anyak hal, ia mulai merasakan kesepian yang mendalam. Setiap hari, ia bangun pagi-pagi, pergi bekerja, dan kemb
tertekan. Ia merindukan Naya, tapi kesibukannya membuat waktu untuk berkomunikasi dengan Naya sem
a adalah wanita cantik dengan aura percaya diri yang membuat siapa pun terpesona. Ia memiliki senyum yan
h jelas terhadap Adrian. Mereka sering menghabiskan waktu bersama setelah jam kerja, berdiskusi tentang pekerjaan, a
uk makan malam. Adrian yang sudah lelah, merasa tidak enak menolak tawaran itu. Mere
mu orang yang sangat fokus dan ambisius. Tapi kadang, kamu kelihatan seperti butu
ma kasih, Maya. Terkadang aku merasa pekerjaan ini memang mengam
kan?" Maya menggerakkan gelas anggur di tangannya, memandang Adrian dengan tatapan yang semakin dalam. "Kam
maksudkan. Ia bisa merasakan adanya ketertarikan yang lebih dari sekadar rekan kerja. Namun, dalam
tur kata-kata, "Aku sedang da
drian. Aku hanya berpikir, kadang kamu perlu juga merasakan
n persahabatan. Ada sesuatu yang lebih dalam tatapannya, dalam setiap gerakannya yang penuh arti.
i mulai terasa semakin jarang. Terkadang, Adrian hanya mengirim pesan singkat atau bahkan terlambat membalas. Naya
erenung. Ia membaca ulang pesan-pesan mereka yang sudah berhari-hari tidak dibalas dengan se
n hubungan jarak jauh penuh tantangan, ada ikatan yang kuat yang harus dija
n kepada Adrian, mencoba mencari
n ini kamu jarang menghubungi a
tidak tenang. Tidak seperti biasanya, Adrian selalu cepat membalas pesannya. Ada kekha
berdering. Itu adala
ngan ini. Pekerjaan memang lagi hectic banget. Aku
tidak lengkap. "Aku baik-baik saja kok..." kalimat itu seolah memberikan jawaban y
a ada yang berbeda belakangan ini. Aku cuma ingin
etiap kata yang Adrian kirimkan. Di satu sisi, ia merasa khawatir, namun di sisi lain, ia ingin percaya pada hubungan mereka
gung yang mulai muncul di dalam dirinya. Namun, setiap kali ia ingin mengetik balasan yang jujur, ia teringat akan Naya yang menunggunya d
an setiap keputusan yang ia buat, akan membawa dampak besar pada hubungan mereka-apakah
ati Adrian terasa semakin berat. "Aku juga rindu kam
ya, rekan kerja yang semakin dekat dengannya, kerap mengajaknya makan malam atau sekadar ngopi di kafe setelah jam kerja. Tidak ada yang te
untuk menolaknya, tetapi kemudian ia ingat bahwa ia baru saja menerima pesan dari Naya yang terasa begitu
atapan matanya selalu terasa begitu tajam dan penuh arti. Adrian merasa sedikit canggung, tetap
"Aku nggak pernah bilang, tapi aku sangat menghargai kerja ker
yang sudah mulai dingin. "Terima kasih, May
u kamu sedang menjalani hubungan jarak jauh, kan?" Maya memulai dengan nada yang lembut. "Aku cu
da sesuatu dalam dirinya yang merasa tersentuh. "Aku tahu, Maya, tapi kadang sulit juga," jawab Adria
rhatian. "Aku mengerti," katanya dengan lembut. "Tapi jika kamu pernah merasa lelah at
gatkannya pada janji mereka untuk tetap setia, dan Maya, yang kini mulai mengisi ruang-ruang kosong d
engelus lengan Adrian dengan cara yang lebih intim dari yang biasa dilakukan teman.
, "Aku tidak pernah berniat membuatmu merasa tidak n
k tahu." Ia menarik nafas panjang, mencoba menenangkan diri
tian. "Aku tahu, Adrian. Aku tidak mau mengganggu hubun
ya di sana, jauh di seberang kota. Namun di sisi lain, ada bagian dari dirinya yang merasa nyaman dengan perhatian M
tapi Adrian selalu sibuk atau tidak membalas dengan alasan pekerjaan. Naya mulai merasa ragu, tapi ia mencoba menekan
a yang berubah. Kamu nggak pernah ad
sesuatu yang mulai mengganggu hatinya. Tetapi ia tahu, jika ia mengatakan itu, ia mungkin akan menghan
i kamu. Aku cuma butuh waktu untuk diri ak
menahan perasaan, tetapi jawaban itu semakin menguatkan rasa tidak aman yang telah mengendap dalam hatinya.
hwa ia mulai terjebak dalam godaan yang datang dari sekitar kehidupannya yang baru. Ia tahu bahwa suatu saat, ia harus memil
ambu