dah jam setengah dua belas malam. Sudah aku hubungi berkali-kali te
a-kenapa, kan?." Tany
sampai harus di larikan kerumah sakit. Jadi, Papa dan Mama harus pergi kesana, aku di rumah sendirian. Mama takut jik
ca lagi, tetapi sampai sambungan ke
ku, saat sambungan
yang mengangkat teleponnya, apa Jessica sedang bersama seorang pri
ah hampir dua bulan tidak memainkan dunia malamnya, jangan karena
a, Jes
erapa orang sebenarnya? Dua tiga atau e
ari suara pertama. Di sahut tawa dan sebuah tepukan yang terden
ngar berbicara. Tiga orang
ian!." Suara perta
ue Kevin." Kevin mengatakan jika Jessica berada di te
semakin memikirkannya se
nunjukkan pukul setengah satu malam, aku tidak tahu
aku harus mengusulkan kepada Papa dan Mama untuk membuat perjodohan untuk Jessica agar dia dapat berubah. Karena jika sudah menikah ha
i apartemen
u
ri Kevin. Kevin menatap Rian tajam ag
engusap belakang kepala
Dian memandang
i?." Aku mengernyit mendengar ucapan D
ak lo aman sama gue. Besok dia sa
di matikan. Apa sebenarnya yang mereka lakukan? Lalu bag
mana aku bisa tidur, m
ku, rasa nya haus karena terl
endiri, Bibi tidak memiliki keluarga lagi suaminya sudah meninggal beberapa tahun lalu sedangkan anak nya saat berusia lima belas tahun terlibat kecelakaan yang mengakibatkan
di tangan ku, aku duduk di kursi ruang makan, lampu su
mengapa aku memiliki saudari kembar sepertinya. Tetapi, tidak mun
aa.
pusing memi
Aku menaiki tangga untuk menuju ke kamar, tetapi di jalan menuju ke kamar aku melihat kamar di samping kamar ku, itu kamar Jessica lalu meng
membukanya, ternyata tidak di kunci. Saat aku memasukinya
ar lampu. Aku berdiri di depan saklar lampu, aku lihat di sana tombolnya tertekan
a
ti aku tidak menekan ke atas sumpah. Aku han
ya ke atas tetapi lamp
a
a
a
a
a
lampunya, mengapa Jessica tahan sekali dengan saklar seperti
klar lampu dan ber
an isi kamar mu." Ucap ku seakan-
aju-bajunya. Meja belajar juga hanya buku kuliah saja, Novel bahkan tidak ada bia
aran ku terjawab, aku kira Jessica tidak memiliki buku cerita ternyata ada tetapi apakah itu pan
aku membukanya dan isinya bungkus berukuran kotak
itu foto walaupun terlihat dari bela
i sana tertulis Ke
vin yang mengangkat telepon tadi bukan. Aku me
nya, aku terkejut hin
sica
ang yang sama. Aku meneteskan air mata ku, bahkan untuk berkata apa p
sica
sica