4: Mencu
*
ERITA
*
an Xipil. Dari pusat Kota Nauruan, beralih ke sebuah wilayah yang masih dalam yurisdiksi Ko
iliki belasan desa yang nasibnya kurang lebih sama. Desa-desa kecil yang sangat terisolasi, namun luasnya belasan kali lipat dari
a, diperlukan waktu sepuluh hari dengan kereta kuda karena medan yang sulit. Namun, jika berkuda, perjalanan itu dapat dit
ksasa yang terselubungi pasir, membentuk cekungan menyerupai mangkuk raksasa. Di tengahnya, terbentang sabana luas sejauh mata memandang. Sedangkan di bagian selatan, terdapat h
but. Karena ketidakpedulian Count Veraga, banyak bandit perampok yang bersembunyi di perbatasan hutan. Medan yang berat dan berb
anak lelaki berusia enam tahun, berlar
aja yang baru tiga bulan menginjak usia delapan belas
Huf..
ngatur napasnya yang terengah-engah
berlari seperti itu?" tanya Ashton, ayahnya,
a datang," jawab Damian d
sambil menjaga nyala ap
," jawab Dimi deng
mbawa surat," balas Atthy meledek adikn
Dimi dengan wajah semringa
n Atthy bersamaan d
u kota Kerajaan," lanjut Dimi, bangga
nya. Ashton hanya menanggapi deng
a, Dimi?" tanya Ash, mas
ua puluh tahun lalu, Ash tidak pernah sekal
ron Galina'," jawab Dimi sambil menyerahkan surat it
kmu," ujar Ash sambil menepuk
seru Dimi, bertanya
"Bangsawan bergelar
aku!" seru Atthy terkekeh meli
ntuk keluarga kita," ujar Dimi berkilah, k
masuk ke dalam rumah untuk memberik
erjaannya menempa besi, semen
ebagai pandai besi. Bahkan, Atthy sering ikut berburu di hutan bersa
ota," ujar Ashton, menyerahkan sura
a?... Untukku?" tanya R
wab Asht
anya Rowtag lagi, masih
ihat dengan jelas. Di situ tertulis,
ulai membacanya. Beberapa saat kemudian, wa
ku, tapi untukmu," ujar Rowta
situ jelas tertulis BARO
. Mungkin, mereka mengira aku sudah m
Ia tidak tega melihat wajah keriput ayahnya semak
ini untukmu, Ash... Karena Atthy adalah putrimu," ujar Rowta
annya dengan Atthy?"
untuk putri sulungmu, Atthy,"
Ia terkejut, lebih dari keterkeju
atamu rabun. Berikan padaku, biar aku y
g surat itu untukmu," jawab Rowtag samb
aya. Dia terus melirik ayahnya dan memandangi surat itu berulang kali, seolah-olah ma
anya Rowt, sengaja melempark
a yang jelas terlihat di wajahnya. "Lamaran ini... untu
n senyum nakal, balas
u Ash, suaranya penuh pertanyaa
rmal," jawab Rowt dengan tenang
a kembali menelusuri tulisan itu, seolah-olah
ari Ibu Kota Kerajaan?" tanya A
m menggoda. "Aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Aku tida
, masih terperangkap dalam ketidakpercayaan yang mendalam. Di luar, angin berembus pelan, memb
-
ar di dinding kayu rumah mereka. Aydan, adik lelaki Atthy yang berusia tiga belas tahun, duduk di sampingnya, bersebelahan dengan si kembar Dimi da
bicaraan dengan santai, meskipun matanya tetap fokus pada hidangan yang hampir habis d
ya tenang, tetapi hatinya bergejolak. Entah ke
dari Ibu Kota, bukan?" tanya A
irannya masih berusaha memaham
at lamaran pernikahan
ra. Sejenak, hanya suara kayu te
jah ayahnya ke kakeknya, lalu kembali ke kertas yang sekar
, nadanya dipenuhi kebi
. "Atthy, aku tahu ini sangat mendadak... Kami tidak akan memaksamu, tapi k
Dengan seseorang yang bahkan tak dikenalnya? Hidupnya di Caihina selama ini sederhana-d
y, aku mengerti perasaanmu. Tapi seperti y
n. "Ayah... Aku belum ingin menikah. Aku sa
sa menjadi kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik. Pikirka
ng penuh harapan. Mata kecilnya berkilauan, menatapny
-
idur. Rumah sederhana itu memiliki empat kamar. Rowt dan Ash masing-masing menempati kamar mereka sendiri, sement
selalu ceria dan cerewet. Ia adalah salah satu sumber kebisingan di rumah yang sunyi ini, terutama setelah Di
akaian, Gafy tiba-tiba bertanya dengan mata b
dari luar rumah hanya melirik sekilas, kemudian menjawa
angat dan sedikit kesal, meskipun dia tetap melanjutkan
an. "Entah," jawabnya sambil mengangkat bahu, "Aku tidak ter
di wajahnya. "Kak, kalau kakak pergi ke Ibu Kota, kakak akan melihat banyak hal ba
kit meledek. "Kenapa? Kau ingin pergi ke Ibu Kota?" tanyanya,
hu dengan jelas bahwa itu akan sangat sulit untukku. Aku memang menginginkannya, tapi bukan berarti aku harus mendapatkannya... Aku bertubuh lemah, sulit bagiku meninggalkan tempat ini dengan keadaan kita sekarang... Tapi, sama s
akan ke Ibu Kota Kerajaan, tapi Alpen, wilayah Utara. Sangat jauh dari Ibu Kota... Surat itu mem
Wajahnya memerah, seolah kecewa, namun tetap ada harapan yang berkilau
hu, Gafy tidak hanya berbicara soal melihat dunia luar. Adiknya menginginkan harapa
darah bangsawan, status mereka terlalu rendah untuk menarik perhatian sebesar itu. Kakek adalah seora
ena Atthy melamun terlalu lama, "Tapi kak.
aku sudah mengajarkanmu? Ada dua kemungkinan untuk ini: untuk melemahkan atau menguatkan salah satu pihak... masalahnya, kedudukan kakek sangat jauh untuk bisa terlib
h akan
ffith, atau siapa yang telah merekomendasikanku.'' Atthy menghela napas
menjawab, masih dengan keyakinan polos di mat
dunia di luar sana?'' tanya Atthy, menatap ser
n penuh harapan, seakan dunia yang ad
jawabnya akhirnya, meskipun perasaan tidak pasti masih menggelayuti hatinya. Ia ingin sekali memberikan adikny
ke mana pun dan melihat banyak hal baru di luar sana,'' k
idurlah!'' seru Atthy, sambil mendorong a
k bisa lepas dari perbincangan yang baru saja terjadi. Semua ucapan keluarganya, harapan-harapan mereka tentang lamaran, membayangi benaknya.
anggal. Lamaran ini buk
g menarik benang di
-