"Sentuhan loe bener-bener membuat candu. Gue nggak akan ngebiarin loe berpaling sedetik pun dari gue, Wilona," bisik Marten sambil menekan tubuh gadis itu ke dinding. *** Wilona Anastasia harus rela menjadi Asisten Pribadi seorang Marten Dewangga Yanuardi. Seorang CEO muda nan tampan, tapi memiliki sifat arogan dan keras kepala. Wilona yang tak ingin mengecewakan sahabatnya yang sudah membantu membiayai penyembuhan anaknya yang sakit-sakitan memilih untuk tetap bertahan dengan pekerjaannya. Namun, siapa sangka. Kecantikan dan perhatian Wilona mampu merubah sikap kekanakan pada Marten. Apakah Marten benar-benar jatuh cinta pada Wilona? Bagaimana sikapnya saat mengetahui bahwa Wilona adalah Janda beranak satu?
Siang itu langit di atas kota Jakarta ditutupi awan tebal Kumulonimbus. Sampai-sampai sinar matahari saja tak bisa menembus awan yang membuat hujan lebat beserta petir yang menggelegar itu. Tentu saja hal ini membuat sebagian besar masyarakat kota Metropolitan malas menapakkan kakinya keluar rumah. Walaupun perut keroncongan meminta jatah makanan, tapi tetap saja mereka enggan berbasah-basah ria di jalanan dan lebih memilih jasa pengantar makanan sebagai sarana untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan.
Dan demi lembaran rupiah yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya. Para pengantar makanan yang bekerja di bawah naungan sebuah aplikasi modern berbasis jasa mobilitas pun dengan penuh tanggung jawab melaksanakan tugasnya. Salah satu diantaranya bernama Wilona Anastasia. Atau akrab disapa Lona.
Dengan penuh tanggung jawab wanita berusia dua puluh delapan tahun itu melajukan sepeda motor matic yang diberikan bosnya untuk menerjang hujan. Ia tak lagi memperdulikan dinginnya air yang mengguyur seluruh badan membawa hawa sejuk yang berhasil menembus tulangnya. Meskipun ia sudah menggunakan mantel hujan sebagai pelindung.
Tepat di depan sebuah lobi kantor Lona menghentikan laju motornya. Ia pun membuka kaca helmnya. Kemudian meraih ponsel pintar yang tersimpan di dalam saku celana jeansnya. Lona pun memencet beberapa kali layar datar itu. Sebelum akhirnya ia menempelkan gadget itu ke telinga kanannya.
"Hallo, Mbak. Saya sudah sampai lobi kantor Putra Perkasa," ucap Lona pada salah satu pelanggannya hari ini.
"Oh, iya Mbak. Saya kesana sekarang," balas wanita itu.
"Baik, Mbak. Saya tunggu." Tut. Hubungan pun terputus.
Lona memasukkan Smartphonenya kembali ke dalam saku bagian dalam jaket hijau kebanggaan. Lalu ia pun melepas sarung tangan basah yang melapisi kulit tangannya yang mulai berkerut. Huft. Huft. Huft. Beberapa kali Lona meniup kedua telapak tangannya sebelum ia gosok-gosokan dengan cukup cepat. Rasa hangat pun langsung terasa menjalar begitu saja.
"Mbak Lona ya?" ucap seseorang dari belakang Lona. Wanita yang masih berada di atas motor matic itu langsung menoleh.
"Oh, iya. Dengan Mbak Safira?" tanya Lona balik. Sambil menstandarkan motornya. Lalu ia segera turun dari motor itu.
"Benar," jawabnya singkat.
"Ini, Mbak. Pesanannya. Dua bakso bakar ekstra pedas dan tiga bakso cumi goreng kranci ekstra saus Padangnya," kata Lona dengan mulut yang berbusa. Rasanya ia ingin meneteskan air liur saat mengatakan makanan yang pastinya akan enak jika dimakan saat hujan-hujan begini. Apalagi di saat perut sedang meronta-ronta meminta jatah makanan seperti perut Lona.
'Hems.... Pasti enak sekali rasanya,' batin Lona sambil menyerahkan lima boks makanan itu dengan berat hati.
"Iya. Makasih ya, Mbak. Oh, ya. Aku udah bayar lewat aplikasi," sahut wanita itu kemudian melenggang pergi.
"Iya, Mbak," balas Lona setengah bergumam. Senyum Lona pun meredup. Huft. Lalu ia menghembuskan nafas beratnya.
'Padahal, andai dia bayar uang cash. Mau aku beliin makanan untuk Karen,' batinnya nelangsa. Sambil memandangi punggung pelanggannya yang kian menjauh.
Lagi-lagi Lona hanya bisa menghembuskan nafas berat dengan tatapan penuh kekecewaan tergambar di wajahnya. Dengan tak bersemangat ia pun segera naik ke atas motor yang terparkir di sampingnya. Ia ingin segera pulang dan bertemu dengan putri kesayangannya. Namun, sebelum itu Lona harus kembali ke kantor untuk mengembalikan penyimpan makanan yang dipasang di jok belakang motornya.
