Kini dia sudah menjadi orang yang hebat. Sementara, orang yang dulu pernah m
enalu dalam hidupnya. Saat itu keluarga Jo baru saja jatuh miskin. Perusahaan ayahnya bangkrut dan ibunya lari dengan pria lain. Nadira dan Jo sudah berpacaran sejak mereka masih SMP lalu mereka merencanakan pertunangan itu setelah lulus SMA. Tak ingin terjadi hal buruk pada Jo ataupun ayah Jo. Nadira memutu
Drrrt...
unan Nadira. Nadira segera meraihnya dengan tak semangat.
nerima panggilan itu. "Halo," kata Na
gan saudara Nadira Angel
ben
mengabarkan. Jika lamaran anda sudah dite
igus sangat senang mendengar kabar itu. "Tapi, apa
CV anda sudah menunjukkan kredibilitas anda ya
angat senang mendengarn
Tut. Sambun
bu sendiri dan mencicil hutang-hutang ayah," gumam Nadira penuh rasa syukur. "Ibu harus tau berita ini. Dia pasti aka
irawat. Dia segera mengunjungi kamar ibunya. Di sana sang ibu hanya duduk
meluk tubuh ibunya. "Bu. Hari ini Nadira seneng banget. Karena Nadira baru saja mendapatkan pekerjaan baru di tempat yang sangat bagus. Nadira berjanji. Setelah ini kita tak perlu lagi bergantung pada Om Sam si rentenir itu. Nadira akan mengupayakan yang ter
an datang seora
erkunjung ya. Mohon izinnya. Say
n saya saja yang men
r memberikan nampan berisi
Terima
aya permisi dul
pan ibunya. "Ibu harus makan dulu ya." Sang ibu tetap tak merespon saja sekali. Namun, Nadira senang kini i
ak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan sang ayah yang sudah menikah lagi dengan wanita ular se
n kutukan. Jadi, mulai hari ini. Lebih baik kalian pergi dari rumah
nghilang meskipun lelaki itu sudah tiada. Tak terasa air mata Nadira kembali menetes. Saat itu ia ya
a. Ibunya tak membalas bahkan wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. Namun, Nadira tetap
*
baru saja bangun terkejut melihat temannya itu sedang memakai
agi begini. Mau kemana? Udah dapat kerjaan
hoenix Corp. Dan mulai hari ini ak
u tidak pakai test interview
u udah diterima dan mu
a previlage sendiri. Temanku baru aja ditolak setelah be
mulai merasa aneh denga
. Udah sana. Kamu harus berangkat p
erangkat dulu ya." Jessy mengang
r Phoenix Corp. Nadira terus m
a bus yang sedang ditumpanginya. Tak terasa bus pun berhenti. Beberapa orang turun. Nadira pun tak mau kalah. Ia segera turun dari bus itu. Karena tujuannya berada tak jauh dari hal
akan mereka," gumam Nadira berpikir positif. Ia pun melanjutkan langka
haan ini. Kalau boleh tau ruangan saya dimana ya?" tanya Nadi
g yang dimaksudnya tadi. Setelah bercakap-cakap beberapa saat. Ia pun berbalik. "Anda sudah ditunggu d
. Terima
a itu. Awalnya ia cukup kesulitan mencari ruangan itu. Tetapi, saat
adira mengetuk p
as
kanya dengan pel
at pag
Angelista ya?
k. Terim
aan kami. Yang kedua saya ingin memberikan beberapa list yang h
mar pekerjaan itu, Pak. Say
is Pribadi dalam waktu dekat. Dan Tuan sudah memi
menjawab. Telepon di meja lelaki itu berdering cukup
kan antar dia sekarang."
Nadira mengangguk. "Kebetulan dai sudah berangkat. Jadi,
k, P
lain di lantai yang berbeda. Sepanjang jalan jantung Nadira tak henti berdebar-debar. Tangannya memegangi ujung-ujung kemejanya dengan
h datang," kata lelaki itu pada seorang lelaki yang s
mata Nadira membulat melihat sosok lelaki yang akan jadi atasannya itu. Gluk!
gumam
ngelista," balas Jo den