadanya semakin menusuk, s

Kelopak matanya terasa berat, tubuhnya lelah, dan tanp

at ia ter

da di dalam rua

tampak lebih famil

-rantai besi itu telah ke

uk melarikan diri. Keinginan untuk menerobos keluar begitu kuat, namun tubuhnya terhambat. Kedua kakinya

berjongkok, menatap tajam Kayshila seolah tengah menikmati penderitaannya. "Ternyata rantai-rantai ini l

ilat penuh kebencian. Bibir pucatnya membentuk lekukan tipis, hampir seperti senyuman penuh ejekan. "Benarkah?" ujarnya dengan n

"Apa kau pikir aku sudi meniduri wanita seperti

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY