img I Love You Om  /  Bab 6 Kunjungan ke Villa | 20.69%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Kunjungan ke Villa

Jumlah Kata:1624    |    Dirilis Pada: 20/08/2024

pria itu sudah terlihat seperti anak ABG yang sedang jatuh cinta. mungkin karena Bian tak ingin lagi kehilangan Tania. sudah

ngar dari kamar Bian. sedari subuh Bian sibuk ke sana kemari. seolah

terdengar da

asih l

Seben

n sih? dandan dulu?" teriak Rian dari

ya bertebaran dimana-mana. ia memijit kepalanya yang mendadak sakit

a menggeram kesal. Ia lalu melangkah menuju pintu

" tanyan

m. Nanti

ntar

n Rian namanya kalau tidak usil dengan omnya itu. Rian mendorong sedikit lebih keras pintu kamar Bia

rti kapal pecah. Ia tak pernah melihat kamar Bian seperti ini s

masuk. Pria itu mencoba untuk berjinjit agar m

memungut satu persatu pakaian di lantai lalu melemparkannya

kotor?"

H

terlihat b

bersih belum te

rnya karena tak ada lagi kata-kata yang bisa Rian sand

ang seb

Rian lagi saat ia tak melihat

juk semua pakaian yang tadi masukka

elama itu om di kama

lah kesalnya. Ia mengeluarkan lagi semua pakaian yang sudah Bian lempar ke dalam keranjang k

l selesai. Bakal lebih banyak gilanya gara-gara senyum-senyum tak jel

, ia takkan pernah minta bantuan siapapun. Tapi kenapa sekarang ia jadi tak tahu harus melakukan apa. Dalam kep

ya saja sudah membuat detak jantu

kamar Bian, lain pula yang ki

mua pretelan nya yang akan ia bawa ke puncak. Tania tak butuh banyak outfit. Ia h

berada di luar. Tania langsung menyandang ranselnya dan membawa tas tersebut keluar. Tak lupa, sebelum benar-benar keluar da

il dan setelah itu ia naik di kursi penumpang sebelah Amel. "Tadi Rian nelpon ak

an beli beberap

gue bawa mobil kan, jadi berhenti kapan saja nanti mah ayok aja." jawab Amel.

mereka tiba di depan rumah Rian. pria itu ternyat

uga akhirnya.

ya gue

t tatapan tajam dari Bian. setahunya tadi Rian mengatakan padanya jika mereka harus buru-buru

Tania mempunyai sedikit rasa menyesal karena sudah ke Indonesia hanya untuk menemui Rian yang sebenarnya Rian itu adalah dirinya. sungguh, ia tak tahu ba

angkat." Ucap Rian dengan penuh semangat. Ri

unci m

mobil, aku nggak mungkin pergi sama Om dan bi

an Tania langsung

ibutin. Jadi karena perjalanan kita saat ini jauh ke puncak Aku nggak berani ambil resiko ini om-om bakal nabrakin mobilnya dan bikin aku cedera." Ucap Rian

h pada keponakannya itu. Ia hanya bisa melihat dan mende

ahnya. Namun ekspresinya mas

Tania yang kali ini berhasil

g suka mendongeng." Jawab Bian. Bian menatap Rian, "sekarang Apa tujuanmu sebenar

pkan sebelah matanya. Ya kembali menatap Amel, "Jadi sekarang mob

marah terus nabrakin mobilnya gimana? aku

ilang Rian Jangan didengerin. Buruan!!" Bian melan

tupun dengan Amel. ia tak mau sahabatnya itu

ya pada Amel. Bahkan rengekan it

lo sama g

sama aku, kam

unuh saha

an. Om Bian itu ngamuknya cuma sam

amuk juga

h. Udah buruan, nanti maki

bilnya Bian. Ia tak menurunkan tasnya dari mobil Amel. Jadi berad

benar merapalkan doa terbaiknya terlebih dahulu. i

bil dan duduk di kursi

al-ugalan ya.

a mau ngerjain saya." Jawab Bian dengan sangat lembut. bahkan

ng hanya candaan dari Rian saja. Dian mulai melajukan mo

. Bian adalah tipe pengendara yang butuh teman bicara. Jadi biasanya ia ke mana-m

an tiba-tiba membuat Tania yang sedari tadi kamu

H

gara-gara kamu saya nabrak nanti." Ucap Bian yang tentu saja hanya menakut-nakuti Tania. Bian bukan pengemudi yang mau ambil resiko. Ia bah

uka dengar celote

senyum dan senyuman itu membua

n, jangan Om. Coba panggil nama saya." Ucap Bian. Pria itu menghentikan mobilnya karen

lekat mata Bian. Mata yang membuatn

n tersenyum sangat manisnya. Senyum itu juga membuatnya rindu. Tanpa sadar tangan Tania t

ini

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY