ku?" tanya Brian dengan posisi masih terduduk di sofa, matanya mena
sana merasa geram. Dia berteriak dengan keras pada gadis itu, "A
Detik berikutnya, pria itu pun berdiri di hadapan Ayla dan kemudian dengan kasar mengangkat d
-tengah itu untuk pertama kalinya dia melihatnya. Brian Lesm
ternyata sangat cantik. Tidak heran kalau banya
gadis yang lembut dengan mata yang cantik seperti rusa betina dan bola mata
nis. Pria mana pun bisa terpesona dengan mudah, hanya dengan sekilas tatapa
Brian dengan nada mengancam
memang sangat t
sebongkah patung saja!" Brian berteriak dengan keras pa
ta-kata itu tidak bisa keluar dari mulutnya. Kata-kata itu seperti tertahan di tenggorok
encan dengan banyak pria. Kenapa kamu masih ber
tu ada di hadapannya. Dia benci wanita ini. Jika saja dia belum mendengar gosip miring masa
adamu dan tidak akan mengkhianatimu di kemudian ha
juga tidak akan mengkhianat
harap keluarga Ginanjar bisa hidup tenang!" Bri
pun itu hanya acara pernikahan tanpa upacara apa pun, Ayla tetap
lihat tatapan Brian. Ruangan yang awalnya ramai, langsung berubah menjadi sepi, hany
uk di sofa dengan menyilangkan salah satu
engantinnya itu sedikit menyusahkan, bagian ekor gaunnya agak panjang. Ayla menarik gaunnya
an dingin, dia agak heran kenapa Arlini sok lugu malam
langsung menyodorkan seba
ok," ucapnya den
dari keluarga Ginanjar ini tidak merokok? Nona Ginan
rinya dengan segelas anggur yang tingkat alkoh
a kalinya. Dia takut kalau dia minum anggu
mengelak begitu saja. Brian mencekokinya minum dengan menangkup wajah sang gadis itu
itu. Dia terbatuk-batuk hingga matanya berair, karena tingkat al
" tanya Brian. Kemudian d
bisa menyandangnya." Brian ingin membuat Ayla mengetahui semuanya denga
mpir saja mengatakannya. Dia ingin sekali meneriakkan kata-kata ini
alani kehidupannya seperti biasa, dia bisa pergi ke sekolah dengan bebas. Dia ingin menunggu Toby, pria
idak menyukainy
Ayla, lalu kemudian berkata, "Oh ya. Kamu adalah Nona Ginanj
dia tidak mau bicara, tapi perutnya terasa sakit sekarang. Dia membekam
angkan rasa tidak nyaman di perutnya. Tetapi, dia tidak dapat menelannya, dia malah
mulai percaya, mungkin Ayla memang mengatakan yang sebenarnya. Dia sama sekal
a di sampingnya dan memuntahkan semua isi perutnya. Karena perutnya kosong, dia belum mema
angkatnya di bahunya. Membawa gadis itu ke
ur meja di samping tempat tidur. Dahinya langsung membengkak karena bent
wanita yang tergeletak tak berdaya di depannya itu sama sekali. Dia menata
akan segera dim