iraukan, dan memasuki gerbang dengan memakai tas ransel milikku yang berwarna kuning, terlalu
akan putus. Kupastikan itu. Aku menyikutnya dengan tak senang. Malas sebenarnya berurusan dengan
i ramai-ramai seru kali ya." ujar cowok yang kuingat saat merok
ahan lenganku, yang mana itu adalah bekas aku mencoret diriku, dan saat lu
emakin mencengkram kuat lenganku, membuat seragam itu pe
bil memegang miliknya. Kulihat matanya, menatapku dengan amarah yang besar. D
hku. Tiba-tiba tubuhku terasa kaku, walau aku juga sudah
ni cewek, gila Lo. An
h tak terima. Sebenarnya aku sudah merasa ketakutan sekarang. Kulihat keadaan sekeliling
detak jantungku. Cowok itu langsung berlari ke arahku, tapi ditahan oleh teman-temannya. Jika di bera
cowok itu. Nyaliku langsung menciut, setelah ini aku akan merasa
ujar cowok yang menolongku tempo hari. Aku hanya mem
gal mainnya perek
ng dia hanya anak mami yang masih
Malah, para cowok-cowok yang berisi tiga orang s
mpa dia tolong menghindar. Dia benar-benar bahaya, dan an
m dan menatap cowok yang sedang memasukan tangan
apa aku harus takut? Kalau dia beneran, berati dia banci." cowo
dia menghindar. Kalau bisa, ke kantin atau ke s
apor g
mengacak rambutnya. Aku hanya be
apa namanya?" aku memicingkan mataku ke arah
ng dan tersenyum. Entah kenapa, melihat senyumannya ad
hanya mengangguk. Cowok itu mengacak ram
a nam
nya pen
ngusik harga diri seorang Jovan. Jadi kalau ada dia, sembunyi. Mengerti?" tanya
tangannya, melihat senyumannya dan juga
hanya menatapnya polos. Ak
Geisha sudah turun di deoan gedung sekolahnya. Mama pun turun dan menciumi Meisha di seluruh wajahnya dan mencium anak
bahkan mengantar Meisha hingga ke dalam. Aku hanya memandang keluargaku
melewati depanku. Mungkin ia mengira aku pacaran, karena masih berdiri dengan cowok i
jalan ke arahku. Aku memandang Mama dengan was-was. Akankah hari ini aka
tahu, nada suaranya tak senang sama s
nti, bertahap mainnya sampai bayar mahal. Sekali ngangkang 70 juta. Gimana? Aku punya banyak kenalan." aku hanya memanda
itakdirkan untuk