akan muntah di atas ranjang, sehingga dia segera melompat turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi kecil yang ada di ujun
sangat ringan ketika berdiri, seperti melayan
i dia hanya bisa berbisik pelan dan akhirn
*
gat jauh dari rumahnya. Bukankah kemarin dia hanya membuka pintu kamarnya setelah mendengar suara langkah kaki dan suara ular melata itu? Oh, ya, dia juga meras
pala itu. Aza merinding dan gemetaran mengingat rasa sakit yang bisa didengarnya dari suara itu. Aza terbangun sepenuhnya, dia mendelik kaget ketika menyadari bahwa kepala kecil itu masih h
Bayangan kepala kecil yang membuka mulutnya dengan penuh rasa sakit itu. A
erit pan
*
dan berteriak lagi. Fiki menunggu saat yang tepat untuk meruqyah Aza dan kemu
riak-teriak histeris pada Fiki. Reaksi yang wajar dan sering ditemui Fiki ketika meruqyah pasien y
ng. Mata Aza nampak sudah meredup dan tidak lagi membeliak li
iapa?" t
a. Mbak Aza sudah b
h ke kanan dan ke kiri. Dan Salma me
Aza masih ingat dengan apa yang terjadi kemarin, Mbak?" ta
apakah Mbak Salma bisa memahami apa yang s
Mbak?" kata Salma dengan mata berkaca-kaca dan kemudian memeluk Aza. Fiki melihat dan menunggu dengan sabar, kadang Salma --is
enceritakan apa yang terjadi kemarin. Cerita Aza
antuk dan kemudian bermimpi buruk sep
lagi. Aza nampak berpikir keras d
persis di depan pintu kamar saya dan suara ular melata yang menurut saya mengikuti langkah kaki orang itu, pasti akan terjadi dua hal. Yang pertama akan ada
ak berpikir, tetapi kemud
ita akan bicara lagi," kata Fiki dan meminta Asma dan Salma untuk membantu Aza.
*
ta ustadz itu membuat Aza merinding. Mata Fiki yang berbeda warnanya dan seperti transparan itu, seakan menghunjam masu
masuki sebuah ruangan luas pada keesokan harinya. Anak lelaki itu memiliki warna mata kanan dan kiri yang b
ih diingat Aza bernama Asma dan Salma masuk ke dalam ruangan bersama dengan seorang wanita setengah tua yang agak bungkuk. A
*
ika Aza mulai menjerit lagi dan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai dengan kesal ketika melihat wanita yang menolong dan membawa Aza ke Pesa
berpandanga
engantuk dan tiba-tiba tertidur seperti Mbak Aza ini, njih, Ust?
menga
z Iqbal pernah meruqyah kasus serupa i
rah Fiki. Pria lain yang juga bera
ma ajian itu adalah K
sekali. Nama ajian it
*