a di dalam mimpi dan halusinasinya. Aza duduk dengan wajah merona malu. Salma tersenyum dan duduk di s
tu mendekati Aza
anita itu. Aza mengangguk. Secara um
wanita itu lagi
ak,
-balik tangan itu, seakan mencari sesuatu. D
ya wanita bungkuk itu dengan agak panik, "cincinnya besar d
k. Salma memandang Fiki --suamin
k Rah, dan sama sekali tidak ada perhiasan yang melekat pada tubuh Mbak Aza," jawab Salma perl
keheranan. Dia memandang Fiki dan Salma bergantian
ya, Ust?" kata Mbok Rah
ya berusaha memanggil-manggil dia, tetapi dia nampak tidak mendengar saya. Saya sangat heran melihat tingkah laku wanita yang sangat aneh itu, karena dia nampak bicara sendiri dan akhirnya
i ke pesantren ruqyah dengan motor. Bukan ke rumah sakit. Dan satu lagi, Ust, waktu saya temukan baju Mbak Aza sama sekali tidak basah. Kerin
ing-masing bernama Iqbal dan Naim, berpandan
?" tanya Fiki dengan agak marah. Asma
lam adalah pemimpin pesantren ruqyah Karang Le
anya Fiki lagi. Asma dan Salma berpandangan lagi. Asma jelas keta
adz juga baru saja masuk kelas, kan?" jawab Salma dengan senyumnya. Dia paham suaminya marah karena
men
pada saat Mbak Aza datang," kata
kan diri. Waktu datang ke sini, Mbak Aza memakai kemeja warna merah dan rok warna hitam. Dan salah seorang pengantar Mbak Aza mengatakan bahwa baju yang dipakai Mbak Aza adalah baju pinj
saja dari rumah sakit dan sebelumnya baju basah. Tidak salah, kan, Ust?
ibirnya. Dia nampak
warna apa, Mbok?" tanya Fiki. Mbok Rah terk
aus warna kuning, Ust. Waktu itu dia juga tidak memakai ji
bak Aza ke pesantren ruqyah?" tanya Fiki lagi, membuat semua orang
ng mencari rumput dengan orang-orang itu. Katanya mereka dari daerah
sepertinya dia sudah kehabisan pertanyaan untu
a dari mana, Mba
jalanan dari sini," jawab Aza. Beberapa or
h? Kalau boleh tahu nama desa atau kampung tempat rumah Mbak Aza berad
ungan dan menggel
saya juga meninggal. Jadi saya tidak tahu nama orang tua saya. Sekarang saya tinggal
nama paman atau pakdhe M
ahnya pias dan pucat.
a tidak t
*
ayam kampung dua butir dan seikat daun beluntas, yang semuanya diletakkan dalam sebuah wadah yang luas. Kemudian Sasongko buru-buru menambah ketan masak yang masih mengepul dan menguarkan bau har
" Terdengar suara wanita di balik
n,)" jawab Sasongko. Dia buru-buru mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya
ongko mendengar suara orang makan dan minum dengan rakus di balik tirai dan dalam sekejap wadah be
kan bisa memberitahu siapa yan
h, M
saji yang sama dan ditambah den
h, M
ari rumah pengap dan kecil itu, dan kemudian dengan mobil tuanya Saso
*