agi merasa malu, Jeanne menarik tangan Alan dan memaksa pria itu untuk keluar dari ruanga
sepi. Dia memojokkan pria itu ke dinding lalu berbicara dengan nada
ngapain masih lo terima, sih! Bikin suasananya j
yang akan memecat pegawainya tanpa alasan jelas-semisal karena seorang
eanne hengkang dari perusahaan cabang, bukannya malah mend
wajah datar tanpa merasa bersalah sedikit pun. "Lagian malam ini gu
kita-kita mana ada yang berani keliaran di kelab? Lihat muka sit
wajahnya sendiri. "Perasaan muka gue masih ganteng, J
agian lo ngapain di ruangan kerja gue? Nggak biasanya CEO bisa mondar-man
direktur pemasaran. Dia udah bikin janji sama gue, tapi tiba-tiba a
a matanya. "Dia nggak a
riu
abis itu dia keluar, gue nggak tahu dia pergi ke mana. Yang jela
umam dengan tatapan ya
ng lo mau ngelamar anak perawannya setelah ga
itu juga sampai mau nikahin bocah SMP. Lagian
di waktu kenalan sama gue, dia sempat nawarin anak sulungnya yang baru mau
adiin mantu? Masih waras itu om-om satu!" decak A
wek cantik kayak gue gi
n mual saat Jeanne mengatakan
ama-sama, mereka bisa disebut sebagai rekan atau teman. Walaupun tidak begitu dekat karena mereka lebih s
hari ini?" tan
i kantor cabang. Namun, keberadaan Jeanne di sini jelas bu
Lo nggak percaya kalau kerjaan gue selama ini bagus, makanya
yang terasa pusing. "Mungkin udah ada beberapa perubahan
ketinggalan berita tentang perusahaannya, ini benar-benar sesuatu sekali. Memang
sama sekali tidak ingin mencampuri pekerj
kalian emang mau ke kelab, gue bisa pinjemi
tatapan tidak percaya. Sumpah si Alan
sana, jadi sekalian aja kalau lo sama anak-anak lain mau pergi
aimanapun juga dia cewek matre. Dia cukup penasaran berapa gaji Alan sebagai CEO kantor pusat yang besar ini t
ne memang benar limited edition. Cantik, punya mulut pedas, blak-blakan dan anti manipulatif. Cewek sepertinya t
ng menerimanya dengan senyum lebar di bibirnya. "Masuknya ntar sama gue, biar cepe
Gue kan nggak pernah bawa sen
ya. "Kalau gitu gue balik dulu, masi
lidah, mengejek Alan yang hanya melambaikan
a saja berhenti dan berteriak dengan keras. "Oh ya gue lupa bil
erlihat mengkilap dan agak berbeda dari kartu kelab pada umumnya
lan yang saat itu sedang tertawa sebelum sosoknya
ari Jeanne dan memberikan card-nya, karena d
a uang. Dia suka gaji yang besar. Lalu saat
ing kartu itu ke lantai, tapi kemudian dia me