img SANG MEDIATOR  /  Bab 2 Bagian 2 | 6.90%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Bagian 2

Jumlah Kata:3048    |    Dirilis Pada: 25/04/2024

Dewabrata tidak ikut. Tapi supirnya memberitahu ba

akan ke mana, P

r hanya

hukan tujuan kita. Kata pak

erutkan k

yang cab

nya tersenyu

ak menjawab pertanyaan mas Arya, karena saya juga tidak tahu jawabannya," jaw

hadapinya, sementara supir itu diam karena terus berdoa a

st area. Sang supir meminta Ar

layani anda. Saya mohon mas Ary

asuk ke dalam sebuah resto. Mereka makan di sana dalam diam. Arya merasa kurang nyaman

m diri sampai mereka melanj

eh, nggak, Mas?" Tanya

supir yang akhirnya mau bicara

Pak," jawab

ang saja, ta

ering sakit karena saya jarang bisa tidur nyenyak. Akhirnya saya pindah ke rumah k

penuh ketelitian dalam dia

k, ya? Di mana

ak. Saya besar di

dia mulai paham maksud pak Dewa

s. Tapi mas Arya jangan mar

hat kepada supirnya d

a apa

nah diajak melakukan ritual atau pernah diminta menyi

a-tanya dalam hati, kenapa supi

, Pak?" Tanya Ary

pir te

enar, berarti saya bisa memberitahu kenapa pak Dewa

tapa dan menimbun diri dengan tanah oleh kakeknya. Entah untuk apa aktivitas itu, tapi Arya juga

nganggu

iap malam pasti melakukan

berpa

Arya anak sa

gelengkan

unya ad

tu meng

ndung, y

kali ini dengan kehe

dung, Pak. Ada

. Karena ada yang kurang pas kala

n-temannya kalau dia dan adiknya bukanlah saudara kandung. Dulu mereka selalu diejek anak pungut karena wajah mereka yang berbeda jauh. Dan sekarang ti

marah pada supir itu,

arnya siapa?

b karena tiba-tiba mobil mem

ugas saya sudah selesai," kata supir

ana

rya agak ketakutan. Sungai Kampung Randu,kan terkenal sungai ya

tu meng

gan perahu. Saya hanya diminta menga

emua tanya di dada. Dia seb

*

reyot. Sepertinya rumah itu dijadikan sebagai tempat tr

etika diminta keluar dari mobil. Tapi dengan patuh A

bang dan menghubungkan jalan raya dan sungai dengan tangga kecil yang langsung menuju ke sungai. Rumah transit itu kosong dan sunyi. Hanya ada bunyi serangga di kejauhan. Langit begitu gelap, pa

angguk. Dia mengikuti langkah lebar pak sup

nyata begitu sempit dan licin, membua

eras, karena angin mulai bertiup kencang,

bertiup sangat kencang. Melihat perahu yang terombang-ambing liar itu Arya menjadi sangat mual, dia ingat bahwa

rna merah. Dia menyalami Arya dan pak supir dengan ramah. Mereka berdua agak menjauh dari Arya dan kemudian

ekarang saja, mumpung belum hu

yang licin tadi. Jantung Arya berdebar lagi, setengah hatinya sangat ingin

untuk sekejap Arya berpikir bahwa perahu itu akan terbalik, tapi ternyata dalam beberapa detik perahu itu berhenti bergoyang

karena ketakutan ketika melihat wajah pak supir di depannya. Pria berkaus merah itu wajahnya

tu ter

doyo, mas

*

at kelelahan. Dia terlonjak dan langsung duduk di tempat tidur

ngungan. Dia bergegas ke kamar mandi dan akhirnya memutuskan untuk membasuh semua riasan wajahnya dan menyisir

jang. Kebingungan hendak melalukan apa. Akhirnya Ali

erbangun. Dia terbata-bata menata rambut dan bajunya yang tersingkap.

