ong dan sunyi. Setiap kali ia melangkah keluar dari rumah, setiap sudut kota mengingatkannya pada Rian. Jalan-jalan yang dulu mereka lewati bersama, kafe tempat mereka dud
matahari yang hangat seolah tak peduli dengan luka yang masih terasa di dalam hatinya. Ia memegang secangkir
gitu jauh, Rian?" bisiknya
n bermimpi, di mana Rian masih ada di sampingnya. Tapi kenyataannya, hari demi hari, ia harus meng
ban hatinya. Namun begitu ia sampai di taman, matanya langsung menangkap bangku tempat ia dan Rian sering duduk. Di sana, mereka pernah menghabis
i, merasakan angin sore yang menerpa wajahnya. Ia memejamkan mata, mencoba mengingat suara
sendirian, Ria
sore itu. Nisa segera mengambilnya dan melihat nam
agaimana harimu? A
meskipun hatinya terasa semakin berat.
an. Hari-hariku terasa kosong t
k lama kemud
kamu harus tahu, meskipun kita terpisah oleh jar
aik setelah membaca pesan itu, ia tahu bahwa perasaan kosong ini tid
etiap detik yang mereka habiskan bersama. Namun, meskipun ada rasa rindu yang membara di dalam dirinya, ia ta
li ia berusaha mengisi waktu dengan aktivitas seperti membaca, menonton film, atau berkumpul dengan teman-temannya, bayangan Rian selalu hadir di
yang menghantui dirinya. Wajah-wajah orang di sekitarnya, suara gelak tawa teman-teman yang sal
rang memanggilnya, me
is
h menyadari betapa beratnya perpisahan ini untuk Nisa. Dira tersenyum lebar, t
ak ketemu," kata Dira sam
bih terlihat sebagai senyuman terpaksa. "Aku
hidupmu nggak berhenti hanya karena Rian nggak ada di sini. Dia pergi untuk mengejar
rkaca-kaca. "Aku nggak tahu bagaimana caranya, Dira. Rasanya semuanya begitu b
karang, Nis. Tapi kamu harus ingat, kamu nggak sendirian. Aku ada di sini, dan aku yakin
u bagaimana cara menguatkannya, meskipun kadang-kadang, kata-kata i
u harus lebih fokus ke diriku dulu, ya?" kata Nisa
i, Nis. Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam rindu yang tak berujung. Rian
n Rian tetap ada, setidaknya kini ia tahu bahwa ia tidak harus menghadapi semua in
l yang ia ambil mulai memberi arti pada kehidupannya. Meskipun perasaan rindu masi
un ia mencoba untuk fokus pada pekerjaan, untuk berkumpul dengan teman-teman, dan mengisi hari-harinya dengan hal-hal kecil yang dulu disukai, semuanya tetap terasa tak
rasa sesak, dan meskipun ia tahu bahwa Rian sedang sibuk, ia tidak bisa menahan diri. Ia membuka aplikasi pesan dan mengetikkan kalim
yang sedang diketiknya dan meng
lang aku kangen banget sama kamu. S
dengan cemas. Setiap detik terasa lebih lama dari yang seha
ggak bisa sering kabar. Aku sibuk banget, tapi set
tidak melupakan dirinya. Tapi kenyataan tetap terasa pahit-jarak yang memisahkan
ahu kamu sibuk. Aku cuma... aku cuma in
Rian datang
ering buat ngobrol. Kamu nggak sendirian, aku sela
p ada, mengintai di setiap sudut pikirannya. Ia mencoba menenangkan diri, meyakinkan bahwa semuanya
reng. Kamu nggak bisa terus-terusan di rumah aja, nanti makin melankolis." Dira berkata
a perlu sedikit pelarian dari rutinitas. Suasana di restoran itu hangat, dengan cahaya lampu temaram dan alunan musik lembut yang mengalun di latar belakang.
kangen banget sama Rian, tapi kamu nggak bisa terus-terusan larut dalam rasa kehilangan itu. Coba fokus ke hal-hal yang bisa membuat kamu b
dang aku merasa seperti dunia ini nggak punya warna tanpa Rian. Semua yang aku coba
harus ingat, hidupmu nggak berhenti hanya karena dia nggak a
rasaan sesaknya. "Iya... aku tahu. Tapi kena
erbeda dalam menghadapinya. Kamu butuh waktu, dan itu nggak masalah. Tapi jangan sampai kamu terjebak terlal
ak sepenuhnya sampai ke matanya. "Aku akan
sa penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Ia ingin tahu kapan perasaan i
tuk mengisi waktu dengan kegiatan yang bisa menyibukkan pikirannya. Ia mulai membaca buku yang sudah lama ingin dibaca, dan sesekali menulis jurnal untuk
h Rian. Ia tersenyum, membaca kalimat-kalimat manis darinya, dan sejenak ia merasa lebih
nya pada janji yang mereka buat. Ia tahu, meskipun rind
ambu