berusia 66 tahun tersebut menelisik penampilan sederhana Angg
ut Sovia berharap pernikahan itu berjalan lancar. Mengingat cucunya yang hingga kini belum juga memiliki niat untuk berumah tangga maka Sovia terpaksa harus turun tangan. Tentu
" bisik Anggun di telinga perempuan tua berusia 66 tahun yang t
pintar dia juga cantik," balas Umi, nenek Anggun dengan
ndidik cucunya kelak sedangkan Sovia menginginkan hati cucunya yang telah beku segera mencair karena patah hati yang pernah dialaminya. Tentu sa
ulu sambil menunggu cucumu datang?" tawar
at duduknya. Namun belum sampai mereka semua meninggalkan ruang tamu terdengar suara pintu mobil dari
Sovia dengan tersenyum lebar.
di telinga Umi menuntut penjelasan. Tak seperti tadi Umi acuh, kali ini
las Umi lalu melangkah bersama Sovia menyambut kedatangan lak
-laki itu berdiri di ambang p
is yang tercetak jelas di sana. Bulu-bulu halus yang sengaja dibiarkan mengitari rahang tegasnya menjadi nilai plus untuk laki-laki dewasa tersebut. Tentu tak akan ada satupun perempuan yang meng
ggun menginginkan laki-laki yang kelak menjadi imamnya adalah laki-laki religius. Memiliki ilmu agama yang mumpuni. Jika perlu ustadz sekalian agar mampu menuntunnya kembali
siapa sosok laki-laki tersebut. Dia adalah guru BK di sek
telah menatap Anggun sekilas. Diraihnya tangan k
sudah saling kenal sejak lama. Memang Anggun sudah beberapa kali bertemu den
di hadapannya. Tentu saja Umi yakin jika laki-laki pilihannya untuk Anggun tidak akan salah. Arjuna pasti mam
lengan Umi dan membawanya sediki
olong Nek jelasin ke Anggun," cecar Anggun dengan lirih yang
nah bilang klo kamu sudah dijodohkan dengan cucu
ini sangat dibencinya justru yang akan menjadi suaminya. Bisa-bisa Anggun mati berdiri karena harus mendengarkan tausiah membosankan seperti yang biasa dilakukan oleh l
mi lalu mendekati Arjuna tanpa sedikit pun memutus
ndaan kan?" tanya A
Umi dan Nenek Sovia," ba
rasa sesak bagai terhimpit batu besar. Dunianya runtuh seketika. Mendadak p
dalam pelukan Arjuna dalam kondisi tak sadarkan diri. Seingatnya tadi Anggu
membawa gadis itu ke kamarnya. Gegas Umi berjalan menuju kamar Anggun dan membuka pintu.
kaget," terang Arjuna untuk menenangkan kepanikan kedua pe
Umi lalu bergegas ke luar dari kamar cucun
muda untuknya. Masa depan gadis itu masih panjang. Seharusnya Anggun meneruskan pendidikannya bukan malah menikah. Tapi Arjuna pun tid
lantas menerima dan segera membuka tutup botol tersebut. Tiba-tiba Arjuna
juna yang mendadak merasa gugup dan tidak berani men
juga bakal menikah," tukas Sovia yang saat ini du
tu saja sensitif jika bersentuhan langsung dengan kulit halus seorang perempuan. Apalagi sudah dengan jelas barang apa yang akan d
enanamkan dalam benaknya jika gadis tak sadarkan diri di hadapannya adalah siswi di sekolah tempatnya me
aki Anggun agar segera siuman. Tak lama usaha Arjuna berhasil. Anggun mulai menu
an sendu. Jika memang karena perjodohan ini membuat Anggun bersedih maka ia rela membatalkannya. Sudah cukup penderitaan
ketiga orang yang saat ini mengitarinya. Lalu pandangan Anggun berhenti pada satu-satunya lak
dengan Anggun?" pinta Arjuna kepada ked
ta pendapat. Lalu secara serempak mereka berali
mi tunggu di ruang makan," sahut Sovia k
tersebut pergi barulah Arjuna kembali
ni semua?" todong Ang
ai berkaca-kaca. Arjuna sungguh tak tega. Tapi kesepakatan telah dibuat
enuh kelembutan. Perlakuan yang sebelumnya tak pernah ia l
ali melayangkan pertanyaan, me
ah berjanji akan selalu menjagamu," terang Arjuna tentang janji
ka ia mulai mengenal Anggun dan menangani semua masalahnya di sekolah Arjuna mengerti. Bagaimana penderitaan gadis ters
t Anggun dengan netranya yang telah mengabur. Buliran bening yang telah menggantung di pel
a sebelum menghembuskan dengan kasar. Lalu di raihnya
k. Beliau adalah satu-satunya orang tua yang saya miliki saat ini. Jadi saya tidak ingin mengecewakan beliau," jujur Arjuna apa
iba. "Asal jangan menganggap saya ayah kamu saja," sahut Arjuna mencoba mencairkan suasana. Seketika An
Anggun dengan kesal. Meskipun Anggun akui melihat tampang
berniat sedikit pun membuka kata. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing yang sedang mencari
sembari mengubah pos
!" balas Arjuna seraya terus memperha
Anggun sengaja menggantungkan kalimatnya demi melihat eksp
a Anggun!" sahut Ar
ng akan diberikannya, Anggun membena
ni sekolah," sebut Anggun yang ternyata di luar ekspetasinya. Arjuna
a tanpa melepaskan
menyampaikan syarat yang kedua. Syarat yang ten
tu ranjang untuk waktu yang tidak ditentukan."
ama. Laki-laki dewasa itu justru terlihat mengulas s
arat yang memberatkan bagi Arjuna agar laki-l
sampai ada orang yang curiga," sambung Anggun
Arjuna memberi jeda pada kalimatnya seraya mengusap lem
meminta cera