. Tapi pekerjaannya sebagai seorang pembantu rumah tangga di rumah ndara Joyo hampir tidak memungkinkann
ar! (Tidak usah nangis,
ari berbisik-bisik di dalam
isa, (Iya, Ri! Aku sudah berdoa agar aku kuat, tapi kadang a
merasa sedih seperti Alia, tapi lama-lama dia menjadi terbiasa dan ak
Ya? (Sudah pernah mencoba bilan
menga
ggu tiga bulan lagi. Sesuai dengan kontrak yang
menga
h juga kalau cuma nanya," kata Sari, "Be
. Jantungnya berdebar kencang, membayang
*
run. Dia menjadi istri kesekian seorang saudagar tua yang kaya r
, terindah dan terbersih bila dibandingkan dengan rumah-rumah istri ndoro Joyo yang lain. Sehingga tidak heran, setiap enam bulan sekali Ningrum memecat
ah baca tulis dan hitung tidak masalah. Ningrum memercayakan Alia membersihkan lantai dua rumahnya, sambil melihat perkembangan kerja Alia, karena sebe
yang sembab oleh air mata. Ningrum gemas sendiri. Dia benci kepada orang yang
pada Alia. Dia memandang tajam Alia da
e mulih! Ora sah mulih kene maneh! (Minta pulang terus! Aku, kan sudah bilang, kalau sudah kerja enam bulan baru boleh pul
jawab. Ningrum juga merasa sebal, dia bisa saja membuat mereka berdua duduk bersimpuh sampai be
ni! (Tidak usah tanya tentang pulang-pulang lagi! Kalau sekali lagi aku mendengar tentang masalah pulang, k
mberi ampun kepada pembantunya yang kurang ajar bertanya padanya tentang masalah pulang. Hati
(Yang ini jangan disuruh pergi dulu, ya! Aku ingin mencobanya sedikit
panjang dan jilba kaos warna kuning gading, membawa tas ransel kumuh yang sepertinya berisi baju. Ningrum menghela nafas
opo, Ndoro? (Ingin diperis
tertawa ter
pi, tok! Sethithik ae! Oleh ora, Rum? (Kamu cemburu, ya? Jangan cemburu, Rum! Aku tida
o. Dia mengangguk. Mereka berp
, njih, Ndoro? (Saya siapkan tiga
ya, Rum! (Ya! Kamu sudah paham sekarang!
ndoro Joyo yang sudah renta it
merasakan didih k
*
s. Dia tetap melaksanakan tugasnya dengan baik, membersihkan lantai dua rumah ndoro Joyo dan ndoro putri. Dia tidak pernah mengeluh, tid
ti biasa Alia memulai ak
Nanti sore saja!)" Kata ndoro putri dengan suara yang lembut. Al
uruh apa, Ndoro?)" Tanya Alia, dia agak b
ejenak. Dia na
ata Ningrum, membuat Alia mendongak terkejut. Tapi buru-buru menundukkan pandangannya lagi. Waktu mendongak beberapa detik tadi, dia sem
um te
an kasar dia mengangkat dagu Alia. Membuat Alia
mu mau!" Kata Ningrum dan dilanjutkan dengan tawanya
, kan?" Tan
ra seperti ini. Seharusnya Ningrum galak dan marah-marah padanya, tapi sekarang yang terjadi ad
diperbolehkan pulang, N
ercaya mendengar pertan
lawase! (Mau tidak? Kalau tidak mau ya tidak apa-apa! Kamu tidak usa
an sangat cantik, sangat cantik jelita. Alia berusaha menundukkan kepala. Tapi Ningrum tetap memegang
t dan menginja
mu mati kabeh! (Kalau kamu tidak menu
*
egitu 'mriyayeni' atau begitu terlihat jelas memiliki strata sosial yang tinggi alias bangsawan.
h? (Mas Arya, saya benar-benar hendak minta tol
terse
mboten saged! (Maaf, jawabannya masih sama, Pak. Saya
ia merasa Arya hanya b
tus juta? (Mas Arya masih butuh uang, kan? Mau berapa, Mas? Lima puluh juta
utuhkannya? Arya menelan ludah. Sepertinya dia sedang berhadapan
i, (Saya butuh dua ratus juta, Pak, kalau tidak merepotkan,)
arena memang banyak saksi yang mengatakan bahwa pejalan kaki itu menyeberang jalan sembarangan. Tapi untuk menutup kasus itu Arya butuh uang yang cukup banyak, mungkin menang benar dia meminta uang seratus juta untuk bekal membayar ke sana ke mari. Dan uang seratus juta y
eluarga korban, nama dukun aborsi, tempat dan waktu semua kejadian dan semua kelengk
ang, Arya langsung luruh dan meny
tus lima puluh juta! Sekarang juga!" Kata Dewabrata. Dia terlih
itu. Sembilan digit angka sekarang sudah masuk ke rekeningnya. Arya nyar
, kan?" Tany
menga
mput mas Arya. Tolong disiapkan baju untuk bepergian selama
gguk. Dia m
nada keheranan. Sejak pertama kali Dewabrata data
ata te
dalam diri mas Arya y
*
eret masuk ke dalam mobil ya
sobek di beberapa tempat. Seandainya tidak memikirkan tentang uang, Sari pasti akan langsung membantu A
*
arus menghadapinya sendirian. Dia dipaksa untuk melakukan hal yang dikehendaki majikannya. Dia tid
ih dihujani sumpah sera
Mau diberi penghargaan, kok, tidak mau! Bod*hmu itu dihabiskan
alam-dalam. Air matan
(Tidak usah nangis! Kemayu! Sok jual mahal! Padahal aslinya jiwanya juga j
a sendiri beberapa tahun yang lalu, diperlakukan kurang lebih sama seperti ini. Rambutnya dijambak, dia diseret, disekap di kamar mand
angis tersedu. D
we, Ndhuk! (Maafkan aku, ya, Ndhuk! Aku hanya menjadi pembantu ndoro Joyo! Aku d
emakin kebingu
*
grum yang wajahnya
kalau Ningrum menangis sehisteris itu. Pas
a berdua masuk ke dalam rua
gi?" Tan
m meng
sah nang
aku diusir dari rumah itu!" Jawab Ning
dang untuk menampung barang-barangmu itu! Kalau sudah waktunya kamu pe
dengarkan d
membantu istri nd
uk. Ningrum me
nya besok. Aku minta tolong, ya, Sa
ni!" Kata Salli. Mereka berdua cekikikan. Dan
*
Alia yang sudah berdandan cantik mematuhi semua perintah Ningrum,
ia memasuki sebuah kamar besar yang biasa dibersihkan Alia setiap hari. Seb
untuk duduk di tepi ranjang. Dia terpekur. Jilbabnya sudah hilang sejak berangkat ke salon tadi, dia tidak dierarti mati!" Ter
juga menahan lelah dan lapar. Sejak ta
ringkan tubuhnya di ranjang besar di kamar itu. Dan
*
sudah tertidur pulas. Dia ter
tubuh Alia yang
*