antengnya luntur loh!" ucap Anggun dengan san
punya calon istri kok," balas Ar
gak ada tuh satu pun guru yang bilang Bapak udah punya calon istri," cibir Anggu
aan. Sejujurnya Anggun sengaja ingin mengalihkan fokus Arjuna y
ling sering masuk
uru BK yang menjadi idola para siswi sejagad SMA Tunas Bangsa itu telah sold out. Senyuman di bibir Anggun seketika merekah saat membayan
mang dirinya tak tahu persis apa isi kepala gadis itu. Tapi ia bisa meneba
ngin kita menginap di sekolah!" titah Arju
kecuali tukang kebun yang bertugas hingga pukul empat sore. Dan kini dirinya harus menyelesaikan hukumannya dengan cepat. Kembali An
asih kurang 107 lagi yang harus dituli
sang wajah memelas. Berharap m
una yang tengah mere
Nanti papa khawatir karena anak perawannya belum pulan
pesan WhatsApp kepada papa kamu. Jadi sekarang lanjutan hukuman kamu dengan cepat!
nggak bakal nakal lagi asalnya orang ini menghilang dari kehidupan hamba untuk s
tiba saja Arjuna menyahut seolah bisa mendengar
n hukumannnya tanpa menghiraukan jemarinya yang
jaannya kepada Arjuna lalu bergegas memakai tas rans
ah," ujar Arjuna seraya mematikan AC kantor BK sedangkan Anggun yang baru sa
ggun begitu saja lalu mem
i desis angin seraya berjalan meninggalkan
samping mobil milik Arjuna. Melihat wajah kesal Anggun Arjuna men
un masih saja terdiam di tempatnya padahal s
n duduk di kursi penumpang bagian belakang. Menyadari Arjuna yang
inya yang semakin memuncak. Anggun sudah capek dan tentu saja sangat lapar karena gara-
ah ke depan," jawab Arjuna lalu kembali berkata-kata se
Anggun dengan kesab
kursi sebelah Arjuna dengan wajah memerah. Sumpah serapah dalam hati Anggun pun tak berhenti di sepanjang jalan dari se
u karena membiarkanmu kelaparan," ucap Arjuna lalu t
ebih dulu memasuki rumah makan. Seperti kerbau dicocok hidungnya Anggun menuruti
epada Anggun agar gadis itu me
Anggun kepada pramusaji yang saat ini berdir
ketika pramusaji tersebut men
berada di ujung kepala sedangkan Arjuna justru memperhatikan setiap detail pergerakan Anggun dengan sesekali
kuan, ya ampun...," tegur Arjuna seraya menyerahkan es
lalu meneguknya dengan cepat. Kali ini Anggun diam, semakin i
arena minuman Arjuna hampir habis diminumnya. Pun d
jawab Arjuna seraya mengambil satu botol min
gun yang telah ke luar dari rumah makan terlebih dahulu. Tanpa men
eka yang berniat membuka kata. Jika Anggun mengumpat dalam hati karena saking kesalnya, Arjuna sebaliknya. Laki-laki itu justru menahan tawa ka
un mengucapkan terima kasih karena Arjuna karena mau mentraktir makan siang dan memberikan t
enyerahkan ponselnya agar Anggun me
hir. Justru sepertinya inilah hukuman terberatnya setelah ini. Dengan me
na yang langsung membuat Anggun meraih ponsel i
nsel Arjuna tapi laki-laki itu t
juna sembari melakukan miss call
ru menekan kunci mobil yang berada di sampingnya. Arjuna men
n mengacuhkan perempuan itu dan melenggang masuk ke dalam kamarnya. Perempuan bernama Intan itu hanya menghela napas panjang dengan sikap putri tirinya
a yang murung di ambang pintu seketika mendekat. Tent
juga dia mengerti sendiri," ucap Akmal lalu me
tapi dia masih saja cuekin aku," adu I
a juga remaja. Dia masih labil," bala
l untuk diletakkannya di atas meja. Melihat wajah
juga dia akan luluh dengan sendirinya." Intan mengangguk lalu mengulas senyu