ulan l
Tok...
kelas 12 IPA-A yang berhasil memecah konsentrasi semua siswa yang tengah s
as guru dan sebagian
una untuk memanggil Kak Anggun Citra Les
n itu di sekolah!" bisik siswi di samping Anggun. Dia a
ah ini, kalian jangan jealous ya!" balas Anggun dengan santai pada kedua sahabatnya.
ini Anggun memang terkenal bandel tapi sekali pun Anggun tidak pernah membantah perintah semua guru yang ada di sekolah.
arena sudah saking hapalnya dengan sepak terjang Anggun selama ini. Di kelas 12 IPA-A ada tiga siswa yang rajin berkunjung ke ruang BK. Antok, Gi
dan Bahasa. Setiap jurusan berada dalam satu gedung. Setiap jenjangnya terdiri dari 12 rombel atau rombongan belajar yang terbagi menjadi 3 jurusan. Kelas pun terpilih dari hasil tes seleksi masuk sekolah dan Anggun masuk di kelas A. Artinya Anggun bukanlah siswi yang tidak pandai.
un kembali mengeja nama ruangan yang tentu saja sangat dihapalnya. Di dalam sana ada 5 guru BK yang selalu sabar menghada
intu di hadapannya. Ketukan ketiga barulah seorang pere
erempuan bernama Zahra tersebut. Zahra adalah guru BK
ri Pak Arjuna ya?" balas Zah
awab Anggun d
ertinya masih ke kamar mandi," balas Bu
sena Cakrawangsa. Sebenarnya Anggun tidak takut pada laki-laki berkacamata berparas tampan tersebut. Anggun hanya merasa tidak nyaman jika orang lain mengusik masalah pribadinya. Terutama masalah dalam keluarganya. Mungkin di mata sebagian o
saku seragam putihnya. Namun belum sampai hatinya terhibur suara decit kursi menginterupsinya. P
jar Arjuna seraya mendaratk
l dirinya sudah memberikan senyuman termanisnya tapi laki-laki dewasa
dari sisi manapun Arjuna tetaplah tampan dan menarik apalagi saat kacamata berframe hitam itu bertengger mesra di hidung bangirnya. Kadar ketampanan Arjuna bert
Anggun yang sudah hapal dengan alur di ruangan ini lantas turut beranjak dan menyusul langkah lebar Arjuna yang lebih dulu sampai. Rungan sempit yang hanya disek
pada buku di hadapannya seolah baru
ewa yang terus menggerus harapan mereka. Sejatinya remaja seperti mereka tidaklah berdosa. Mereka hanyalah korban yang terperangkap dalam problematika orang dewasa yang lebih memenangkan ego daripada sebuah cinta. Mereka hanyalah
i?" Arjuna mengeluarkan sesuatu da
gan enteng saat melihat barang berbentuk kotak pe
barang ini?" ujar Arjuna lagi
ker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, serangan jantung, stroke, demensia, disfungsi ere
memamerkan rahang tegasnya di hadapan Anggun. Siswi di hadapannya
a kamu mengonsumsinya?" Pertanyaan
Arjuna, Anggun menundukkan wajahnya sembari kembali berkata-kata, "Mungkin karena
sekian siswi, Anggun adalah siswi yang selalu berpenampilan sederhana. Tidak pernah neko-neko. Anggun biasa hanya
perubahan tatapan Arjuna padanya. Bukan marah atau benci padanya melainkan rasa iba yang tersirat di dalam sana dan Anggun
ng kamu lakukan ini salah. Dengan alasan apapun ini tetap tidak bisa diben
hat orang-orang yang kita cintai bahagia dengan car
at mengabur. Hatinya tersayat mendengar penuturan Arjuna. Salahkah jika dirinya ingin memiliki keluarga yang sempurn
tik. Kamu sempurna Anggun. Jangan sampai kamu merusak masa depan kamu sendiri. Apalagi sebentar lagi kamu lulus SMA. Perjalanan kamu masih panjang. Raih cita-ci
pada Anggun. Gegas Anggun menerima dan mengusap ai
at Bapak," jawab Anggun
memasang ekspresi yang tentu sud
isa jangan bersihin kamar mandi ya Pak, bau soalnya hehehehe," sahut An
lalu memperlakukan Anggun dengan keras dan tegas. Namun Anggun bukannya luluh, gadis itu justru sering membuat masalah di sekolah. Surat panggilan untuk orang tuanya pun tidak pernah sampai di tangan kedua orang tuanya. Akhirnya Arjuna s
ertanya. Memberikan penawaran palsu ke
nya jangan membersihkan kamar mandi atau berdiri di tengah lapangan ya Pak," pinta Anggun
kali," titah Arjuna dengan serius. "Satu lag
at istighfar sebanyak 1000x tentu bukanlah hukuman yang ringan.
dengan memasang wajah memelas. Me
matnya, "tidak bisa! Sekarang silahkan ke luar da