img Asisten Pribadi CEO yang Terlalu Mempesona  /  Bab 2 Nasib Oh Nasib | 8.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Nasib Oh Nasib

Jumlah Kata:1545    |    Dirilis Pada: 10/11/2024

ak

aja laju motornya tidak terlalu kencang. Jadi, mobil yang

nya sambil menghentikan laju mo

odinya saja sudah dapat diterka jika mobil itu mahal harganya. Dengan badan

a mobil pun t

air hujan sampai masuk ke

akhirnya nampaklah sosok lelaki berwajah tampan deng

a panjang lebar. Bukannya membalas ucapan Lona lelaki itu pun hanya tersenyum meremehkan. Sambil menoleh ke arah Lo

keluarkan untuk perawatan mobil ini setiap bulannya?" tanya lelaki itu dengan di

di, mana saya tau berapa banyak uang yang anda keluarkan untuk perawatan mobil ini," balas Lona jujur. "T

k setir mobilnya sendiri. Samp

gue. Gue nggak mau tau. Cepat ganti rugi!" bentak lelaki itu mulai naik pitam

an orang susah. Pasti dengan mudah anda bisa memperbaiki mobil ini. Mohon ampun i saya, Mas," ujar Lona dengan tangan yang ditangkupkan di de

rang juga!" bentak lelaki itu dengan suara yang ti

akan orang di tengah jalan seperti ini. Maksudnya melampiaskan kemarahannya pada orang ini. Untung saja, tiba-tiba ponselnya b

pada lawan bicaran

mpai-sampai juga. Padahal, saya sudah bayar

u saja mengalami kecelakaan sedikit. Tung

tunggu. Jang

Tut. Sambungan

aket. Namun, karena ia sangat tergesa-gesa. Makanya, ponsel pintar itu belum sempat masuk ke d

u deras. Ia cepat-cepat memasukkan tubuhnya lagi. Tanpa di sengaja mata si lelaki pun menangkap sebuah benda yang tergeletak tepat di bawa

ak pandang diantara guyuran hujan yang sangat terbatas seperti ini. Membuatnya harus ekstra fokus menatap jalanan di dep

dari motornya. Lalu segera masuk ke dalam kedai. Sebelum masuk, Lona melepas helm dan jas hujan yang sedari tadi ia

ak tadi berdiri di belakang sebuah mini bar. Menatap jaket yang dike

us, seperti tambahkan atau kurangkan pedas, tambah sayur, tambah ini itu. Jadi, Lona harus benar-benar sesuai pesanan. Agar tidak mengecewakan pelanggannya. "Bentar.

kan gawainya itu. 'Aduh. Ponsel gue mana? Apa mungkin ada di motor? Masak sih? Kayaknya gue nggak

onsel saya di motor dulu," ka

kan," balas si pel

enda pipih itu di kedua dashboard yang ada di bawah setiranny

di jalan. Atau jatuh di tempat tadi? Aduh gimana ini? Pasti pe

ong. Ia tetap tidak menemukan ponselnya. Sehingga ia ti

ber. Lalu dengan langkah gontai ia pun membawa penyimpan mak

menoleh, lalu menatap tampang rekan kerjanya yang tengah bergegas mendekat. "Loe ditunggu

pelanggan yang nggak gue sele

berada di gedung berlantai tiga ini sampai sinar mentari sudah meredup seperti ini. 'Berart

Ada pelanggan yang kecewa?" tanya lelaki itu. Lona pun tak menjawa

ah terlihat sangat sepi itu. Bahkan, sepanjang Lona masuk ke dalam. Ia tidak menemukan

sisa-sisa tenaganya ia

uangannya. Lona pun segera melakukan

memanggil saya?" t

!" kata Pak Raymond yang lagi-

segera duduk di kursi

tanya Pak Raymond yang membuat Lona mengangk

saya?" balas Lona d

bisa memecat karyawan secantik kamu," ba

a Bapak mema

l, dia sudah membayar lewat aplikasi kan?" ujar Pak Ra

jatuh. Makanya saya tidak bisa meny

d pun beranjak dari kursinya lalu du

a kasi

nsel kam

a,

Raymond sambil menyentuh pundak Lona. Sontak Lona pun mengangkat wajahnya. Lal

d Bapak apa ya?"

kamu tidak merasakan belaian hangat laki-laki, kan?" uja

a Lona sambil berusaha berdiri. Namun, Pak Raymond yang berdir

tama kali bertemu," kata Pak Raymond dengan kedua tangan masih memegangi pundak Lona. Mengun

ngek Lona sambil berusaha melepaskan diri. Namun, usahanya gagal. Ten

umam Pak Raymond dengan ekspre

nga

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY