musibah bagiku. Maka, itu berlaku itu ber
ku dijauhi. Hanya para laki-laki di sekolah yang terang-teran
yang ada pada tubuhku. Aku hanya ingin biasa aja, diterima keluargaku dan m
g-orang di luar yang mempunyai teman masing-masing dan membe
di atas papan tulis bergambar president sedang tersenyum. Pak
rempuan yang memandangku tak suka, iri, bahkan ada yang jijik. Entah apa masalahnya. Jika sudah sepi kantin dan guru sudah masuk ke dalam kelas, aku akan pura-pura ke toilet sekali
ahun, jika kalian mempertanyakan kehidupan berat yang aku jalani dengan usia semudah ini. Meisha baru kelas tujuh. Dan kami seperti bukan saudar
ajan, dan dari sana aku bisa berhemat untuk jajan dan kebutuhan sekolah me
o-Nano. Jadi ... aku satu gedung bersama
isikku lebih unggul dari mereka semua. Di rumah, Meisha akan berkelakuan seperti anak TK dan dimanja sedemikian rupa. Jika di sekolah, ia akan berteman dengan k
di kelas." ujar Meisha meman
Crush lo si Jovan pun." sindir Meti. Aku sering menyebutnya jambu mete, buah kesukaan monye
kebal orang menyebutku kata itu. Padahal aku tidak melakukan apa-apa. Hanya karena kelebihan fisik dan semu
k bisa menyiapkan sarapan untukku. Pertama, Mama akan sibuk menyiapkan sarapan di dapur, jika aku di dapur Mama akan mengamuk dan membuat yang lain gagal sar
bersyukur sekelas
ol. Jikapun, aku tahu jawabannya aku memilih diam, karena akan mengundang semua perhatian. Padahal, aku benci semua mata tertuju padaku. Aku tak
___________
ti dengan buru-buru karena gurunya sudah masuk dan giliran aku keluar. Walau h
u sudah masuk, masih ada siswa bandel
m khasnya SMA. Oh, anak gedung sebelah. Aku hanya menunduk, tak ingi
ikong bisa menjual rokok di sekolah. Apa tidak ketahuan guru? Tapi, sejak awal aku malas berurusan
langsung menelan roti itu bulat-bulat. Apa katanya? Bodat? Baling-baling bambu? Aku tahu siapa
hat sekitar lima orang remaja laki-laki memandangiku. Seperti makhluk visual yang lain, semuanya pasti ter
ing. Cowok yang bersedekah dada memandangku lekat, kulihat jakunnya naik turun.
embuskan rokoknya. Akhirnya, aku harus
n, sambil menunduk. Tak ingin b
menatap cowok yang sedang me
asuk kelas.
mudah itu
pipiku. Aku menepisnya. Aku boleh dika
." mami cowok itu. Aku tak ge
ng menatapku dalam tiba-tiba menarik
aki-laki itu memeluk lenganku dan meremas le
sih." ujar
u tersenyum begitu manis, dan men
ngnya menjauh dan sadar,