an mata yang sedikit berkaca. Mereka tidak berbicara, hanya saling menatap dalam kehe
irnya pecah, lirih. Ada kekosongan yang mendalam da
sa aku lewatkan." Dia menggerakkan tangannya, seakan mencoba mengungkapkan semua perasaannya
u. Aku tahu ini untuk kebaikan kita juga," jawabnya, suara sedikit b
ayang. "Aku janji, Nay. Aku nggak akan pernah berubah. Hati ini hanya untuk kamu,
itu nggak gampang, Adrian. Kita bisa saling rindu, tapi kita juga
ggu kita. Aku akan kembali, kok. Cuma... sabar sedikit lagi.
menggenggamnya erat. "Kita akan melew
. "Aku juga... aku janji, Adrian. Aku akan tungg
tubuh dan mencium kening Naya dengan lembut. "Aku nggak bisa janji kalau kita nggak
lalu mengangguk. "Aku percaya
seakan ada beban yang menekan dadanya. Saat dia menoleh untuk terakhir kali, Naya masih berdiri di sana, meny
ngan pelan. "Sampai jumpa, Adrian. Jaga hati
ya dengan penuh arti. "Sampai jumpa, Nay. Hati
keramaian bandara, meninggalkan Naya yang masih berdiri d
minggu ke
enar melihatnya. Pikirannya jauh. Ia merindukan suara Adrian, w
ergetar. Sebuah pes
erjaan lebih berat dari yang aku kira, tapi aku baik-ba
hatinya masih terasa kosong. _Aku rindu kam
ini, cuma sedikit sepi tanpa kamu. Tapi aku akan baik
au ingat kamu. Kamu jaga diri, ya. Ki
panjang. Hubungan jarak jauh memang penuh dengan
a lupakan-janji Adrian."Hati ini hanya untuk kamu. Dan i
yang mereka buat bersama, namun kenapa rasanya begitu sulit? Setiap malam sebelum tidur, dia selalu merindukan suara Adrian yang me
r melompat kegirangan, berharap itu Adrian. Namu
nggak ketemu! Ayo, ngo
ada waktu." Namun, dalam hati, Naya tahu jawabannya bukan karena Fina, tapi karena d
namis, dengan pekerjaan yang menuntut dan pertemuan-pertemuan yang sibuk, pikirannya tak bisa berhenti melayang ke Naya. "Apa kabar dia
kenal ampun, tempat kerja yang penuh ambisi, dan tekanan yang datang begitu cepa
melintasi trotoar yang ramai dengan orang-orang yang juga bergegas pulang. Namun, di setiap langkahnya, ia m
fe kecil untuk istirahat, ia meli
pasti sibuk, tapi aku cuma mau bila
pesan itu. Ia membalas secepatnya, ber
ayangkan. Hari-hari di sini nggak sama tanpa kamu. Aku ja
endela kafe. Ia bisa melihat orang-orang yang sedang menikmati hari mereka, sement
lam itu terasa sepi, jauh lebih sunyi dari biasanya. Ia memegang ponselnya, membuka p
n mengubah perasaan mereka? Setiap malam, Naya membayangkan Adrian di tempat barunya, bertemu orang baru, mer
erus menunggu?" ta
caya pada cinta mereka. Tapi kadang-kadang, rasa takut it
untuk menyapa Naya, dan setiap malam, mereka berbicara lewat telepon. Namun, ada suatu jarak yang tak bisa dijelaskan, bukan hanya
kunjung berdering. Adrian telah lama tidak menghubunginya, dan entah kenapa,
saha menenangkan diri. Tapi tetap sa
tertera di layar. Jantungnya berdegup kencang, tetapi i
an terdengar sedikit le
mencoba untuk terdengar santai, m
sini." Adrian menghela napas, seakan ingin
aya menanggapi dengan lembut, mencoba memberi rasa ny
janji akan segera balik. Aku rindu kamu, Nay," ujar Adrian, suara
asakan betapa besar kerinduan itu menghujam hatinya. "Jangan
u janji, Nay. Hati ini c
masing-masing. Meskipun terpisah ribuan kilometer, hati mere
a dengan penuh keyakinan, meskipun hatiny
ata-kata sederhana, namun penuh makna. Sebua
ambu