*
pusing jika mendapat masalah. Takdir selalu senang menciptaka
embali hari saat dirinya diterima menjadi guru sebulan yang lalu. Saat itu pukul delapan malam, di kafe St.
teman b
itu. "Austin McDowell." ujar lelaki itu memperkenalkan diri. Austin tersenyum. Sebuah senyuman yan
Montgh
u menanyai tentang dirinya. Bahkan meminta persetujuan untuk duduk. "Duduk saja." Yessie tidak
Jadi ya, di sinilah aku. Bagaimana denganmu?" Yessie kagum mendengar perkata
aku merasa gugup. Aku tidak tahu seperti apa cara mendidik yang baik.
pa us
a dengan balutan jas. "30 tahun?" Austin mengangkat alisnya sa
kir kau lebih muda dari itu?" Austin berdeham. Menuangkan koktail k
t dua tahun lebih tua
ssie walau tebakan itu seratus persen salah. Austin mengajak Yessie bersulang.
maka aku akan bercita
Dowell Enterprise," tutur Yessie. Austin terkekeh pelan. Memegang pipi Yessie lalu perlahan menciumnya. Hanya butuh beberapa menit m
ess! What the hel
enutup layar laptop yang ada di depannya. Dia membuka pi
menan
sayap elang, di bagian atas dadanya membentang tulisan "Welcome to my life" , dan di bagian lengan atasnya adalah gambar kepala
strimu, Aussie? Bukankah pernikahan kita a
ujung rambutnya. "Kau terlalu berlebihan, Yess. Lihatlah dirimu. Kau sungguh tida
k dengan pria kecil sepertimu. Kau hanya bocah ingusan." Yessie membalas sambil tertawa sinis. Harus dia akui bahwa tidak mud
o dan aku buka
memerah. Yessie ketakutan tetapi berusaha mempertahankan dirinya. "Itu kata
gukan aku
. Mendekati Yessie yang sudah gemetaran. Austi
u menampakkan rasa cemasmu, Istriku," ejek Austin. Yessie melototi pria itu, bertingkah kalau
Yessie menuju tempat tidur. "Sekarang kita lihat, apa aku homo atau tidak." Austin melahap bibir perempuan itu dan membuatnya tidak berdaya. Yessie t
*
kur pada perempuan yang menyenangkannya ini atau justru mengutuk dirinya yang begitu berengsek memperla
kan ini! Berhenti bertingk
ssie masih membeku dengan menutupi tubuh tanpa busananya dengan selimut. Tidak ada yang salah seorang
eluar dari kamar itu. "Kemana kau akan pergi?" Austin mematung ketika Yessie be
las Austin santai. Rasanya sangat aneh berbicara seramah ini. Nyatanya mereka selalu bertengkar setiap kali
-mu selalu memastikan kau sel
a-tiba terlihat baik? Aku tidak mengerti reaksimu yang berubah-ubah. Aku akan pulang tetapi
sekali tidak peduli terhadap Yessie. Bagaimana pun dia lebih percaya bahwa dirinya dan Yessie tak memilik