p kali membuka pesan dari Rian, ia merasa sedikit lega, tetapi tetap ada kekosongan yang tidak bisa diisi oleh ka
ri adalah teman sekelas Nisa saat di universitas, dan meskipun mereka cukup dekat dulu, mereka tak pernah benar-benar dekat seperti Rian. Sejak
memberi saran ketika ia merasa kesepian, dan membuatnya merasa ada yang peduli. Namun, perlahan-lahan, perhatian Fahri mulai
ulang kerja, Nisa men
hr
erti betapa beratnya. Tapi kamu harus tahu, aku di sini buat kamu. Aku bi
persahabatan. Ia merasa terjebak. Di satu sisi, ia merindukan Rian dan semua perhatian yang diberikan Rian padanya. Namun
sudah lama mereka tidak berbincang secara pribadi, dan ingin menghabiskan waktu bersama. Nisa awalnya merasa ragu, tetapi se
cara santai selama perjalanan, namun ada sesuatu yang berbeda di udara malam it
mulai merasa cemas. Ia melihat mata Fahri yang memandangnya lebih intens dari biasanya. Tak ada lagi canda tawa yang ringan
hri dengan senyum tipis. "Tapi rasanya, sekara
. "Aku berbeda?" tanya Nisa, mencob
ng. Tapi aku bisa melihatnya, Nisa. Aku tahu kamu masi
unjuk yang mengarah pada sesuatu yang lebih. "Fahri, aku... aku s
ntainya, Nisa. Tapi kamu juga harus tahu, kamu berhak bahagia. Ria
orongan kuat dalam dirinya untuk mengatakan bahwa ia hanya ingin setia pada Rian,
a perjalanan kembali, mereka tidak banyak berbicara. Nisa hanya menatap keluar jendela,
hu, aku akan selalu ada untukmu. Apapun yang te
ni, perhatian yang datang begitu mendalam dari Fahri, bisa menggoyahkan kesetiaannya pada Rian. T
ngung. Rian yang jauh di sana seolah semakin tak terjangkau, sementara Fahri yan
harapan. Tapi kali ini, hatinya terasa lebih berat. Ia merasa terpojok di antara dua pilihan:
ang. "Apa yang harus aku
i, saat ia berangkat kerja, ia tak bisa mengusir ingatan tentang percakapan malam itu.
nselnya, berharap ada pesan dari Rian yang akan membuatnya merasa lebih tenang. Namun, hari i
hr
h baik dari kemarin. Jangan terlalu
, ya. Aku selalu ada
singkat, mencoba menjaga jara
sa
Fahri. Aku b
itu, Fahri mengirim pesa
hr
bisa ada di sampingmu. Rian tidak selalu ada di sana untuk
a tahu bahwa Fahri hanya berusaha memberikan perhatian, namun kalimat-kalimat itu membuatnya merasa
an menuju taman kota yang tak jauh dari tempat kerjanya, berusaha menenangkan pikiran
ri jawaban atas pertanyaan yang terus mengganggu pikirannya. Ia ingin setia pada Rian,
n yang datang adalah dari Rian. Nisa langsung membu
an
i mungkin terlambat, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu
, ia merasa lebih tenang. Pesan Rian membawa ketenangan, mengingatkann
an itu, ponselnya kembali berbunyi. K
hr
seseorang untuk berbicara, aku di sini. Aku ingin kam
pur aduk. Rian, dengan segala perhatian dan cinta yang tulus, selalu ada dalam pikira
balas pes
aku baik-baik saja. Aku me
rasa sedikit lebih lega. Tapi tak lama k
hr
a hanya menunggu? Mungkin sudah saatnya kamu memberi dirimu kese
pikir Nisa, seketika bingung. Apakah Fahri benar-benar hanya mengingink
ahu bahwa di satu sisi, Rian adalah pria yang ia cintai dan janjinya untuk tetap setia adalah sesuatu yang sangat ber
ungannya. Harus ada pilihan yang ia buat. Perasaan terhadap Fahri mungkin hanya rasa kesepian yang mencoba mencari tempat untuk berlabu
nya berbunyi lagi
an
an dengan kata-kata. Kita akan melewati semua ini
Rian memberinya kekuatan yang ia car
lah-olah Rian ada di sana, mendengar ka
. Ia tahu bahwa kesetiaan bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan hanya berdasarkan perasaan sesaat. Ia memilih untuk
ambu