linga Bagas. Laki-laki itu terjaga dari tidurnya. Dilihatny
ang, Bagas mengusap wajahnya lalu menggeleng.
Semalam ia sempat mencari Laras. Namun, karena sudah larut malam Bag
dak mu
n berpamitan dan meminta izin padanya lebih dulu. Sedan
a saja tercium aroma lezat masakan
ar
berjalan cepat menuju dapur. Dilihatnya punggung seora
lega. Ia segera
sarapan buat Mas. Sebaiknya Mas ambil air wudhu
apa pun. Laras dibuat terkejut saat
-napa! Kenapa pergi tidak kas
ketemu sama teman lamaku. Dia mengajak aku kerja sebagai
n istrinya. Lantas dilepaskan pelukan itu dari
g buruk menimpa kamu, Laras
audah, ayo kita sha
utnya ia menggiring Laras menuju teras belakan
as yang sedang berwudhu. Ia merasa sudah berdosa
kembali teringat malam laknat yang sudah
nipuku! Bajing
enghitung uang cuma tersenyum mendenga
dalam tas, Frans memutar tubuhnya sambil
api dengan marah.
mong apa! Nyatanya kamu sudah tidur dengan bany
tap dengan manik
n senyuman yang remeh pa
aja masih menganggur dan kamu mau kerjaan dari saya? Ini Jakarta, Laras!
tidak
pada Laras. Wanita itu dibuat terkejut saat tangan Fra
a saja kasih tahu suami kamu tentang apa yang terjadi di sini. Saya juga penasaran, bagaimana reaksi Bagas kalo
erca Laras seraya menep
a saya. Bukannya kamu juga sedang butuh duit?" Frans m
enatapnya pe
an, "Bagas Paku Handoko, dia anak orang berpengaruh di Solo. Lulusan bisnis pulak! Saya ra
ntas bangkit dan langsung menyerang Frans. Namun, satu ta
n kamu,
perih, Laras menatap murka
mau hidup kamu aman, ik
ar
e
nya. Buru-buru ia menyeka matanya yang bas
yo ambil wudhu. Mas
uma men
kah pergi. Tinggallah Laras seorang diri di teras belakan
s udah kotor, Mas .
lam tangis yang pecah. Hatinya sakit, bathinnya hancu
•
keheranan karena Laras belum kunjung datang. Ada apa d
k La
lon
Bag
melompat keluar untuk melihatnya. Bagas terkejut melihat Laras yang tak sed
?!" tanya Bagas dengan e
s dan menggendongnya memas
ar
k La
terbuka. Samar-samar ia me
s," gumam
han aja," kata Bagas yang
Laras. "Syukurlah Mabak Laras u
l tersenyum tipis. "Te
leh satu kali ke arah Laras, l
i empat laki-laki tadi malam. Dia tak punya banyak tenaga
ari ini biar Mas saja yang kerja. Kemarin Mas ketemu sama Pak Kardi. Beliau mengajak Mas kerja bersa
. Dia tidak mau Bagas meli
ingin kamu senengin. Nanti Jarwo
g hebat mengingat p
laki-laki biadab itu terus mengancamnya. Dia takut seka
ya?" Bagas tersenyum mema
merasa sudah menjadi suami yang gagal bagi Laras. Meski memiliki
ernikahannya dengan Laras, pasti hidup
kan Laras dan tetap menikahinya. Pun oran
-hati
pi istrinya sebelum ia bang
memandangi punggung suaminya p
Bagas