pintu muncul seorang pria muda yang belum pe

an kepalang, dia juga takut. Ali berusaha melindungi dirinya, dan berpikir bag

ata kamu lebih cantik kalau tidak didandani! Lebih segar!)" K

oyo!)" Kata pria itu, mendekati Alia. Alia mengernyitkan dahinya ke

a Sari ndoro Joyo itu sudah tua? Apa pri

sebagai ndoro Joyo itu. Alia kebingungan dan juga takut, dia takut bertemu d

oyo ter

Kamu sekarang menjadi ndoro Putri di sini!" Kata ndoro Joyo, "semua baju, perhiasan, asesoris dan

ro? (Maksud ndoro apa, ya, Nd

yo hanya

sambil meninggalkan Alia di kamar sendirian. Kalimat terakhir ndoro Joyo

dal*mnya. Noda darah yang membuat kewanita*nnya terasa nyeri. Tiba-tiba saja Alia me

gis sejadi-jadinya. Dia tahu masa

*

laman dengan pria berkaus merah dengan wajah pak supi

tersenyu

ngai ini! Hujan, panas sama saja! Tapi kalau bisa, sih, kita

irannya deras ini banyak dihuni oleh mahluk halus yang sering mencelakakan orang-orang yang sedang berada di sungai. Dan hal itu membuat Arya berdebar tak menentu. Dia melihat ke arah Handoyo

, Mas! Di situ saja,

ada di bagian tengah perahu kecil yang dilengkapi dengan ata

elamaan tetesan air yang mengenai atap perahu terdengar begitu keras dan mengerikan. Rupanya hujan turun dengan begitu deras.

Arya nyaris menjerit ketika perahu itu seakan terlalu miring ke kiri atau terlalu miring ke k

duk di sam

r lagi hujannya pasti reda!" Teriak Handoyo ditenga

erlalu takut untuk ber

doyo. Arya membeliak tak percaya mend

na dia sendiri bingung dan tidak tahu dia m

au ke mana, Mas!" Jawab

ngerutkan

oyo sangsi. Wajahnya nampak tidak

ntuan padanya. Dan kemudian di sinilah Arya berada. Di tengah sungai Kampung Randu yang diguyur huj

suruh apa sa

Mereka berdua terdiam, sampai mereka tidak menyadari kalau hujan sudah reda, h

mengantarkan saya ke

a dengan wajah yang b

a tidak tahu mas Arya mau

ebingungan dan keheranan telah menyanggupi membantu pak Dewabrata k

wu Kulon, yang hanya bisa dijangkau dengan perahu. De

yang sangat terkenal dengan wisata arung j

enapa saya harus ke

erbahak mendengar

o badhe nopo ting mrika, Mas! (La, yang mau bepergian saja mas

itu, tapi dia sendiri yang bertanya mau apa dia di desa itu. R

!" Kata Handoyo kepada Arya, membuat Arya sedikit lega. Tadi Arya sempa

giyakan dan kemudian teringat bahwa dia belum bertanya kenapa wajah Handoyo mirip dengan wajah supir yang menga

nyadari, ternyata sekarang baru pukul dua siang. Belum selarut itu. Arya menghela na

beterbangan kian kemari, membuat hati Arya sedikit terhibur. Arya juga baru menyadari, ternyata banyak tanaman indah di samp

epan perahu. Arya berteriak mengiyakan. Dia memp

takut dengan goyangan kapal yang membuatnya mual. Perahu itu perlahan melambat dan melewati cabang

di sungai yang sunyi, sepi dan hujan! Perpaduan yang sangat eksotis da

ngan penduduk itu. Arya keheranan. Kenapa mereka tidak berhent

o diam saja, dia mengemudikan perahu dalam diam. Handoyo berdiri teg

dan sampai ke daerah terbuka, Handoyo mengembuskan

Mas?" T

ampung tadi ya, Mas," kata Handoyo. Arya keheranan, s

g apa, Mas, nama

ngguhnya! Kalau mas Arya minta berhenti atau turun di sana

*

ti baju Alia berpikir keras. Apakah itu bukan dar

h! Tapi sisi lain hatinya menyatakan bahwa darah itu darah kesuciannya.

sama sekali. Alia berbaring di lantai kamarnya, menan

" Seseorang

air mata. Dia melihat Sari menangis.

Tanya Sari memandan

pi ketika Alia mengingatnya, dia jadi histeris lagi. Alia menang

odai!" Teriak Alia histeris. Dia

a! Istighfar!

ngan nafas memburu. Rupanya pria itu yang baru saja menendang Sari hingga mengenai t

a kupastikan kamu akan melihat seluruh keluargamu mati di dep

n takut. Alia bisa melihat air mata Sari menet

riak terus! Kamu harus menerima tak

k percaya. Tapi d

keheranan sekaligus ketakutan. Sari menanti dengan penuh kecemasan ap

ndoro Joyo malah

!" Seru ndoro Joyo. Dia mendekati Alia dan mengangkat dagu Alia ke atas, sehingga nd

ani. Sari menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia

ekatkan wajahnya ke wajah Al

ngku selama-lamanya!" Bisi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY