yang sangat mewah dan luas. Dia disambut oleh penjaga dan langs
ntik yang menyelonong masuk ke kamarnya lalu melemp
anita yang telah berani masuk kedalam kam
besar dan empuk ini kalau bukan istrimu." u
isnya. "Apa? Istrik
ang ekspresi
ar lalu kembali bangun dan mem
rsana dengan tidak sopan nya
ah di mana foto dirinya
u menikahimu?" tan
ahu bahwa aku sudah menjadi istri seseorang yang aku pun tak pernah mengenal dan m
tinya dia sudah bosan hidup." Zayver mengepa
nya? Oh, sungguh
urka. "Berani kamu bicara seper
kan istrimu." jawaban Ar
a, bukan dirimu!" tegas Zayver
aknya. Kami kakak beradik yang dilahirkan dari adonan sperma yang sama dan ibu yang b
at Zayver yang menatapnya tajam, lal
menyebalkan. Dia tak menyangka jika Wijaya sudah menipunya dengan memberikan anaknya y
ah dia merasa dipermainkan, ditipu habis-habi
enghadapi gadis yang sepe
ya Arsina, bukan kamu!" Zayver menghela napas. " Ah, Wijaya si tua bangka itu sudah bermain-main denganku. Awas
pada pria itu. Lagi pula, dia juga tidak pernah menganggapku sebagai anakny
ng masih berbaring dengan menutup wajah dengan seb
adi istrinya seperti tak memiliki rasa takut padanya, padahal Zayv
rani ternyata
ut kepadamu, kau kan suamiku?"
akan menganggapmu sebagai ist
giku karena aku hanya ingin menumpang hidup!" sahut Arsana seraya membalikkan badannya memunggu
*
a sudah mulai saling mengenal dan saling mengerti akan sifat masing-masing. Arsana adalah gadis yang suka
i istri sama-sama tidak pernah bertemu sebelumnya, karena
erdebat setiap harinya. Baik Arsana maupun Zayver keduanya belum memiliki rasa cinta, yang ad
. Kamu mengizinkan aku, kan?" tanya
h?" bentak Zayver membuat Arsan
ni ada siapa sel
! Dasar tidak sopan!" sungut Zayver seraya menoy
Zayver, dan betapa terkejutnya gadis itu ka
rti orang yang hendak membunuh!" omel Arsana mengelap bekas cium
a lagi. Dan hal tersebut terjadi hingga beberapa kali membuat Zayv
agi!" ucap Arsana dengan terpatah-patah ka
ata Zayver dengan tegas, lalu melumat bibir A
ulu!" kata Ars
rgi
jejak bibir Zayver tanpa dia tahu jika sang s
yver seraya meninju layar lap
*
ika dia akan pergi shopping bersama Ana sa
esungguhnya pekerjaan Arsana adalah sebagai seorang Agen Rahasia, semacam intelijen yang bertugas untuk mema
yang penjualannya sudah menembus pasar internasional. Jadilah Guru Relawan di sa
alankan tugas. Namun, yang membuatnya bimbang adalah bagaimana dia memberitahukann
erangkat?" tanya Ar
di sana. Kalau kamu sudah siap, hubungi kami." Arsana mengangguk da
an dirinya siap pergi ke Papua untuk tugas. Namun, hal yang tidak diduga terjadi, Zay
engan orang sepertimu, lagi pula ada b
Papu
ama Papua. "Kamu harus ikut denganku tinggal
ja berkelit padahal ini adalah kesempatan emas baginya u
an. Kamu harus tetap ikut denganku!" ujar Za
kamu akan bosan denganku
n Arsana langsung tersenyum, karena sebentar lagi dia akan beraksi di Papua dan menangkap gem