ngout sama CEO da
ak modelan Alan yang selalu memasang wajah datar layaknya mau ngajak pera
dak mau mengajaknya bicara. Garing banget ngajak ngomong si Alan i
k joget-joget di lantai dansa. Sisanya pamit pulang karena sudah kangen anak istrinya. Jeanne mau
as alkohol di depannya. Memang bukan hanya Alan saja yang melakukan hal seperti itu,
a cuma-cuma oleh pihak kelab. Harga card yang mahal itu sudah sepaket dengan minumannya yang harganya maha
enak juga kalau teman-teman barunya di kantor mendengar sapaannya pada Alan. Apalagi d
ir dengan CEO di kantor mereka. Jeanne akhirnya bisa menjelaskan pada teman-temannya soal asal muasal perkenalannya d
nunjukkan sedikit pun ekspresi. "Eng
irian. "Kenapa nyuruh gue turun? Lo mau cosplay jadi sad boy di sini, ya? Eh salah," Jeanne men
yang langsung mengernyit memandanginya. "Dari tadi lo nggak minum, nggak ikutan turun juga. Kalau lo mau sok
disambut malam ini, dia menjadi layaknya sosok pemilik acara tersebut. Apa
ya dia juga yang akan membayarnya. Alhasil sebagai pemilik acara itu, dia harus
Saat semua teman-temannya sudah pulang. Karena dia mau menjadi pe
rbicara sembari menyodorkan gelasnya yang terisi penuh minuman beralkohol yang sejak t
atanya. "Seriusan lo jago
alaupun setelahnya dia berhasil berubah. Namun dia kembali mengulangi fase it
n pekerjaannya yang terlalu banyak membuat Alan belum bisa merealisasikan keinginan. Hingga
h jadi langganan di tempat ini, kan?" tanya Jeanne dengan nada suaranya yang begitu khas.
hun lalu, sebelum gue pac
isa saat sedang bersamanya. Apalagi sampai mengenang kembali perjalanan hidupnya bersama sang mantan pacar.
i tempo hari? Kenapa dia bisa move-on sece
g ke sini juga?
ini sekali pakai kartu itu, itu pun sebelum gue ketemu sama Risa lagi." Alan te
lo nggak selingkuh, dia pasti masih aman sama lo sekar
juga. Walaupun hubungan mereka masih baik sekarang, teramat baik malahan, tap
tu itu gue lagi digodain cewek lain, gue lagi dalam fase butuh seseorang di
i dan melakukannya, mungkin hubungan mereka sampai sekarang masih baik-ba
s berat. Tepat saat Je
yata punya fase kayak gitu atau
"Mungkin cuma gue do
ya lo nggak pernah ngizinin
a yang mengizinkan Risa pergi dari sisinya. Terlebih alasan keper
kah sama Alva, lagi hamil juga. Jadi lo nggak mungkin n
ue cuma berharap, kali ini dia bisa bahagia, lebi
, menyimpan pedihnya ditinggalkan, karena dia tahu semua itu salahnya sendiri. Dia sudah menyesalinya. Dia sudah merelak
cari yang deket aja, jangan cari yang jauh sampai LDR-an gitu lagi. Lo tipe yang nggak kuat ditingg
itu dari Jeanne. "Cari yang kayak lo gini, ya?
aneh. "Jangan bilang selera cew
lebih suka cewek yang tenang, dewasa, dan perhatian
mbil gelas yang disodorkan Alan sebelumnya dan mulai meminum isinya. "Te
dia udah
?!" Kemudian dia meminum lagi minuman di gelas itu, karena
s nyuruh gue tanggung jawab dan nikah
au dia telan dan menatap Alan dengan tatapa
gak ngerti cara pakai pengaman aja!" Alan memutar
kayak lo masa nggak ngerti pengam
kena serangan jantung jika Alan benar-benar sudah men
hu dia tidur sama siapa aja selain sama lo?
setiap malam juga tidur sama dia. Cuma tiga kali, jarak pertama dan kedua lebih dari sebulan. Yang k
itu. Makanya lo langsung pecat
dia tidur sama siapa aja, juga uang
kan. "Jahat banget lo sumpah! Sam
ai buat aborsi itu urusan dia. Gue cuma kasih jalan keluar, kalau masa
nggak macam-macam sama lo abis ini, deh
a seperti itu seperti dia tidak pernah macam-macam dengan Alan
lan merasa masih bisa memakluminya, karena mem
s. Dia terlalu terbuka dan naif. Dia tidak berniat membohongi siapa pun. Bahkan jika dia
an saja. Alasan itulah yang membuat Alan bisa tenang dan santai k
akan sanggup melakukannya. Dia benar-benar sosok tem
seseorang untuk menenangk