sa ia bendung lagi. Sungguh, Zulfikar bukan hanya lelaki yang kejam. Tetapi, dia juga tak memiliki hati nurani. Padahal, sudah jelas dia yang melakukan perselingkuhan. Dia juga sud
shb
akan pernah menunjukkan wajahku lagi di depan kalian. Tapi, aku mohon bantu Karen di rumah sakit, Mas. Dia butuh dioperasi dan biayanya sangat mah
itu, Mas!" ancam Karina. Mendengar ancaman ist
ku lagi! Urus saja anak
juga anakmu!"
harus aku urus dengan keluargaku yang baru!" ujar Zulfikar sambil memeluk pundak Ka
dia berkewajiban untuk menafkahi anakku bagaimanapun hubunganku dengannya sekarang!" bentak Wilona. Zulfikar malah mend
perintahkan satpam untuk
n bercucuran air matanya yang mengalir deras bersa
kkan wajahmu lagi di depanku!" ujar Zulfikar. Karina hanya terdiam sambil tersenyum p
m hujan deras ia berhenti. Wilona menangis sesenggukan untuk meluapkan semua kesedihannya.
alu disusul denga
arrg
hirnya menabrak pohon. Tanpa membuang waktu Lona segera berlari mendekat. Seketika itu semua masala
ok. To
ndela mobil itu yang masih tertutup rapat. Sesekali Lona pun mengintip ke dalam m
pohon. Walau yang rusak hanya bagian kap depannya saja, tapi benturan
ga tidak semua orang tau kecelakaan itu. Jadi, hanya Lona yang membantu lelaki itu keluar dari mobil. Tak berselang lama sebuah tax
Pak," kata Lona cepat. Set
bali menjalankan mobil kesayangannya m
ya tepat di depan pintu masuk ruang UGD. Lona segera turun
ris tak terdengar. Matanya pun terpejam erat seakan luka
. "Sus. Sus. Tolong, Sus," tambahnya pada beberapa Suster yang berjaga di ruang UGD.
wat dia dengan baik. Mungkin di dompet ada nomer keluarga
sien di rumah sakit ini yang pagi tadi kabur. Terima kasih atas bant
Lona yang tidak lagi d
nya si sopir taxi yang ternyata
luarkan selembar uang pecahan lima puluh ribuan yang tadi diberikan oleh satpam di rumah Z
pir taxi sambil menerima uang Lon
elangsa. 'Tapi enggak papa deh. Kasihan juga Pak Sopir itu kalau dia nggak dapat u
eorang yang langsung men
Ada ap
ona disini. Karen sudah sadar, Mbak.
ang," balas Lona. Lalu ia pun
sudah mulai sadar. Ia pun mengerjap-ngerjapkan matanya b
?" tanya lel
baru saja mengalami kecelakaan. Untung saja ada seorang wanita yang membawa Bapak kesini. K
mpat sang perawat itu menjawab pertanyaan pasien
an. Lelaki itu pun segera berlari mendekat. Sedang Yanuardi malah membuang muka
permisi dulu," sela Suster yang sejak tadi
asih," balas kedua
un membalas sambil be
Pa? Kenapa Papa main ka
ya pada dirimu sendiri?" balas lelaki yang dipanggil Pa i
a? Aku benar-bena
CEO di perusahaan Papa. Kau sudah membuang Papa di tempat ini, kan? Karena kau sud
berikan amanah besar untuk menghandle perusahaan. Tidak ada niat buat aku melupakanmu apalagi membuangmu disini. Tolong mengertilah posisiku, Pa," kata Marten yang membuat Papanya terdiam. Jujur lelaki tua itu mulai menyadari posisi anaknya saat ini. Dia yang biasanya hidup dimanja deng
udah emosi nggak jelas sama kamu. Padahal, kamu sudah berusaha yang terbaik untuk Papa dan perusahaan," tambah le
ksud seperti itu padaku," sahut Marten
melihatmu seperti ini sekarang." Marten hanya tersenyum kecil sambil menun