Lia, jadi terserah kami dong mau merayakannya gim
pan Adelio. Ia beranjak dari duduknya, m
tangan Adelia. Melihat hal itu Adelio berniat menghalangi Rose
u acaramu cukup lama loh," ujar Rosella. "Gedung juga su
us dilaksanakan secara meriah, bukankah
enggam tangannya. Ia tersenyum, menepuk tangan sa
kan pesta meriah, Pa. Kali i
, Lia. Semua berbeda dengan rencana
h sesuai keinginanku, Ros," ujar Adelia lembut. "Untuk kali ini, aku
engan Adelio sang kakak. Ia tahu kalau Ad
ngin merayakan ultahnya bersama anak yatim piatu. Namun, karena Adelia ya
an kan. Biarkan Mama dan Rosella yang mempersiapkan acara u
pernah ada harganya ya," ujar Adelio,
tu, Adelio.
aku memahami apa yang dirasakan Lio. Tetapi selama ini aku egois dan mau me
ella tentunya' ba
ltah impian Adelia yang tercipta. Melainkan im
kemauan Rosella. Pembalasan pertama di mulai, ia yakin gadi
rti yang kurasa ketika merayakan hari lahir kam
lama aku pengen ngerayain ultah sama anak ya
yang meriah, oke!" seru Rosella antusias, membuat Adelio memutar bola mat
. Kali ini tolong kabulkan impian
Ia mengalihkan pandanganya pada kembaran Adelia, pemuda yang
Lia?" tanya A
in,
gek Rosell
n aula hotel yan
ian berkata. "Kita tetap bisa
suhan ke hotel bintang l
sewa kamar untuk adik-adik panti
k orang kumuh dan dekil seperti mer
ng kan, Ros. Pasti tahu apa yang d
ereka, Lia? Tega kamu!" sentak
e menjadi sedih," ujar Mama Risma, meng
riang. Tidak ada yang salah dengan ucapannya, ia membaw
unduk, memainkan bajunya. "Padahal a
ja yang terlalu angkuh, lupa d
u! Mereka Mama dan ad
enar k
Papa mengatakannya dua kali!
depan dada. Sementara Alex mengalihkan pandanganya pada Adelia, sama sepe
dis itu berubah 180°. Beberapa tahun belakangan
h pada kembarannya tersebut. Takut terjadi sesua
tanya Alex. "Kemarin kamu masih berteriak
yang tidak akan membuat sang Papa curiga. Ia tidak ingin Alex menghal
mpian Lio sebelum memasuki usia dewasa," lirih Adelia. "Du-dulu juga kita mera
ang dan mengacaukan pikiranmu," sar
tegur
," cetus Adelio sembari menggaruk k
siamu sudah tujuh belas ta
an ultah bersama anak-anak panti asuhan," balas Adelia mantap. "Aku nggak
esan, Papa bisa
kan, kita ajak mereka ke sana kemudian k
r Adelio menyetu
esar, Lia. Kamu mau me
anya Adelia
i mall, Lia?" Alex menaikkan sebelah ali
a terasa gatal. Ia merasa bersemangat dengan aca
s kalian, mengurus siapa-siapa yang di undang. Mengerti," pu
an mengejar satu-satunya orang tua yang masih dimilikinya t
Adelia menghenti
yang sudah lama tidak dilakukan gadis itu padanya. Alex m
Adelia parau. "Lia janji a
mandang Adelio penuh tanya. Sementara pemuda
?" tanya Alex akhirnya ya
mata dan tersenyum. "Lia cuma lagi PMS, Pap
ak
en
rinya yang berdiri bersisian kemudian melanjutkan langkahnya. Pria itu yakin, t
, Lia," bisik Adelio sete
" gerutu Adelia menyusul s
asain sakit. Gini amat yang punya kembaran beda ke
aid sang kakak juga merasakan apa yang dirasakannya. Te
yang kram. Sering kali pemuda itu meringkuk di UKS sekolah ketika
iba di lantai dua. "Aku nggak apa-apa kok kalau kamu mau pesta yang mewa
an terperangah ketika Adelia masuk tanpa izinnya. Gadis itu duduk manis d
nuansa biru tua. Berbagi macam buku mengenai astronomi b
u!" ketus Adelio, masih memegang kenop pi
tidur di sini,
idak waras. "Kemarin baru kamu bilang jijik dengan bau kamarku y
mengatakan itu, Lio' batin Ad
kan langsung pada sang kakak. Baru ia sadari sejak kehadiran gadi
i aku suka baunya, membuatku teringat rumah," li
buskan perlahan kemudian menutup pintu kamar. Ia duduk di sa
ukah?" tany
pa
Lia. Aku sampai nggak bisa menggambarkan ap
at tahu apa yang dirasakannya saat ini. Tidak ada yang bisa di tutupinya dari Adelio, ra
Apa yang Rose lakukan
...pe
ang lain, Lia?" lirih Adelio menggenggam tang
. "Maaf karena aku menjauh darimu, Lio. Maaf sudah meninggalkanmu, aku past
dak Adelia, sedaya upaya bersikap biasa agar adik
mu terus di sampingku,
awa. "Nah, kamu lebih cantik kalau tertawa, Lia. Jangan menangis lagi di
"Aku hanya menangis
dipkan sebelah matanya. "Kamu mau tidur di sini?
ang yang masih kosong. Gadis berhidung pesek tersebut, tersenyum ikut
dengan tangan terkepal. Ia lihat Adelia masuk ke k
embuncah. Bagaimana bisa Adelia berubah secepat ini, padahal dirin
telah berada di kamarnya. "Kenapa gadis bodoh itu malah mengusulka
tkan gadis polos tersebut untuk menguasai rumah ini. Namun, bukan
bohong mengenai Adelio pada Adelia. Hatinya bersorak ketika
rteman dengannya!" geram Rosella mondar mandir di dalam kama
nya kasar. Ia menghambur ranjangnya dengan wajah mera
ia! Brengseek!!
gar gimana?!" sentak seseor
kemudian menghampiri putri tunggalnya yang terbakar am
mohon!" sentak Risma m
an mengadakan pesta mewah pada teman-temanku
mandangnya. "Mama akan membujuk Papamu, oke. Sekara
jauh-jauh hari!" Rosella mengeratkan cengkramannya pada baju Risma. "Aku yakin Adelio
ra Risma masih setia mengelus punggung putrinya. Kata-
ta ultah untuk sang putri sesuai impiannya. Jika tahun-tahun sebelumnya, i
mpiannya. Tentu saja gadis itu sudah berbicara denga
sama dengan Adelia, Ma," mohon Rosell
enangis dan kembali memeluknya. "Mama janji, Rose.
nempelkan telinga di pintu kemudia