itu masih berwarna pudar, seolah-olah menyatu dengan kulit tubuhnya yang mulus. Karena masih kecil, payudara Iyuth tampak lancip
atas. Buah dada Santi lebih kecil. Belum tumbuh. Santi memang lebih kurus, tapi langsing.
bersekutu. Terus terang, aku suka dengan wajah imut seperti Sa
dingin." serunya. Matanya menyipi
dan menjepitkan jarinya ke sela-sela celana dalam Santi. Dengan sedikit tekanan ke arah baw
Ia menelanjangi gadis itu!!! Aku menahan kelopak mataku lama, tak berkedip, walaupun cukup pedih
gu Iyuth dan Deva me
kecil ujung lidahnya. Santi memiliki bulu kemaluan yang ringkas, seperti semak-semak yang melebar ke bagian atas. Ramb
etengah teriak. Suaraku jelas gemetar. Aku benar-benar tak biasa mel
dut ya, pak?"
uth. Kamu seks
ihat sempurna. Pantatnya agak gemuk namun sesuai dengan postur tubuhnya. Ia melipat-lipat pakaiannya
elana dalamnya hingga sebatas lutut dan mundur beberapa langkah, lalu jo
ru nih." kata Santi
g keluar dari belahan kemaluannya cukup banyak. Sepertinya, Deva amat menik
gah itu dan menarik kaosnya ke atas. Telanjang! Sambil berjalan ke arah teman-tem
a dengan Santi yang tetap melipat tangannya menutupi dadanya, Iyuth tampak lebih riang. Ia
un berbintik-bintik. Tunas-tunas rambut sudah mulai terlihat di daerah selangkangan Iyuth
i tengah umbul, dua anak itu saling berhadapan, dan memerciki air sambil t
ak malu, atau takut? Mereka benar-benar
ti, dengan rambut yang masih terkucir ganda, seperti tak mau kalah. Ia menjebak air di dalam tangannya yang mengatup
kkannya pelan-pelan ke arah testis. Enak rasanya. Tapi kulakukan hanya sekali-dua kali. Aku t
belum menenggelamkan diri, ia memutar-mutar sendi le
iri, membantu Deva mengatasi persendiannya. Mun
kecil bergoyang-goyang mengikuti gerakan tangannya. Putingnya lebih gelap dibanding dua anak
etul. Rambut kemaluan Deva yang paling lebat di antara mereka bertiga. Tak teratur, semrawut, tapi sungguh aku nikmat
enenggelamkan diri. Hanya pantatnya saja yang menyembul keluar. Kepalanya keluar masuk air berkal-kali sambil menyemburk
r meluncur liar di tubuhnya. Ia membalik badan, berjalan perlahan ke arah pancuran. Tangannya agak dibentangkan untuk menjaga keseimbangan langkahnya. Betu
gannya memijat-mijat pundak Iyuth. Iyuth mendesah keenakan. "Mantab, San.
th memiliki pantat yang bulat dan gemuk. Santi, walaupun kurus, punya pantat yang
at.
membumbung dari harapanku sejak awal. Iyuth, Santi, Deva, bapak cuma mau melihat kalian mandi dengan payudara-payudara kecil kalian. Tapi
umbul, mereka membelakangiku dan membentuk formasi lingkaran. Punggungnya dibengkokkan ke depan dan kepala mereka seo
nya ada rencana jahat, pikirku. Selesai berbisik-
ontal. Rambut-rambut kemaluannya layu terkena air. Sepertin
elum selesai Deva berbicara, Iyuth langsung menghambur maju, mendekap mulut Deva. Sebentar mereka ber
yang kami bicarakan tad
kepala Deva. "Maksud kami, nggak seru juga nih kalo
protes rupanya. "Terus