arena lampu itu ternyata adalah kepala-kepala manusia yang diawetkan sehingga bentuknya begitu kecil dan ketika Aza mendeka
orang yang kesakitan dan sangat sedih. Aza menutup telinganya ka
gin teriakan itu berhenti dan ... dan setelah Aza berhenti berte
ia sepertinya tahu apa yang terjadi
a!
begitu. Ketika Aza mendengar suara orang melangkah dan ular melata, pasti akan ada orang yang meninggal, entah tetangganya, entah saudaranya. Kemudian setelah itu, Aza akan mengalami mimpi buruk. Mimpi y
isa mendeng
yang baru dan belum pernah didengarnya.
ata Aza, dan memaksa Aza unt
asuki telinga Aza. Ah, suara itu begitu menenangkan dan menyejukka
nyum pada Aza. Wanita itu terlihat sangat ramah da
ahan. Dua wanita itu berpandan
berd
ga panik. Kedua wanita itu tidak memperhatikan Aza dan malah menoleh ke arah dua orang pria
ncoba memanggil mereka berempat dan mereka berempat m
eorang pria, "nampaknya ada ya
enanyakan di mana dia berada? Atau bahasa mereka berbeda? Tetapi Aza
hwa perkataan pria tadi benar. Dia pasti tidak bisa bicara! Napas A
a jin belaka. Jangan terpancing! Istighfar dan tenangkan diri dulu, njih, Mbak?
, kemudian dia memberikan HPnya kepada Aza sambil tersenyum. Secara tidak sad
mendengar kami?
kan tuliskan apa yang
ramah itu. Kemudian mengetik di HP pria
tu membaca ketikan Aza di HPnya. Mereka berpandangan
reka berempat berbisik-bisik di sudut ruangan itu beberapa saat. Tak lama kemudian kedua wanit
akit. Dia berada di sebuah kamar yang nyaman, bersih
t, karena ternyata kedua wanita itu wajahn
ami, ya? Nanti kami akan minta orang yang menemukan Mbak Aza bercerita kepada kita," kata wanita yang lebih tin
Mbak berdua n
n agak heran dan membaca pesan
, Mbak Salma," jawab wanita berparas cantik dan lembut itu. Aza tersenyum mendengarnya. Dugaannya benar, mereka ber
menelan ludah ketakutan. Dia tidak bisa memegang HP milik Asma. HP itu terlepas dari pegang
epertinya mereka ingin menenangkan Aza, tetapi sepertiny
njerit tertahan, dia melihat so
*