kedua kakinya di atap rumah bagian belakang. Pendekar berpostur pendek itu menyibak sedikit atap rumah yang tersusun dari daun-dau
esempatan terbaik agar bisa membebaskan Retnoyoni dari tawanan Musto Ireng. Dari beberapa pembicaraan anak buah Musto Ireng, Bendu tahu bahwa Musto Ireng punya rencana licik untuk mencapai keinginannya. Dia ingin mengumpulkan beberapa pendekar dari golongan hitam untuk menggal
ati Brajaseta pernah berburu ke Hutan Titir. Waktu itu Bendu hampir saja ditangkap oleh prajurit Pulungwarih. Namun Adipati Brajaseta m
akannya. Dia akan selalu mengingat jasa baik Adipati Brajaseta, dan sampai kapan pun Bendu akan selalu meng
ang berada dalam tahanan Musto Ireng. Dia berbisik kepada Bendu, "Hati-hati, jangan sampai kede
t Musto Ireng tadi berangkat entah kemana. Pada saat Musto Ireng tidak berada di rumah atau sarang ereka ini, maka dirinya berani menyusup. Dalam perhitungannya, bila sampa
!" teriak seorang anak buah yang
hayakan jiwanya dan Retnoyoni. Dalam ruang sesempit ini, mereka berdua bisa direncah habis
usto Ireng yang berpakaian serba gelap itu. "Kalau t
nya tidak terduga, dia merasa serba salah sekarang. Di satu sisi dirinya ingin menolong Retnoyoni, di sisi l
soalan yang kini dihadapinya, secara tiba-tiba anak buah Musto Ireng itu melesat terba
huan! Maka tanpa pikir panjang lagi Bendu segera melesat ke arah anak buah Musto Ireng yang sedang melesat ke atap. Bendu menyongsongnya dengan
tendangan Bendu. Tanpa ampun lagi, Bendu ingin menghabisi lawan sekalian biar dirinya bis
hatinya. Kalau dirinya mengerahkan segala kemampuannya bisa saja menundukkan mereka. Tapi hal itu angat menguras tenaganya. Itu pun kalau di
mulut anak buah Musto Ireng yang tadi menyerangku merupakan panggilan yang sangat manjur. Terbukti mereka telah berku
bertubuh tinggi besar. Tinggi dan besarnya empat kali tinggi dari besarnya Bendu! "Kau
awa Bendu membuat mereka jadi gusar. Ada apa gerangan si manusia pendek itu bisa terpingkal-pingkal s
tawa, tikus jelek?" tan
hahaha? Nyebut, begundal goblok..., nyebut...! Memangnya jadi raja itu enak, apa?" kata Bendu bernada mengejek. "Kalau Kanjeng Rajamu itu tidak becus menjadi raja, entah itu raja apa dan di mana pun kerajaannya, maka justru akan banyak musuhnya. Mulai dari rakyatnya sendiri sampai seluruh punggawa kerajaan. Mereka pada awalnya mera
*