berputar-puta
tor SPBU dengan gadis yang di teleponnya kemarin. Dia merasa ada k
ng lurus, dan wangi parfum sederhana yang masih menempel di ingatannya. Bagaimana mungkin dalam satu waktu Re
kali dia tak menghuni rumah di jam segini. Biasanya, dia sudah keluar dari ru
r ponselnya sesekali dan mengabaikannya. Dunia gelapnya kini tidak memiliki daya tarik di hatinya. Mak
h ke dapur yang hanya sesekali di kunjunginya. Dia mengubrak-abrik lemari tem
iak mencari keberadaan wani
mar, ruang keluar
k ini," dia ber
rcengkrama di teras belakang r
anak kecil. Mamanya Rendi, Ibu Fatma merasa terkejut melihat Rendi berada di rumah j
as,"gumam
h! aku lapar Mak, ke
Rendi menjadi anak nakal karena didikan yang salah dari dia dan suaminya. Fatma terlalu memanjakannya. Anak s
jarang terjerat kasus kriminal. Ayahnya selalu membelanya hingga kini. Ayah Rendi takka
jera, begitu niat hatinya. Suaminya, yang akrab di panggil Pak Dame tidak setuju. Anakku cuma sa
n Bu Fatma dan Pak Dame. Jika waktunya telah tiba, maka mereka akan
kepada Sang Maha Pembolak-balik hati, agar menunju
membuyarkan l
aget aja," kata Fatma s
" Bibir Rendi menyerucut, dia memang
ju dapur, Rendi mengek
cinta?" tanya Rendi sembari m
adan dan menatap a
b Bu fatma sam
ma?" Rendi bertanya lagi dengan antusias. Dia m
senyum melihat tin
um-senyum." Rendi nampak tak s
menoel hidung m
h cinta ru
anya malah balek nan
bali menerawang awal mula dia bertemu Pak Dame suaminya. Pak Dame yang
ni di Ibu Kota Jakarta, sedangkan Fatma
oleh preman di terminal, dengan sigap Dame
emuda tampan berwajah tegas itu, cintanya juga tidak mulus berjalan hi
ni, mau di kasih makan apa anakku? Asap mobil?' itu kata hinaan yang membangkitkan sema
ri kampungnya Berastagi dan banyak hal yang dilakukan tanpa lelah. Fatma yan
uh. Dame memboyong Fatma pulang ke kampungnya di Medan, disinilah mereka kembali memulai usaha, bahkan usaha m
penantian. Segala upaya dilakukan hingga jalan pasrah menjadi pilihan terakhir. Tuhan begitu mencintai kegigihan hati Fatma ya
jung salah didik. Rendi sudah lulus sarjana sejak dua tahun lalu, tapi , dia
menemukan jawaban yang sama dengan yang dia rasakan. Dia teringat temann
hapal seluk beluk rumah ini, dia nyelonong masuk tanpa permisi dan langsung menuju kamar Rendi. Rendi yang tengah a
, tekejot kali aku." R
anak ini kutengok." Ucok me
ap salam, main nyosor a
pala kau iya, makanya kek kurang waras kutengok kau." Uc
i bah," kata U
natau butuh minum kau," Rendi memonyongkan mulutny
gan sahabatnya itu. Biasanya sekalipun di larang, Rendi tetap menyembunyikan sebotol atau dua botol min
pakmu kau?" Ucok menatap Rendi dengan wajah serius. Masalahnya lebih berbahaya jika Ayah Rend
Dia juga tak yakin manusia di depannya itu mampu member
hnya kau ja
utnya reflek. Dia tak menyangka Rendi lelaki yan
r yang menempel di bib
ak salah makan kau 'kan?
, Cok!" ujar
ini Ucok duduk menghadap Rendi. Dia ingin memastikan sesuatu hal buruk merusak kejiwaan temann
a mengangg
nggak datang nongki sam
emuda biasa yang lebih baik untuk orang tuanya. Tapi, dunia miras lebih mengasikkan untuk
mengabaikan mereka karena perempuan. Rendi mengingkari thema
to hidup mere
itu hanya sekedar peleng
ana cara berkenalan dengan gadis itu, bagaimana cara mem