Motor matic berwarna hijau daun yang dipakai Lona itu pun sebenarnya pemberian Bos Lona secara cuma-cuma. Alasannya sih karena Lona gabung sebagai anggota ke seribu di Growber. Jadi, dia berhak mendapatkan hadiah berupa motor matic itu. Tetapi, entah kenapa sikap lelaki paruh baya itu terlampau baik pada Lona. Padahal bukan hanya Lona anggota baru di sana, tapi perhatian lelaki tua itu pada Lona sangat berbeda dengan sikapnya pada ojol yang lain. Apalagi pada anggota lama. Makanya tidak satu dua orang yang iri sama Lona bahkan sampai ada yang menggosipkan kedekatan mereka berdua. Sebenarnya, Lona juga merasa risih karena selalu digibahkan menjalin hubungan terlarang dengan lelaki berperut buncit itu. Namun, apa mau dikata. Lona masih membutuhkan pekerjaan ini untuk menyambung hidup.
Klunting. Baru sampai setengah perjalanan tiba-tiba ponsel pintar Lona berbunyi. Mau tidak mau Lona pun menepikan laju motornya. Karena ia tidak mau melewatkan orderan yang beberapa bulan ini sudah menghidupi Lona dan juga Karen, putri semata wayangnya. Lona pun terpaksa berhenti di pinggir jalan yang cukup lapang, sebab ia tidak menemukan tempat berteduh di sekitar sana. Untung saja ponsel pintarnya sudah dilapisi kantong khusus yang tahan air. Jadi, benda elektronik itu aman walau terkena siraman air hujan yang begitu deras seperti ini.
Lona pun memencet beberapa kali layar datar itu. Lalu seketika keningnya pun berkerut.
"Duh, gue ambil nggak ya orderan ini? Mana tempatnya jauh lagi. Bisa pulang malem ntar. Kasian juga Karen di rumah sendirian. Tapi, bayarannya lumayan. Kalau gue nggak ambil sayang juga bonusnya," gumam Lona sambil terus menatap layar gawainya. "Gue ambil aja deh. Lagian di deket sana kayaknya ada warung makan murah. Gue bisa beliin Karen makan malam. Seharian ini kan dia cuma makan mie instan. Itu pun kalau dia nggak nungguin gue," lanjut Lona sambil memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku tadi. Lalu ia segera menstarter mesin motornya.
Lona memang hidup berdua dengan putri tercintanya, Karen Aleana Zulfikar. Setelah satu setengah tahun yang lalu proses perceraiannya dengan sang mantan suami selesai. Ia pun pergi berdua bersama sang anak lalu memutuskan tinggal di salah satu kosan sederhana yang harganya memang tepat di kantong Lona.
Sedangkan sang mantan suami yang notabene adalah ayah kandung Karen. Sudah mencampakkan mereka berdua begitu saja. Bahkan, dengan tega ia tak memberikan sepeserpun uang untuk bekal hidup mereka di saat Lona pergi saat itu. Apalagi sampai memberikan kewajibannya untuk menafkahi Karena yang jelas-jelas anak kandungnya.
'Sungguh dia memang manusia tidak berperasaan,' batin Lona tiap kali mengingatnya. 'Andai semua itu tidak terjadi. Gue yakin hidup Karen tidak semenderita ini,' batin Lona sambil terus mengemudikan motor maticnya diantara derasnya guyuran hujan. 'Maafkan, Bunda ya Nak. Gara-gara Bunda tidak bisa membahagiakan kamu. Kamu jadi harus mengalami hidup susah seperti ini,' tambah Lona. Tak terasa air matanya pun meleleh berbarengan dengan tetesan air hujan yang membasahi mantel yang menutupi seluruh tubuhnya.
Pikiran Lona semakin melanglang buana di dalam pengalaman-pengalaman pahit yang menerpa hidupnya. Sampai-sampai ia pun mengendarai motornya dengan tidak fokus. Saking asyiknya melamun, Lona sampai tidak sadar dengan keadaan jalanan di depannya. Saat mobil di depan Lona tiba-tiba mengerem. Akhirnya....
Brak!!!
"Kau adalah milikku, Nadira! Kau akan selalu menjadi milikku! Camkan itu!" Nadira Angelista dijual oleh Om Sam pada seorang CEO kaya untuk melunasi hutang-hutang ayahnya sekaligus membayar biaya rumah sakit ibunya. Dia pun segera mencari cara agar bisa lepas dari pengaruh Om Sam dengan mencari pekerjaan lain. Namun, ternyata dia bekerja pada perusahaan milik CEO yang sama yaitu Jovian Hadinata. Lelaki yang dulu pernah ia campakkan setelah menjalani pesta pertunangan dan sekarang datang untuk melakukan balas dendam. Bagaimanakah kisah cinta Nadira selanjutnya? Mungkin kebencian mereka akan berlangsung lama?
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Jatuh dari keningratan, Zen Luo menjadi budak yang rendahan yang digunakan sebagai karung tinju untuk para mantan sepupunya. Secara tidak sengaja, dia menemukan cara untuk mengasah dirinya menjadi senjata dan sebuah legenda dimulai karena itu. Dengan keyakinan yang kuat untuk tidak pernah menyerah, dia berusaha untuk membalas dendam dan mengejar impian yang besar. Pendekar dari berbagai klan bersaing untuk kekuasaan dan dunia menjadi kacau. Mengandalkan tubuh yang sebanding dengan senjata ampuh, Zen mengalahkan banyak musuh dalam perjalanannya menuju keabadian. Akankah dia berhasil pada akhirnya?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.