rnya yang kusam. Tubuhnya terasa bagai di hantam r
t luka memanjang menghiasi tangannya. Luka akibat cambukan
stri pertamanya. Pria itu tidak ingin Rosella, ist
osella, ia akan mendatangi Adelia untu
a." Terdengar sebuah suar
kannya dengan kasar di meja. Perempuan keturunan Sunda itu menarik t
majikannya berdiri. Membuat Adelia terjatuh ke
a Rosalia melihat kondisi Anda yang mengenaskan!" seru
kas dengan mata nanar. Perlahan ia berdiri, me
yang diberikan oleh sang suami. Namun, ia tidak berani membantah ucapa
engan napas tersengal. Adelia tidak sanggup lagi ka
ster panjang untuk menutupi lebam di tubuhnya. Ia menyendok nasi dan sup yang s
lia sembari memejamkan mata, berusaha
ngat jarang kamu dapatkan!" lanjutnya ke
panggilan, membuat Adeli
ih berjalan ke jendela. Dadanya berdegup kencang, tatkala melihat seora
kedekatan Ibu dan anak di bawah sana. Terlihat jelas senyum b
," isak Adelia. "Lihat ke a
rkannya tiga tahun silam. Namun, nasib kembali tidak berpihak kepadanya,
atas perintah suami mereka. Sejak itu dirinya terkurung
Jangan..." ucapan Adelia terhe
inya. Ikatan yang di pasang setelah ia berusaha perg
bertemu dengan anak kita," ujar Rosella dua tahun s
ti dan hanya bisa melihat dari kejauhan. Dia bahkan tidak yak
agar tidak lagi merasakan penderitaan. Namun, harapannya hilang sekelip ma
ng Anda tangisi, hah?" ketus S
lebih layak di bandingkan makanan Anda, Nyonya Lia."
pan Sarah. Melihat majikannya enggan untuk berbicara dengan
r
kati Adelia dan mencengkram dagunya. Ia
saya, berani sek
ku ti
ri lagi? Kurasa...Anda butuh teman tidur," p
on jangan," cicit Adelia deng
i. "Jangan tunjukkan wajah Anda di jendela kalau Tuan Adrian ber
tap
a cahaya yang bisa Anda lihat?" tanya Sarah menunjuk
gi mendengar dan melihat wajah Adrian meski hanya dari jauh. Ad
di jendela. Jangan tutup jendelanya, kumohon jan
sungkur ke lantai. Ia memandang sang majikan yang
ini. Dasar tidak punya harga diri," e
layaknya bayi di dalam rahim. Ia tersenyum sembari meraba perut
arga diri. Demi bisa melihat sang putra tumbuh sehat dan berkecukupan,
l di benaknya. Anak itu memberikan oa
r
rbangun dari pembaringan. Di depan pintu Bagas memandangn
gangi kepalanya yang terasa n
tapnya lekat. Pria itu melemparkan tubuh Adelia ke atas ranjang kemudian
nah tunjukkan wajahmu di depan Adrian!" lirih Bag
kan mengulanginya lagi." Adelia menangkupkan tangannya
l
a ketika Bagas menampar wajahnya. Ia bergeming
akut kepada nenek sihir sepertimu!" se
aku menyingkirkan mu!" Bagas turun dari r
Ia bahkan masih tidak mengerti dengan maksud perkataan
pernah tunjukkan wajahmu yang buri
luar dari kamar, mengaba
nakk
nya berbalik. Ia menajamkan telinga, berusaha menangk
unduk, membuat Bagas mengernyit. Sedetik kemudian pri
sebelumnya. Mata Adelia bahkan mampu membuat nyali
n kalian dengan kejam memisahkan Ibu dari anaknya! Di mana
n menarik rambut Adelia kencang. Kali ini, tidak ada rintihan da
ikah dengan Bagas Radithya Wijaya. Hal ini membuat Bagas t
u
ke wajah perempuan cantik itu. Tidak cukup sampai di situ, pria terse
mang pantas diberi pelajaran, Lia!" ge
ihat KDRT yang dilakukan oleh majikannya dengan senyum terkembang. Diri
an bajunya dan mengoyak pakaian perempuan yang berada di bawahnya tersebut. Menyad
yanimu, tidak," rintih Adelia
ku melakukan ini padamu?" Bagas menyeringai, turun d
geleng, turun dari ranjang,
aa
arg
tersentak ketika Bagas tanpa ampun melayangkan pendeng ke punggungnya
ang berusaha di redamnya sedaya upaya. Bagas yang merasa tidak puas karena
nyeret perempuan tersebut kembali ke ranjang. Napas
nghentikan lecutan ku!" seru Bagas dengan wa
aa
a telanjangnya. Ia memejamkan mata sembari mengg
hari-hari sebelumnya. Dirinya ingin menghukum sang suami denga
iak Bagas dengan napas memburu ketika
sang istri, tetapi wanita itu memilih bungkam. M
uarkan banyak darah. Berharap sang wanita merintih dan
telah bersimbah darah. "Aku tidak akan membiarkanmu menjadi istri pembangkang, Li
at cekikan sang suami. Tangan lemahnya berusaha melepaskan cengkeraman t
gan mata melihat sang suami sendu. Orang yang pal
. Ia tidak menyesal kalau harus mati di tangan Bagas, penyesalan
an?!!" pekik sebuah suara
njutkan aksinya mencekik Adelia. Ia sudah gelap mata benar-be
berusaha melepas cekikan Bagas. "Dia sudah tida
arkan diri dengan wajah lebam. Ia melepaskan tangannya
siksaan yang diberikan olehnya. Bagas tidak m
angku kepala Adelia. "Sebenarnya apa yang membuatmu gila s
lanjut Rosella menep
p Bagas tidak dapat be
ru Rosella dingin. "Sarah! Cepat obati Liaku!" Rosella memanggil Sar
saya
Rosella dengan w
kan sepatah kata pun. Pria itu sadar kalau dia sudah kelewa
dengan tubuh penuh darah dan mengepalkan tangan. Ia menyalahkan
aaf setelah sadar nanti," ujar Bagas dingin kemudian p
la menggeleng tidak percaya deng
95% dan membersihkan luka cambukan Adelia. "Kalau dia tidak
adik tirinya dan turun dari ranjang. Ia menunduk, memandang
stikan dia hidup Sarah, aku belum puas menyiksa nya." Rosella