ema di dalam kamar tamu. Ia meny
, sih? Aku masih ngantuk." Affandra kembal
dan memberi klarifikasi ke wartawan. Aku nggak mau tahu, hari ini kamu harus membawanya ke perusahaan!" Kata demi
kerja jam segini." Affandra masih betah meringkuk di bawah selimut. Matanya ma
ncur begitu saja, hah?!" Temi kembali menyibak sel
enunggu di depan perusahaannya. Namun, wanita itu nggak nongol sama sekali.
k minta bantuan p
ntuan ke pamanku?" Aff
i hadapannya, karena kesal. "Tempat kerja wanita itu terma
emarin?" Affandra langsung berge
! Kenapa aku yang disalahkan, hah?!" t
*
kejam terhadap dirinya. Bagaimana hal yang menyakitkan ini terjadi
u nggak akan membiarkan rumahku disita begitu saja." Jeli
hu, karena dia memang tidak mau tahu mengenai urusan orang lain yang tidak menyangkut dirinya. Dia memang dikenal dengan sifat
dra kepada salah satu resepsionis. Tidak ada yang mengenali dirinya kali in
a janji dengan beliau?"
yang tidak gatal. "Belum. Bilang saj
bali menatap ke arah Affandra. "Silakan Anda langsung naik ke lantai du
Affandra langsung b
lakan masuk!" ujar seorang sekretaris pria kepadanya. Ia kemudian masuk da
engenali pria muda yang ada di depannya saat ini. Siapa lagi orang yang berani menyebutkan sebagai keponakan kesayan
dan topi hitamnya. Ia sudah mengira jika pamannya itu
udah menjadi trending topik? Kamu pasti m
ndra memang lebih nyaman dengan pa
a. Namun, dia urungkan ketika melihat wajah polos keponakannya itu. "Kenapa kamu bodoh sekali? Bisa-bisanya
ngataiku bodoh, sih?"
i. "Aku nggak mau tau, jangan sampai ad
Asalkan paman bantu aku b
berada di sana supaya tidak ada yang menemukannya. Selain itu, ia juga menunggu sampai wa
*
ta." Suara Jelita cukup nyaring, hingga membuat teman-temannya menoleh ke arahnya. "Oke
gan tergesa-gesa. Pandangannya mena
Nggak tau ke mana,
gsung merogoh ponsel di sakunya. Ia merasa pan
dipecat?!" teriak para pegawai
ihak bank. Bahkan ada spanduk besar yang bertuliskan jika rumah itu disita oleh pihak bank. Dia merasa si
urunkan perintah dan kami sudah memberikan waktu kepada ibu. Apalagi ini sudah leb
*
15.00. Cuaca sudah mulai mendung. Ia langsung turun dan menuju ke ruangan pamanny
nya. Ya, sudah. Aku keluar dulu, mau rapat."
temu wanita itu, sih?" Affan
para fans yang bergerombol di depan lobi utama. Ia merasa sedi
tur mencarimu dari tadi,"
dengar ada bisikan dari pegawai lain kalau dirinya akan dipecat. "Aku mau k
dia melihat direktur dan sekretarisnya baru saja memasuki lift. Dia langsung berlari dan menatap ke arah lift
t sudah sampai, dia langsung mengeluarkan tangisannya yang dja tahan dari tadi. Bahkan dia tidak peduli saat gerimis mulai membasahi rambu
ini sudah