ringat membasahi kemejanya. Wajah sedih Laras terus terkenang di pelupuk
Pak Kardi pada seorang laki-laki yang
mbil memegang ca
seorang laki-laki seda
i proyek bangunan di mana Bagas dan Pak Kard
ru?" Fandi bertanya pada mandor yang bertuga
hari ini pun menjawab, "Benar, Pak. Di
harap dia bisa terus giat sep
e arah Bagas yang sedang berteduh bersama buruh la
kamu ini kerjanya di kantor yang ada AC nya, persis Pak Fandi!
saja capek! Saya justru bersyukur bisa dapat kerjaan yang halal,"
ya yakin, Pak Handoko akan kesulitan mengelola banyak pabrik dan perkebunannya
ih berharap bisa bekerja tanpa campur t
mulai membuka nasi bungkus yang tersaji di depannya. Sambil
•
n. Dari tepi jendela, mata Laras mengintai. Benar dugaann
ia harus per
a, karena jadwal hari ini cukup padat." Jar
n sopir itu menyambar tas yang ia bawa,
pat-rapat. Matanya melirik ke belakang di mana Laras du
Jarwo. Dia keheranan karena sopir menepikan
"Mas Frans yang meminta s
telah Jarwo membukakan pintu. Langkah kecil Laras terayun menuju lo
risi perlengkapan Laras. Semacam pakaian dinas, alat make
n masuk
l
kencang saat Jarwo membukakan pintu sebuah kama
a malam ini. Laras ketaku
ya tunggu di mobil ya, Mbak?" Jarwo bergeg
Suara pintu ditutup dar
kamu L
g Laras nyaris copot. Masih dengan gemetaran, perempuan i
Solo. Saya dengar dari Frans kalo kamu juga berasal dar
nggung. Matanya memandangi soso
wo matang. Tangan, kaki dan dadanya berbulu hitam. Ada janggut tipis-tipis juga di da
mudian dia berjalan menuju ranjang luas di kamar i
teman
l
r kosong di sampingnya sambil duduk di tepi ranjang.
ggu sebentar," kata Laras. Dengan acuh dan berde
al dengan sikap sok jual mahal Laras. Maka dengan
r
Mas B
t Beni mendorong pintu kamar mandi dengan paksa. Di
cuma mengenakan pakaian dalam saja. Laki-laki itu sege
hat wajah lawan mainnya. Sementara Beni yang sudah ber
saya nggak tah
menyeret Laras
dengan kasar. Dengan gairah yang memburu panas, Beni se
aras? Kamu
ok sempit b
namkan miliknya pada Laras. Beni terus mencium dan mengg
g mencuci tangannya. Jam kerja sudah selesai,
ag
a-tiba mem
ak Kardi. Laki-laki paruh baya itu cuma mengangguk meny
agas bertanya dengan sung
ah laki-laki berpakaian rapi yang berdiri
gan tim yang sedang membangun gedung di pusat kot
andi pada Bagas. Mereka bertiga bicara sambil dudu
t mendengar tawaran
enyah menanggapi wajah terkej
Pak Bos bohong?" timp
ambil tersenyum sa
kan pekerjaan ini." Bagas terharu. Dia menyalam
lai besok kamu ikut s
k, P
dapat kerjaan yang lebih baik. Laras pasti sen
riang. Dia tidak sabar ingin segera tiba di rumah lal