img SANG MEDIATOR  /  Bab 4 Bagian 4 | 13.79%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Bagian 4

Jumlah Kata:2499    |    Dirilis Pada: 25/04/2024

dengan yang baru. Alia bahkan tidak melihat kapan Sari dan pembantu-pembantu yan

dikan Alia dengan paksa, Alia diam tak melawan, dia merasa sudah tak

ro putri di bawah," kata

tidak peduli lagi. Dua gadi

a kepada mereka. Mereka mengangguk da

ngan takut padaku. Namaku Alia. Nama kalian siapa?" Tanya

arah Alia dengan takut dan bingung, lal

kita sendiri! Tidak ada salahnya kita berteman, kan?" Bisik Alia. S

oleh ndor

p kau mau memanggilku Alia

s itu memandang Alia ke

a Alia pada dua gadis itu. M

masih dengan nada ragu. Gadis satunya mem

ngu," jawab gadis kedua

m menyambut k

ja. Kalau di luar kalian berdua dan aku bertingkah dan bertin

an di wajah mereka. Alia menelan ludah, kalau dua

uga ikut mengangguk. Alia tersenyum bah

un, ya?" B

iam-diam hati Alia merasa terhibur karena sekarang dia memiliki du

*

ng sekarang jelas sudah berubah drastis. Alia nampak sangat percaya diri dan lebih bahagia. Benarkah bah

ntik sekali," kata ndoro J

terse

njakan! Sebenarnya tidak perlu seperti itu, Ndoro!" Kat

doro Joyo pun ikut tersenyum dengan Alia tersen

atmu begitu bah

amping ndoro Joyo dari sekian banyak wanita c

o Joyo maju mendekati Alia. Tangannya meraih tangan Alia. Alia tersipu malu dan tidak menolak tangan ndoro Joyo. Mereka berpegangan. Membuat ndoro Joyo keheranan. S

aru setelah itu kita ber

ang terlintas di kepalanya. Dia ragu sejenak,

oro," jaw

n di mata Alia tadi. Sepertinya ada sesuatu yan

k mereka berdua dengan cepat. Alia terheran-heran melihat makanan yang terhidang di atas meja. Semua se

senyum melihat

ku untuk urusan maka

dan mengambilkan makanan untuk ndoro Joyo.

o? (Makan dengan apa, Nd

ia yang begitu murni di depannya, melayaninya dengan set

wa melihatnya mengambilkan makanan dengan ce

saya, Ndoro," kata Alia, membuat ndoro Joyo tersadar dari

adalah seorang ndoro putri. Tapi dengan tulus kamu mengambilkan makanan untukku

ngar pertanyaan itu.

. Membuat ndoro Joyo terkesiap. Sepertinya wanitanya ini akan

*

dur ketika dia mendengar kesiur angin di sekelilingnya. Angin yang dingin dan menggetarkan hati, membuatnya merinding. Arya

uah tempat tidur di bawahnya. Arya mendelik tak percaya. Ternyata dia

mbali merasa risau. B

amu belu

lihat Dewabrata di di sampingnya. Mereka sa

ma, ya?" T

ta meng

ya juga

lihatan

eluar dari tubuh saya sendiri. Tapi saya tidak tahu nama ajiannya apa dan saya tidak

Arya berlatih masuk ke dalam tubu

makin b

sudah tidak ada di belakangnya. Dewabrata sudah masuk kembali ke dalam

g harus dilakukannya agar dia bi

*

njadi mobil mewah beberapa puluh tahun yang lalu. Ndoro Joyo tersenyum juga melihat kebahagiaan murni Al

milik Ningrum sudah dibawa pergi Ningrum! Kam

Tapi ndoro Joyo tidak nampak terlalu peduli, dia membelikan banyak perhi

arang sebanyak ini,

emandang Ali

menatap Alia. Alia menelan ludah, sepertinya perkataannya tadi sal

in sebaiknya ndoro memberi saya sedikit-sedikit dulu. Ndoro bisa memberikan saya barang-barang lagi di waktu lain, sehingga kita punya alasan untuk berjalan-jala

oyo benar-benar merasa tersanjung diminta mengajak jalan-jalan lagi oleh seorang wanita baru miliknya yan

pipi Alia da

g!" Ajak ndoro Joyo. Alia mengangguk

*

cint*. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis muda itu. Ndo

banyak menuntut dan banyak maunya. Tapi Alia nampaknya bena

a tertidur lelap karena

n juga wirid pembuka mata batin Alia. Wirid itu adalah lafal 'Ya Allah' sebanyak seribu kali pada masing-masing daun, dan setelah sele

Ndoro Joyo tersenyum. Berarti ada reaksi positif. Kemudian n

*

gitu ke

au dia tidak bisa masuk lagi ke dalam tubuhnya sendiri?

asa kepalanya dip

itahu tidak pernah mendengarkan!)" Terd

a berdiri dibelakangnya. Wajah k

nut karo wong tuwo! (Kalau diajari itu diperhatikan! Kalau ada yang ngomong itu d

a begitu bahagia melihat dan bertemu dengan kak

awakmu maneh! (Tidak bisa, Ya! Aku sudah mati! Kamu masih hidup! Kalau kamu menyentuhku, m

i bayangan kakeknya nampak tak

" Bisik kakeknya dan kemudian sepi. Arya menengok ke kanan, ke kiri, berkeliling. Kosong. Kak

ah mendekati tubuhnya. Dan benar kata kakeknya! Dia melihat gerbang yang terbuka lebar itu di puncak kepalanya. Dia m

aring di tempat tidur di kamar gelap itu. Dan ke

ya suda

*

ritual di depannya dengan seksama. D

antra dan ketika salah seorang di antara penonton rebah ke tanah. Penonton yang lain mulai berteriak-t

tu dengan air yang baru saja diminum sang dukun dengan semburan yang sangat kencang. Membuat orang itu terkejut dan terbangun. M

bangunkanku?)" Tanya orang itu dengan m

dan biasanya sejak dulu memiliki jin nasab atau sudah ada jin di dalam tubuhnya, sehingga mudah dibuat kerasukan. Kemudian seakan dukun itu berkelahi dengan jin yang d

melakukan suatu tindakan nekat.

pengalaman dengan kacamata ini. Mengikat erat tas punggungnya dan kemudian mulai bertaawu

pun sekarang ikut kerasukan. Mereka berdua semakin menggila di tengah lapangan, berjum

bantuan jin yang mereka miliki dengan cepat mereka menemukan pengacau acara mereka malam itu. Dan mereka tidak membuang waktu lagi mereka memukuli pemuda i

a sang pemuda mendengar ter

n! Itu anak ky

kan! Sudah! Ja

ia pi

*

mbut anaknya tidak mau dipotong sama sekali. Untung kemarin dulu ayahnya tidak memperbolehkan sang ana

wah, tahajjud, dhuha tak pernah terlewat. Tapi dia memilih profesi wartawan untuk mengisi masa lib

t di rumah sakit karena dihajar massa yang menuduhnya mengga

k menggan

ruqyah, kan? Mbok, sudah to, Mas. Yang seperti itu dihentikan dulu! Ummi

lam kamar. Membuat

sakit! Abi niku mboten khawatir nopo? (Anakmu itu diberitahu, to, Bi!

rrahman t

! Jangan khawatir. Pulangl

jang lebar untuk anak dan suaminya. Dia tahu ayah dan anak itu selalu bersekongkol di belakangnya.

Fan? Sudah

ang bernama Irfan itu tersenyu

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY