sini?" tanya
las pertanyaan Mo
dengan menirukan macan yang ingin mencabik mangsanya. Mouza menolak tegas, dia memilih
ka satu kali penolakan nambah satu bulan," kata Rendi mengancam. Tentu Mouza tak ma
aja buat aturan"
aku! jadi memang sudah kewajibmu menebus s
buat aturan semaunya saja. Rendi tersenyum tidak acuh sambil
k membuat Pak Tarigan, Rizal dan Rini yang sudah sampai sejak tadi tersentak. Mereka menoleh ke sumber suara, benar saja,
a jadi ojek gratis untuk seorang Mouza, gadis biasa, yang hanya bekerja sebagai operator di pom bensin. Sebagaimana rumor yang beredar, w
mbolak-balikkan tubuh Mouza, memastikan tidak ada
Sedang Pak Tarigan dan Rizal mendengarkan dengan se
bil berjalan ke loker penyimpanan barang. Mereka, R
.. Kau.. nggak di ituinya?" tanya Rini
lian, nggaklah,
itu 'kan berandalan, kami cuma khawatir aja," jel
"Aku nggak apa-apa, terima kasih kalian udah
i lagi memastikan, Mou
mi semalam mikiri kau, iya 'kan Zal?"kata P
menghangat. Ternyata teman-te
ik aja" ucap Mouza yang diaminkan
za apapun pekerjaannya, selama disyukuri dan dinikmati akan terasa nikmat
i banding harus kerja ke kota Medan yang belum tentu menja
m yang melingkar di tangannya, waktu pergantian shift tinggal
yukurlah," ucap M
kali ini Rend
za tetap tidak melihat
g. Nomor tanpa nama memanggil. " Siapa pulak lagi ini?" gumam M
la nelpon nomorku ini" kat
an perempuan yang hendak ditipunya malam itu adalah orang yang sama. Rendi jadi panik s
nggeleng
u selain aku," kata rend
eda motornya, saat Rendi tib
au coba kabur kau
t menatap Rendi
tiba-tiba macam hantu" lirihnya pelan
yang sudah standby
ensin kau 'kan? udah kubilang, udahlah buat apa
kali dia ngangkrak disini, udah jelek, di pampang pulak disini pulaklah berhari-hari, diki
macam mama tiri cub
lek kek gini, hasil keringat sendiri ini,"
s dari cubitan Mouza tadi. Hatinya tertampa
ngah menodong orang tuanya. Ada segumpal daging yang merasa tercubit di dalam sana. Mouza gadis mungil bertubuh ramping itu dengan perkasa
tadi ketawa sekarang diam" ucap M
anyak kali bacotm
bengong, dia pulak yang n
apan Mouza. Entah sihir apa yang ada dalam diri Mouza, setiap perkataan Mouza seperti menghipnotis pikir
eringat
arik dengan kehidupan kelamnya. Dia mengantar Mouza hanya sampa
ggunakan uang kantong ya
yang aneh, dia merasa tidak me
elajukan sepeda motornya menuju Rumah. Dia ingin segera sampai di rumah
pikirannya mengarah ke Rendi. Otaknya sibu