dan satu wanita. Satu pria tidur di sofa kamar dan dua lainnya tidur di sisi kanan
tkan tubuh polosnya, dia hanya mengenakan celana pendek di atas lut
wanita di antara mereka. Tubuh polos tanpa seh
engan posisi telentang kedua tangan terbuka da
s dan baru pukul setengah tujuh tadi selesai sedan
narkan posisi tidurnya menjadi telentang. Sedangkan kedua pria di sisinya sedikit terganggu dengan pergerakan wani
l yang terletak di meja. Matanya terbuka sedikit dan menatap malas ponsel di
intihan dalam rebahan saja tidak lebih. Matanya beralih ke tempat lain pria yang tidur di karpet dengan posisi seperti bintang, hanya mengenakan celana pendek. Lagi-lagi mata Pria itu menatap datar pemandangan di hadapannya i
ng sudah mati, dia terlambat mengangkatnya. Pri
ya datar, genggaman di sisi wastafel mengerat. Tatapannya menajam memand
kencang, seakan meminta keluar dari tempatnya. In
hbac
anyak tempelan di sana, di lehernya terdapat tali plastik dengan hiasan bawang merah dan bawang putih tidak lupa ada cabai juga, tidak lupa ada tanda pengenal denga
kinya ada gelang kaki yang terbuat dari tali plastik de
da coretan tiga ga
ndangnya seperti menilai. Gadis itu menunduk seakan
ertemu setelah tiga hari berlangs
mau
itu bersih dan memiliki kulit yang putih bersih tanpa luka.
a dengan tenang. Di tangannya terdapat sebuah buku dan tidak lupa apat saat gue memberikannya?." Ucap cowok itu dengan memandang wajah gadis i
amanya. Gadis itu mengangguk setelah mendengar apa yang di katakan temannya, temannya meminta agar di
ukan gadis itu tidak lepas dari pandangannya. Laki-laki itu meng
berikan alat tulis nya. Gadis itu menerima nya dan me
mandang kepergian gad
u tertawa dengan ketiga temannya tawa gadis itu menular, yan
aki-laki itu justru berada di dalam ruang kesehatan. Waktu jam pulang sudah lebih dari s
anak yang ikut ekstrakurikuler yang masih d
yang terlihat bingung memandang seluruh ruang kesehata
a senior yang memanggilnya mengapa
las sebelah untuk ke ruang kesehatan karena ketua kesehatan me
ang sudah terlepas dari tangannya d
e arah pintu tempat anak laki-laki itu
is itu semakin mundur seperti itu berulang kali sampai tubuh gadis itu jatuh s
nunduk mendekatkan tubuhnya, tangan kanann
ekuk leher gadis itu dan menghirupnya d
angat dekat. Gadis itu yang merasakan kedekatan keduanya hanya dapat terdiam membeku, sekuat apa pun dia me
it rapat. Posisinya kaki laki-laki itu berada di kedua paha gadis itu. Laki-lak
. Laki-laki itu memandang dengan senyumannya. Bibirnya m
a mu sesuai dengan orang y