img HATI YANG TAK BERUBAH  /  Bab 5 Pertemuan Tak Terduga | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Pertemuan Tak Terduga

Jumlah Kata:1737    |    Dirilis Pada: 14/11/2024

ia mendapatkan kesempatan untuk melihatnya lagi secara langsung. Perasaannya campur aduk-rindu, cemas, dan sedikit takut akan perubahan yang mungkin terjadi selama mereka terpisah. Ia memut

meski ia yakin perasaannya masih sama, ia tidak bisa menghindari rasa khawatir akan perubahan yang m

atu dalam dirinya yang tidak bisa ia definisikan. Adrian terlihat lebih dewasa, lebih serius, dan meskipun senyum di wajahnya terlihat

nggung namun tetap hangat. "Nay," katanya, su

Namun, ketika mereka saling berpelukan, Naya bisa merasakan ada jarak yang lebih dalam dari sekada

a bekerja. Tempat itu cukup tenang dan nyaman, sebuah tempat favorit Adrian untuk melarikan diri dari

, Adrian mulai berbicara dengan santai. "Jadi,

car. Tapi... ini lebih tentang kita, Adrian." Naya menat

ebenaran dalam kata-kata Naya, dan ia tahu bahwa ia tidak bisa terus menyembunyikan perasaann

as baru. Ini bukan kota kita. Banyak hal yang berubah." Suaranya terdengar le

ul. "Aku tahu. Tapi, bukan hanya soal kota ini

pernyataannya. "Jauh?" tanya Adrian

ng. "Kamu jadi lebih tertutup, lebih menghindar, lebih jarang menghubungi a

alam dirinya. Godaan yang datang dari sekitarnya, ketegangan di tempat kerja, dan kehadiran Maya yang semakin menambah kerumitan dalam hidup

seperti itu. Aku hanya... merasa terlalu banyak yang harus aku pikirkan. Hidup d

tidak bisa pahami-sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia tahu, meskipun Adrian mengatak

u juga butuh kamu yang dulu. Aku butuh kamu yang penuh semangat, yang s

lam dirinya. Ia ingin memberitahukan Naya tentang godaan yang hadir dalam kehidupannya, ten

y. Tapi aku nggak mau kehilangan kamu. Aku... aku but

k menangis. "Aku sudah menunggu kamu, Adrian. Aku sudah menunggu untuk bisa b

an itu, meskipun ia tahu itu tidak cukup. "Aku masih cinta kamu, N

nahan air mata yang hampir jatuh. "Aku

harapan untuk menemukan jawabannya, tapi pertemuan itu malah membuatnya semakin bingung. Ia merasa sep

Suasana itu terasa asing bagi keduanya. Meskipun tubuh mereka berd

ang ia tahu datang dari keraguan yang semakin menguat. Ia ingin berkata sesuatu, tetapi kata-kata itu terasa sulit untuk kelu

suaranya berat, penuh dengan kebingungan. "Aku merasa seperti aku kehilan

ati Adrian atau hanya sekadar penghindaran. "Kenapa kamu berubah, Adrian?" tanyanya, nadanya hampir t

egalanya. "Aku nggak tahu. Kadang aku merasa semua ini terlalu besar untuk ditanggung sendirian. Hidup di sin

jauh, bukan dunia yang pernah mereka impikan bersama. "Adrian, aku tahu perubahan itu bagian dari hidup. Aku tahu kamu punya banyak

itu tidak mudah keluar. Bagaimana ia bisa mengungkapkan pada Naya bahwa, meskipun ia masih mencintainya, ada bagi

pnya dengan mata yang mulai memancarkan kekecewaan. "Ka

ngganggu pikirannya. Bagaimana ia bisa mempertahankan hubungan jarak jauh ini jika perasaan mereka semakin terpisah? "Aku t

merasa seolah waktu berhenti sejenak. Ia merasa seperti tersingkirkan dari duni

suaranya hampir tak terdengar. "Aku datang kemari untuk menemukan kita lagi, untuk

seperti sudah terlambat. "Aku nggak ingin kamu merasa sendirian, Nay. Aku ingin kita

, tetapi kali ini tidak dalam bentuk tangisan. "Jadi, kamu bilang kamu nggak bisa menjaga janji ki

an janji yang lebih pasti, tetapi hatinya terasa kering. "Aku nggak tahu, Nay. Aku hanya

pertahankan dengan harapan, kini mulai retak. Ia berusaha untuk tetap tenang, namun perasaan itu terlalu kuat untuk ditahan

g mulai terasa berat. "Aku datang ke sini untuk mencari kamu lagi. Tapi

in berkata sesuatu, tetapi kata-kata itu terlalu sulit untuk keluar. A

bisa menemukan dirimu lagi, Adrian. Tapi aku nggak b

kakinya berat, namun penuh dengan keputusan yang harus diambil. Ketika ia

merasa benar-benar sendirian di tengah keramaian kota besar ini. Ia ingin mengejar Naya, memanggilnya kembali, ta

a. Ia tahu ia harus membuat keputusan, dan mungkin, itu berarti mereka harus berpisah-meskipun hatinya meronta, ia tahu itu adalah langkah yang

terperangkap dalam kebingungannya sendiri. Semua yang ia rasakan, semua yang ia

ambu

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY